2 Hasil Temuan Penapisan Fitokimia

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penyiapan simplisia, ekstraksi menggunakan metode digesti, penyaringan dan pengentalan menggunakan alat rotary evaporator. Penyiapan simplisia ganggang merah dapat dilakukan dengan cara sortasi basah hingga tidak ada bau dan kotoran yang melekat, lalu dikeringkan dengan cara diangin – anginkan, setelah kering di lakukan perajangan dan penghalusan menjadi serbuk berukuran kecil. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode digesti dengan pelarut etanol 70. Metode ini dipilih karena memiliki beberapa keuntungan, diantaranya yaitu : waktu pengkerjaan yang singkat dan jumlah rendemen yang didapat lebih banyak. Pelarut etanol 70 dipilih karena lebih mudah didapatkan dan mampu melarutkan hampir semua zat baik yang bersifat polar, semi polar dan non polar Depkes RI, 2000. Ekstrak yang didapat selanjutnya dilakukan penyaringan dan diuapkan pelarutnya menggunakan Rotary Evaporator. Hasil rendemen yang didapat yaitu 32 gram 7,1. Hal ini disebabkan metode digesti menggunakan suhu 50 C pada proses ekstraksi, sehingga mempercepat proses penyarian senyawa-senyawa pada ekstrak secara maksimal dan didapatkan nilai rendemen yang lebih besar. Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia untuk mengetahui senyawa kimia apa saja yang terdapat pada sampel. Penapisan fitokimia dilakukan berdasarkan metode Farnsworth. Hasil penapisan fitokimia yang ditunjukkan pada tabel memberikan data bahwa sampel mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan galur Sprague Dawley sebagai hewan percobaan. Tikus ini diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan telah di identifikasi oleh Laboratorium Histopatologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Hasil identifikasi dapat dilihat pada lampiran 5. Selanjutnya hewan uji tersebut dilakukan aklimatisasi selama 30 hari hingga didapat berat badan yang ideal yaitu lebih kurang 200 gram. Setelah itu hewan uji dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui rentan dosis ekstrak ganggang merah Gracilaria verrucosa yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkhasiat menurunkan kolesterol darah total pada hewan uji. Dosis uji pendahuluan yang digunakan yaitu: 2 mg200gramBB, 20mg200gramBB, 200mg200gramBB, dan 400 mg200gramBB. Uji pendahuluan dilakukan selama 21 hari, dengan pengambilan darah sebanyak 3 kali pada hari ke-0, ke-14 dan ke-21. Dari hasil uji pendahulan yang telah dilakukan, didapat bahwa dosis yang bekerja lebih cepat untuk menurunkan kadar kolesterol total dalam darah adalah dosis 20 mg200gramBB dan 200 mg200gramBB. Data hasil rata – rata uji pendahuluan dapat dilihat pada tabel 8. Dosis tersebut kemudian dijadikan dasar untuk menetapkan dosis uji. Dosis uji yang digunakan untuk uji lanjutan, yaitu 40 mg200gramBB, 80 mg200gramBB, dan 160 mg200gramBB. dosis uji kemudian dibandingkan dengan kontrol positif berupa simvastatin dan kontrol normal yaitu kelompok tikus tanpa diberi perlakuan. Uji ini dilakukan selama 35 hari. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali yaitu hari ke-0, hari ke-14, hari ke-21, hari ke-28, hari ke-35. Pada hari ke-0, darah diambil dan didapat batas kolesterol awal pada tikus. Dari hari ke-0 sampai hari ke-14 dilakukan pemberian pakan hiperkolesterol kecuali kelompok kontrol normal hanya diberi pakan biasa. Kegunaan pemberian pakan hiperkolesterol untuk meningkatkan jumlah kolesterol total. Setelah itu tikus kelompok pembanding dan kelompok perlakuan ekstrak mengalami peningkatan kadar kolesterol pada hari ke-14. Pada hari ke 15, pemberian pakan hiperkolesterol dihentikan dan diganti dengan pemberian pakan biasa dan dilakukan uji lanjutan pada tikus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan sehari sekali setiap sore hari. Uji lanjutan dilakukan selama 21 hari, dimana pengukuran kadar kolesterol total dilakukan selang 7 hari, yaitu pada hari ke-21, hari ke-28, dan hari ke-35. Hasil data dapat di lihat pada lampiran 17. Kemudian data yang didapat dihitung persentase penurunan kadar kolesterol dengan rumus : Rumus menghitung penurunan : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta = X 100 Persentase penurunan kadar kolesterol total tikus dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Hasil persentase penurunan kadar kolesterol total darah rata-rata kelompok ekstrak uji, dan kontrol pembanding Kelompok Perlakuan Penurunan Hari 21 Hari 28 Hari 35 Kontrol Pembanding

20.05 36.49

48.19 Ekstrak Dosis 40 mg

7.96 11.41

13.53 Ekstrak Dosis 80 mg 13.35

22.30 26.97

Ekstrak Dosis 160 mg 18.12

32.08 43.89

Keterangan : Hari setelah perlakuan Dari percobaan ini dosis simvastatin yang digunakan adalah dosis 0,05 mg200 gramBB, dengan pertimbangan bahwa kemungkinan ekstrak ganggang merah ini mempunyai efek jauh lebih rendah dalam menurunkan kolesterol dari pada simvastatin maka dosis simvastatin dalam percobaan ini diturunkan menjadi 25 dari dosis uji sebenarnya 0,2 mg200 gramBB. Sehingga dosis ekstrak yang diberikan masih memungkinkan untuk diberikan secara oral. Hasi l uji lanjutan menunjukkan bahwa terjadi penurunan kolesterol total secara signifikan p ≤ 0,05 pada semua dosis yang diberikan pada hari ke-21, ke-28 dan ke-35. Penurunan kadar kolesterol total ini diduga disebabkan karena flavonoid yang terkandung dalam ganggang merah. Menurut Zarrabal et al 2005, senyawa isoflavanoid mampu menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara meningkatkan eksresi asam empedu dan mengurangi kekentalan viskositas darah sehingga mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada pembuluh darah. Menurut Wangen et al 2001 senyawa isoflavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol total. Isoflavonoid merupakan senyawa golongan flavonoid. Dengan demikian pemberian ekstrak etanol 70 ganggang merah Gracilaria verrucosa dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus strain Sprague Dawley.

Dokumen yang terkait

Uji Efek Hipoglikemik Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper cf. fragile Benth.) Terhadap Tikus Putih Jantan

3 45 86

Uji Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Jati (Tectona grandis L.f.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Darah Pada Tikus Putih Jantan

0 25 73

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji aktivitas antibakteri ekstrak metanol ganggang merah Gracilaria verrucosa terhadap beberapa bakteri patogen gram positif dan gram negatif

4 16 75

Uji efek penurunan glukosa darah ekstrak etanol ganggang (Gracilaria verrucosa) dan (Kappaphycus alvarezii) dengan metode toleransi glukosa oral dan metode induksi aloksan

0 11 135

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 96% ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS Uji Efek Ekstrak Etanol 96% Anggur Merah (Vitis Vinifera) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) Yang Diberi Pakan

0 2 18

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 96% ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS Uji Efek Ekstrak Etanol 96% Anggur Merah (Vitis Vinifera) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) Yang Diberi Pakan

0 2 15

PENGARUH EKSTRAK ETANOL 70% BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 3 5

SKRIPSIPENGARUH EKSTRAK ETANOL 70% BAWANG PUTIH (Aliium PENGARUH EKSTRAK ETANOL 70% BAWANG PUTIH (Aliium Sativum L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegitus).

0 2 7