mencapai 15.000 sampai 20.000 lembaga. Naingolan,
2008. Dengan
perkembangan tersebut,
setiap lembaga
non-profit harus
memiliki kualitas operasional dan manajerial yang baik agar kegiatan yang dilakukan lembaga non-
profit dapat berjalan dengan lancar. Salah satu
peningkatan kualitas operasional tersebut adalah dengan menggunakan teknologi informasi dalam
pengelolaan data-data keuangan untuk dijadikan laporan yang bisa menjadi bahan pertimbangan
bagi manajer keuangan dan direktur untuk membuat keputusan.
Pada LSM PATTIRO, sistem pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas yang ada masih
manual. Sistem pencatatan keuangan manual yang ada tidak menggunakan bukti transaksi bernomor
urut tercetak. Hal ini bisa menyebabkan manajemen dapat kehilangan kontrol, bisa jadi
ada transaksi-transaksi yang tidak tercatat, baik karena unsur kesengajaan atau tidak sehingga
informasi yang dihasilkan tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Dan ini mengakibatkan
laporan keuangan tidak bisa dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Dengan menjadikan sistem pencatatan keuangannya
menjadi terkomputerisasi
diharapkan masalah yang terjadi pada LSM PATTIRO dapat teratasi, selain itu sistem yang
terkomputerisasi ini juga diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menhilangkan sama
sekali redudansi data yang biasa terjadi pada sistem manual.
Hal tersebut di atas menjadi latar belakang dan dijadikan alasan untuk penulisan
tugas akhir dengan judul “Rancang Bangun Sistem
Informasi Pencatatan
Keuangan Organisasi
Non-profit Studi
Kasus di
Lembaga Swadaya
Masyarakat LSM
Pattiro”. 1.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya penelitian dan pengembangan
sistem informasi
pencatatan keuangan organisasi non-profit dalam menunjang
penulisan skripsi ini adalah: a. Menganalisa sistem dan mengidentifikasi
masalah pada sistem yang sedang berjalan di Divisi Finance PATTIRO.
b. Mengatasi masalah internal yang terjadi pada sistem pencatatan keuangan PATTIRO.
c. Merancang suatu perangkat lunak yang mampu
membantu mengolah
data-data keuangan untuk dijadikan laporan.
d. Membuat perangkat lunak yang sesuai dengan rancangan sistem perangkat lunak
tersebut.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Rancang Bangun
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur segala sesuatu
sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencanakan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata bangun berarti bentuk, cara menyusun atau susunan yang
merupakan suatu wujud, struktur Departemen Pendidikan Nasional, 2000.
Rancang bangun
berarti mendesain
bangunan yang
akan dibuat
Departemen Pendidikan Nasional, 2000. Perancangan sistem
menurut John Burch dan Gary Grudnitski dalam buku Jogiyanto, 2005 dapat didefinisikan sebagai
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
2.2 Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah bagian dari sistem informasi manajemen yang
menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi
disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi akuntansi organisasi seperti ikhtisar arus kas dan
informasi pembayaran. Bodnar, 2000
Istilah sistem
informasi keuangan
digunakan untuk menjelaskan subsistem CBIS yang memberikan informasi kepada orang atau
kelompok baik di dalam atau di luar perusahaan mengenai
masalah keuangan
perusahaan, informasi
disajikan dalam
bentuk laporan
periodik, laporan khusus, hasil dari simulasi matematika, komunikasi elektronik dan srana dari
sistem pakar. McLeod, 2001 Sistem informasi keuangan terdiri dari
subsistem input dan output yang digambarkan dengan model sistem informasi keuangan sebagai
berikut Mc Leod, 2001 :
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Keuangan McLeod, 2001
Penelitian ini hanya terfokus pada sistem informasi akuntansi pada subsistem inputnya dan
subsistem manajemen dana pada outputnya. 2.2.1 Sistem Informasi Akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan
perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi, dan menyediakan informasi bagi
pemakai baik di dalam maupun di luar perusahaan. McLeod, 2001
Data akuntansi menjadi penting karena menyediakan
catatan segala
sesuatu yang
berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Catatan dibuat untuk setiap transaksi,
menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya, siapa yang terlibat, dan dalam banyak kasus
berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat dianalisis dalam berbagai cara untuk memenuhi
sebagian informasi manajemen. McLeod, 2001 2.2.2 Subsistem Manajemen Dana
Arus uang dari lingkungan, melalui perusahaan, dan kembali ke lingkungan adalah
penting karena
uang digunakan
untuk memperoleh sumber daya fisik yang lain. Arus ini
dapat dikelola untuk mecapai dua tujuan McLeod, 2001 :
1. Untuk memastikan bahwa arus pendapatan
lebih besar daripada arus keluarnya biaya. 2. Untuk memastikan bahwa keadaan ini akan
stabil sepanjang tahun. Banyak analisis yang bisa digunakan
dalam subsistem manajemen dana, namun yang biasa digunakan adalah analisis arus kas.
Perangkat lunaknya disebut model arus kas. Dengan menggunakan model arus kas, manajer
dapat
melakukan pertimbangan-pertimbangan
keuangan untuk membuat keputusan menurut cara yang diinginkan. McLeod, 2001
2.3 Organisasi Non-Profit