12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Electronic Commerce
E-commerce diartikan sebagai kegiatan menjual produk secara online, tapi faktanya jenis bisnis apapun yang dilakukan secara elektronik adalah e-
commerce. Kegiatan e-commerce merupakan kegiatan membuat, mengelola, dan meluaskan hubungan komersial secara online Kienan, 2001.
Terdapat empat kategori dalam istilah e-commerce Bearden et al., 2001, yaitu:
1. Bussiness to Customer B2C, pelaku bisnis melakukan penjualan barang
dan jasa kepada konsumen akhir. 2.
Business to Business B2B, melibatkan penjualan produk dan layanan antar perusahaan. Pemasar B2B menggunakan situs web B2B, e-mail,
catalog produk online, jaringan perdagangan online, dan sumber daya online lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani
pelanggan yang ada dengan lebih efektif, dan memperoleh efisiensi pembelian dan harga yang lebih baik.
3. Consumer to Consumer C2C, konsumen dapat melakukan transaksi jual
beli atau pertukaran informasi barang atau jasa secara langsung dengan konsumen lainnya, melibatkan konsumen yang menjual secara langsung
13 ke konsumen. Transaksi ini terjadi di dalam naungan sebuah situs web.
Contohnya seperti situs web eBay, amazon.com, dan kaskus.co.id yang memungkinkan orang menjual barang mereka ke konsumen lain atau
dengan melelangnya kepada penawar tertinggi. 4.
Consumer to Business C2B, konsumen individu menjual produk atau jasa kepada pelaku bisnis.
B. Orientasi Belanja
Orientasi belanja adalah gaya pembeli yang menempatkan penekanan khusus pada aktivitas tertentu Hawkins, Best, dan Coney dalam Gehrt dan
Shim, 1998:35. Orientasi belanja dapat didefinisikan sebagai gaya pembelanja yang memberikan penekanan khusus pada gaya hidup belanja
yang mencakup kegiatan belanja, kepentingan dan pendapat, dan mencerminkan pandangan dari belanja sebagai sebuah fenomena sosial,
rekreasi dan ekonomi yang kompleks Visser dan Preez dalam Hassan et al., 2010:176. Orientasi belanja dikonsepkan sebagai bagian tertentu dari gaya
hidup dan dijalankan oleh berbagai kegiatan, kepentingan dan pernyataan pendapat yang relevan dengan tindakan belanja Li et al. dalam Kwek et
al.,2010:5. Orientasi belanja dapat diidentifikasi menjadi sebelas kelompok: pembeli
confident, brand conscious, conveniencetime conscious, pembeli mall, pembeli toko lokal, pembeli apatis terhadap produk yang dibuat oleh
Amerika, pembeli katalog, penampilan manajer, pengguna kartu kredit,
14 pembeli ekonomis dan fashion conscious. Pembeli confident yakin akan
kemampuannya membuat keputusan dalam melakukan pembelanjaan, sedangkan brand conscious mencari merek-merek yang terkenal.
Conveniencetime conscious mencari toko yang paling nyaman menurut mereka, sedangkan pembeli mall lebih menyukai berbelanja di pusat
perbelanjaan. Pembeli toko lokal lebih menyukai untuk membeli pada toko- toko lokal yang lebih kecil, sedangkan pembeli apatis terhadap produk yang
dibuat oleh Amerika tidak peduli di mana produk tersebut dibuat. Pembeli katalog memilih untuk berbelanja melalui katalog. Appearance managers
meyakini bahwa pilihan akan suatu produk akan mempengaruhi reputasi mereka di mata orang lain. Pembeli ekonomis lebih memperhatikan produk
yang lebih murah, sedangkan fashion conscious membeli produk sesuai musim yang sedang terjadi Shim dan Kostiopulos dalam Zhang, 2010:11.
Hong et al dalam Prabowo dan Suwarsi 2007 melakukan penelitian pada konsumen Korea yang menggunakan internet untuk pembelian. Dari
penelitian tersebut ditemukan bahwa konsumen bervariasi karena adanya perbedaan orientasi belanja. Mereka mengidentifikasi empat tipe dalam
orientasi belanja, yaitu: highly-involved, customer service conscious, price conscious dan apathetic shopping orientations. Mereka menemukan bahwa
highly-involved shoppers cenderung mencari informasi yang lebih luas mengenai produk atau jasa dan lebih menyukai internet untuk berbelanja.