57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah perkembangan e-commerce
Pertama kali bermula pada tahun 1990 Tim Berners-Lee menciptakan browser web World Wide Web yang mengubah jaringan telekomunikasi
akademik menjadi sistem komunikasi untuk semua orang setiap hari secara mengglobal yang dikenal dengan nama internet. Pada awalnya
penggunaan internet bertujuan komersial dilarang dengan keras. Ini dikarenakan adanya larangan commercial network traffic oleh National
Science Foundation’s NSFNET yang merupakan backbone Internet. Tahun 1991 NSF menghapus larangan untuk tujuan komersial dan saat
itulah membuka jalan bagi electronic commerce e-commerce. Hanya saja, tidak semua kebijakan mengenai komersial dicabut. Baru pada
tanggal 30 April 1995, batasan komersial yang paling terakhir dicabut. Istilah perdagangan elektronik e-commerce telah berubah sejalan
dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen
komersial seperti pesanan pembelian secara elektronik. Kemudian istilah perdagangan elektronik berkembang menjadi suatu aktivitas yang
mempunyai istilah yang lebih tepat dikatakan perdagangan web, yaitu pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman
58 HTTPS, protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk
merahasiakan data penting pelanggan. Jika menelusuri sejarah, maka perusahaan paling pertama yang
mendirikan toko online adalah Pizza Hut. Mereka menyediakan fasilitas pemesanan online atau pengiriman ke rumah untuk testing pada tahun
1994 di Santa Cruz, California. Pada tahun 2007 seluruh daerah sudah mendapatkan opsi dalam sistemnya. Berlanjut pada tahun 1995, Amazon
muncul sebagai toko buku online. Belakangan perusahan tersebut menyadari barang dagangan lainnya juga memiliki permintaan yang
tinggi, sehingga pada akhirnya mengadakan perluasan dengan menjual berbagai komoditas. Pada akhir tahun 2000, banyak perusahaan Eropa dan
Amerika menyediakan fasilitas pelayanan melalui World Wide Web. Semenjak saat itulah, orang mulai mengasosiasikan istilah “e-commerce”
sebagai kemampuan untuk membeli berbagai produk melalui internet Garry, 2010.
2. Perkembangan e-commerce di Indonesia
Di Indonesia, fenomena e- commerce ini sudah dikenal sejak tahun
1996 dengan munculmya situs http:http:www.sanur.com sebagai toko
buku online pertama. Kemudian, beberapa layanan e-commerce pun mulai bermunculan.
Situs seperti
astaga.com, mandirionline.com
dan satunet.com sempat populer. Namun, krisis moneter yang menimpa
Indonesia sekitar tahun 1998 memperburuk kemajuan bisnis e-commerce Amaliya, Ulya.
59 Belakangan ini e-commerce kembali berkembang dan menyita
perhatian penduduk Indonesia. Untuk pengguna internet di Indonesia, di tahun 2012, jumlah pengguna internet mencapai 55 juta orang. Jumlah
tersebut tercatat
mengalami pertumbuhan
sebesar 30,9
persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk belanja online,
Pada tahun 2009 di Indonesia baru ada 3 persen pengguna internet yang berbelanja secara online. Angka tersebut meningkat di tahun 2012 hingga
mencapai 6 persen dari pengguna internet. Meningkatnya transaksi e- commerce di Indonesia ini antara lain disebabkan oleh membaiknya
pertumbuhan perekonomian di Indonesia Setyowati, 2012.
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Uji Validitas Data Menurut Priyatno 2010:17, untuk mengukur validitas kuesioner
dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan 30 sampel try out.
Setelah dilakukan pengolahan data kuesioner dengan alat bantu SPSS versi 17.0, diperoleh hasil yang tercantum pada tabel 4.1.
60 Tabel 4.1
Uji Validitas Item Pertanyaan
Variabel Konstruk
Penilaian Pearson
Correlation Sig.
2-tailed N
Ket.
Shopping Enjoyment
X
1.
1 0,736
0,000 30
Valid X
1.
2 0,849
0,000 30
Valid X
1.
3 0,855
0,000 30
Valid Brandfashion
Conscious X
2.
1 0,935
0,000 30
Valid X
2.
2 0,879
0,000 30
Valid X
2.
3 0,868
0,000 30
Valid Conveniencetime
conscious X
3.
1 0,848
0,000 30
Valid X
3.
2 0,935
0,000 30
Valid X
3.
3 0,888
0,000 30
Valid
Price Conscious X
4.
1 0,825
0,000 30
Valid X
4.
2 0,851
0,000 30
Valid X
4.
3 0,536
0,002 30
Valid X
4.
4 0,869
0,000 30
Valid Shopping
Confidence X
5.
1 0,900
0,000 30
Valid X
5.
2 0,912
0,000 30
Valid X
5.
3 0,956
0,000 30
Valid Brandstore
Loyalty X
6.
1 0,972
0,000 30
Valid X
6.
2 0,977
0,000 30
Valid Pencarian
Informasi Online Y
1.
1 0,917
0,000 30
Valid Y
1.
2 0,944
0,000 30
Valid Sumber: data primer diolah untuk penelitian
Berdasarkan pada tabel 4.1, terlihat bahwa semua item pertanyaan yang diberikan kepada 30 responden adalah valid. Hal tersebut dapat
dilihat dari angka Pearson Correlation masing-masing adalah bernilai lebih dari 0,3. Variabel Belanja Online hanya memiliki satu item
61 pertanyaan saja, jadi secara otomatis pertanyaan tersebut dinyatakan valid
Nawawi dalam Sigit, 2006:86. 2. Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur dapat dianggap reliabel apabila nilai cronbach alpha yang diperoleh ≥ 0,60. Untuk mendapatkan hasil uji tersebut digunakan
alat bantu program SPSS versi 17.0 Priyatno, 2010:32. Tabel 4.2
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbachs
Alpha N
of Items Keterangan
Shopping Enjoyment
0,729 3
Reliabel Brandfashion
Conscious 0,874
3 Reliabel
Conveniencetime conscious
0,866 3
Reliabel Price Conscious
0,786 4
Reliabel Shopping
Confidence 0,910
3 Reliabel
Brandstore Loyalty
0,945 2
Reliabel Pencarian
Informasi Online 0,837
2 Reliabel
Sumber: Data primer diolah untuk penelitian Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh nilai cronbach’s alpha untuk semua
variabel lebih dari 0,60, maka semua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena cronbach’s alpha ≥ 0,60. Variabel Belanja Online hanya memiliki
satu item pertanyaan saja, jadi secara otomatis pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel Nawawi dalam Sigit, 2006:86.