UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hemoglobin
11 – 18 mgdl
Leukosit 6 – 17 x 10
3
mm
Neutrophil
9 – 34
Limhosit 65 – 85
Eosinophil
0 – 6
Manosit 0 – 5
Basofil
0 – 1,5
Platelet 500 – 1300 x 10
3
mm
Protein serum 5,6 – 7,6 gdl
Albumin
3,8 – 4,8 mgdl
Globulin 1,8 – 3,0 mgdl
Glucose serum
50 – 135 mgdl
Nitrogen urea darah 15 – 21 mgdl
Creatinin
0,2 – 0,8 mgdl
Total bilirubin 0,20 – 0,55 mgdl
Lemak serum
70 – 415 mgdl
Phospolipid 36 – 130 mgdl
Trigliserida
26 – 145 mgdl
Cholesterol 40 – 130 mgdl
Serum kalsium 5,3 – 13 mgdl
Serum phosphat
5,3 – 8,3 mgdl M.B.M Malole dan C Sri Utami Pramono, 1989
2.8 SIMPLISIA
Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Berikut adalah perbedaan jenis simplisia berdasarkan sumbernya yaitu:
2.8.1.1 Simplisia nabati 2.8.1.2 Simplisia hewani
2.8.1.3 Simplisia pelikan mineral
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan merupakan
isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau senyawa nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni Depkes RI, 2000.
2.9 EKSTRAK
Ekstrak adalah
sediaan kental
yang diperoleh
dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sessuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan Depkes RI, 2000. 2.9.1 Ekstraksi Dengan Cara Dingin Depkes RI, 2000.
2.9.1.1 Maserasi
Maserasi adalah suatu metode ekstrak menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.
Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan
pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.
2.9.1. 2 Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan
pada temperatur
ruangan. Proses
terdiri dari
tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali
bahan.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.9.2 Ekstraksi Dengan Cara panasDepkes RI, 2000. 2.9.2.1 Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas
yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali
sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
2.9.2.2 Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi
ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
2.9.2.3. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan
kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40 – 50
o
C.
2.9.2.4 Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih,
temperatur terukur 96
o
-98
o
C selama waktu tertentu 15 – 20 menit.
2.9.2.5 Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30
o
C dan
temperatur sampai titik didih air .
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.10 Potensi Penelitian
Dari penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa rumput laut Gelidium sp, Hypnea sp, Eucheuma sp dan Sargasum sp memiliki
senyawa glukoronoxylorhaman sulfat, alginat, funoran, karagenan, dan forphyran dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, penelitian ini
mampu memberikan informasi ilmiah dari ganggang merah Gracilaria verrucosa terhadap penurunan kolesterol pada tikus putih jantan yang
diinduksi pakan hiperkolesterol, sehingga dapat dikembangkan sebagai bahan baku obat herbal asli Indonesia untuk manusia.
Demikian rujukan sebagai dasar acuan data, konsep, teori yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, agar terarah ketika menganalisa temuan lapangan
khususnya di laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Drug Research Development PDR dan di laboratorium animal house Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitinan ini dilakukan pada bulan Mei 2011 sampai dengan bulan
Januari 2012.
3.2 Hewan, Bahan Uji Dan Alat
3.2.1 Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan yaitu tikus putih jantan galur Spargue Dawley berumur 3-4 bulan dengan berat badan 200-250 gram yang
diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Pakan berupa butiran pellet diberikan sebanyak ± 20
gramekorhari dan diberikan minum secukupnya.
3.2.2 Bahan Uji
Bahan uji yang digunakan adalah
ganggang merah Gracillaria verrucosa yang dibudidayakankan di tambak daerah desa tengkurak pantai
Serang Banten pada bulan juli 2011
dan simvastatin sebagai obat pembanding yang diperoleh dari Apotek Generik.
3.2.3 Bahan Kimia
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70, Na-CMC, NaCl, ammoniak, kloroform, HCl, asam sulfat, Na -
hidroksida, pereaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, n-Butanol, H
2
SO
4,
FeCl
3
, NaOH, Aquades, tes strip kolesterol.