Observasi Pengamatan Interview Wawancara

Ciri yang keempat adalah bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan informasi statik tetap. Artinya kapan pun ia datang dan pergi, data tersebut tidak akan pernah berubah karena ia sudah merupakan data mati yang tersimpan dalam rekaman tertulis teks, angka, gambar, rekaman tape atau film Zed, 2004.

2.7.2 Studi Lapangan

2.7.2.1 Observasi Pengamatan

Observasi pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. Peranan pengamat dapat dibedakan berdasarkan hubungan partisipatifnya dengan kelompok yang diamatinya, yaitu Gulo, 2002: a. Partisipasi penuh Menyamakan diri dengan orang yang diteliti. Dengan demikian pengamat dapat merasakan dan menghayati apa yang diamati oleh responden. Tidak jarang seorang pengamat tinggal bersama dengan kelompok masyarakat yang diamatinya dalam waktu yang cukup lama sehingga ia dianggap sebagai bagian dari masyarakat yang bersangkutan. b. Partisipasi sebagai pengamat Masing-masing pihak, baik pengamat maupun yang diamati menyadari peranannya. Peneliti sebagai pengamat membatasi diri dalam berpartisipasi sebagai pengamat, dan responden menyadari bahwa dirinya adalah obyek pengamatan. Oleh karena itu, pengamat membatasi aktivitasnya dalam kelompok responden. c. Pengamat sebagai partisipan Peneliti hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitiannya. d. Pengamat sempurna complete obsever Peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Ia mempunyai jarak dengan responden yang diamatinya. Dalam bukunya Gulo 2002, observasi pengamatan terdiri atas: a. Persiapan termasuk latihan training b. Memasuki lingkungan penelitian c. Memulai interaksi d. Pengamatan dan pencatatan e. Menyelesaikan tugas lapangan

2.7.2.2 Interview Wawancara

Wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara interviewer untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai interviewee. Wawancara interview telah diakui sebagai teknik pengumpulan datafakta fact finding technique yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem Hartono, 2005. Kebaikan dari wawancara adalah sebagai berikut Hartono, 2005: a. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. b. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan- pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang. c. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak- gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai. d. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.

2.8 Rapid Application Development RAD