partisipatif disetujui, maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan atau standard yang ditetapkan, dan karyawan juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk
mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya. Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban, kemudian para
lini manajer pusat pertanggungjawaban tersebut akan melaporkan hasil pertanggungjawaban tersebut yang selanjutnya akan menjadi feedback bagi manajemen
puncak sebagai pengukuran prestasi. Adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka akan terbangun suatu interaksi yang lebih baik antara top manajemen dan para lini
manajer. Partisipasi akan memungkinkan terjadinya komunikasi dan interaksi yang semakin baik antara satu dengan yang lainnya serta kerjasama dalam tim yang semakin
solid untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian akan terciptalah komitmen untuk merealisasikannya kearah yang lebih baik.
2.1.6 Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran goal yang ingin dicapai oleh organisasi Mowday et al, 1979.
Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang
ada serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi pada organisasi Porter et al., 1974 Wiener 1982 mendefinisikan komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri
individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan
kepentingannya sendiri. Bagi individu dengan komitmen organisasi tinggi, pencapaian tujuan organisasi
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
merupakan hal penting. Sebaliknya, bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan
organisasi, dan condong berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Komitmen organisasi yang kuat di dalam diri individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai
tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan organisasi Angle dan Perry, 1981; Porter et al., 1974. Oleh sebab itu dapat dimungkinkan bahwa partisipasi dalam
penyusunan anggaran akan menjadi lebih berpengaruh terhadap kinerja manajerial, apabila dibarengi dengan komitmen orgnisasi yang tinggi para
manajer baik selaku manajer pusat pertanggung jawaban maupun sebagai manajer pelaksana kegiatan.
2.1.7 Locus of Control
Konsep tentang locus of control pusat kendali pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1966 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control
dapat diartikan sebagai cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan control peristiwa yang terjadi padanya. Locus of control
menurut Hjele dan Ziegler, Baron dan Byren, dalam Astuti 2007 diartikan sebagai perepsi seseorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian personility, yang
didefenisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib destiny sendiri Rotter,1966. Lefcourt 1982 menyatakan bahwa Locus of control
dibedakan menjadi locus of control internal yaitu yang ditunjukkan dengan pandangan bahwa pristiwa baik buruk yang terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang. Oleh kaena
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
itu terjadinya suatu pristiwa berada dlam control seserorang. Sedang locus of control external yaitu ditunjukkan dengan pandangan bahwa pristiwa baik buruk yang terjadi
tidak berhubungan dengan prilaku seseorang pada situasi tertentu, oleh karena itu disebut dengan diluar control seseorang. Setiap orang memiliki locus of control tertentu yang
berada diantara kedua ekstrem tersebut. Perbedaan
karekteristik antara
internal locus of control dengan external locus of control menurut Crider 1983 sebagai berikut :
1. Internal Locus Of Control
a. Suka bekerja keras
b. Memiliki inisiatif yang tinggi
c. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah
d. Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin
e. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil
2. External Locus Of Control
a. Kurang memiliki inisiatif
b. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan.
c. Kurang suks berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang
mengontrol d.
Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah Pada orang-orang yang memiliki internal locus of control faktor kemampuan dan
usaha terlihat dominan, oleh karena itu apabila individu dengan internal locus of control mengalami kegagalan akan menyalahkan dirinya sendiri karena kurangnya usaha yang
dilakukan. Begitu pula dengan keberhasilan, mereka akan merasa bangga atas hasil
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
usahanya. Sebaliknya orang yang memiliki external locus of control melihat keberhasilan dan kegagalan dari faktor kesukaran dan nasib, oleh karena itu apabila
mengalami kegagalan mereka cendrung menyalahkan lingkungan sekitar yang menjadi penyebabnya. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tindakan dimasa datang, karena
merasa tidak mampu dan kurang usahanya maka mereka tidak mempunyai harapan untuk memperbaiki kegagalan tersebut.
Brownell 1982 mengelompokkan berbagai kondisi Locus of Control kedalam empat kelompok variabel yaitu kultural, organisasional, interpersonal dan individual.
Secara individual Locus of control merupakan salah satu faktor mempengaruhi cara pandang seeorang terhadap suatu peristiwa untuk bisa atau tidaknya ia mengendalikan
peristiwa tersebut. Kondisi ini memberikan arti bahwa dalam rangkaian penyusunan anggaran tidak terlepas dari peran individu dalam mewujudkan apakah keberhasilan yang
dicapai atau kegagalan yang akan terjadi. Hal ini kembali kepada personality seseorang mana yang lebih dominan apakah locus of control intenal atau locus of control external.
Semuanya itu akan berpengaruh kepada prilaku pemimpin yang dihubungkan dengan kinerja manajerial.
2.1.8 Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial