5.5. Pembahasan Hasil Penelitian
5.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dapat diterima. Pengujian goodness of fit
dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square.
Menurut Ghozali 2005 : 83 nilai R Square digunakan bila hanya menggunakan satu variabel independen, apabila menggunakan lebih dari satu variabel independen maka
digunakan adjusted R Square. Penggunaan adjusted R Square mengeliminir naik turunnya nilai R Square karena adanya penambahan variabel independen kedalam model.
Hipotesis pertama menggunakan hanya satu variabel independen maka digunakan nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada
Tabel 5.9 berikut :
Tabel 5.9. Pengujian Goodness of Fit
Model R
R Square Adjusted R
Square
1 .254
a
.065 .053
a. Dependent Variable: KM_Y b. Independent Variable : PPA_X1
Nilai R Square pada Tabel 5.9 sebesar 0,065. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial sebesar
0,065 atau 6,5 . sedangkan sisanya sebesar 93,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.
Indikator signifikansi parameter koefesien R
2
signifikan atau tidak maka dapat dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik t Uji t dengan tingkat signifikansi
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
pada = 0,05 atau 5 , apabila signifikansi diatas 0,05 atau 5 maka Ho diterima dan H
1
ditolak, dan apabila signifikansi dibawah 0,05 atau 5 maka Ho ditolak dan
H
1
diterima. Hasil uji statistik atas partisipasi penyusunan anggaran PPA_X1 dapat dilihat pada Tabel 5.10 sebagai berikut :
Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Uji t
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta
T Sig.
Constant 24.122
3.681 6.553
.000 1
PPA_X1 .611
.260 .254
2.349 .021
a. Dependent Variable: KM_Y
Hasil uji statistik pada Tabel 5.10 menunjukkan bahwa variabel partisipasi
penyusunan anggaran memberikan nilai koefisiensi regresi 0.611 dengan nilai signifikansi 0.021 atau 2,1 ini berarti nilai signifikansinya lebih kecil dari = 5
0.021 0.05, bila nilai signifikansi 5 maka H ditolak dan H
1
diterima secara signifikan. .
Berdasarkan Tabel 5.11 maka coefficient model persamaan regresinya yang disajikan sebagai berikut :
Y = 24.122 + 0.611 PPA_X
1
+ i
a. Nilai konstanta sebesar 24.122 artinya apabila nilai partisipasi penyusunan anggaran
bernilai nol, maka nilai kinerja manajerial akan sebesar 24.122. b.
Koefisien regresi variabel partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,611 bermakna jika variabel partisipasi penyusunan anggaran meningkat 1 , maka akan menaikkan
satu satuan kinerja manajerial sebesar 0,611 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Manajer pusat pertanggungjawaban yang baik seyogianya menggunakan prinsip dari bawah ke atas bottom up yang melibatkan berbagai level jabatan di setiap
departemen dalam suatu perusahaan. Hal ini akan lebih baik karena dapat memberikankan berbagai masukan dari kalangan bawahan untuk menentukan target
kinerja yang hendak ingin dicapai dalam suatu periode atau jangka waktu tertentu. Penyusunan anggaran semacam ini merupakan pendekatan anggaran partisipasi atau self
imposed budget. Melibatkan para manajer pusat pertanggungjawaban untuk turut serta berpartisipasi dalam penyusunan anggaran perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan
kinerja organisasi baik secara individual maupun kinerja manajerial, karena dengan pertisipasi tersebut akan meningkatkan semangat kerja dan tanggungjawab moral dari
semua komponen yang ada dalam organisasi untuk mensukseskan rencana kerja yang dimaksud. Oleh karena anggaran tersebut merupakan suatu konsep secara komprehensif
yang melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan, maka dalam penyusunan anggaran bila pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan berupa
informasi yang dimilikinya kepada manajer pusat pertanggungjawaban anggaran sehingga manajer pusat pertanggungjawaban akan memperoleh pemahaman yang lebih
baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas Noor, 2007. Anggaran yang disusun berdasarkan pendekatan partisipatif tersebut salah satu
alat bagi top management untuk menilai kinerja seluruh bawahan terlebih khusus para manajer pusat pertanggungjawaban diberbagai level di setiap departemen yang ada dalam
organisasi, dan sekaligus juga sangat penting dalam meningkatkan motivasi kerja dari setiap elemen organisasi. Anggaran tersebut berfungsi sebagai alat pendorong yang dapat
membangkitkan motivasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinya dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Latuheru, 2007.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu juga dipahami bahwa penggunaan partisipasi anggaran akan menjadi efektif diterapkan dalam suatu unit apabila para pimpinan puncak
serta pelaksana anggaran memperoleh informasi kegiatan yang relevan dengan apa yang dianggarkan atau adanya komunikasi yang baik antara atasan dengan pelaksana anggaran
yang secara otomatis akan meningkatkan komitmen pelaksana anggaran dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan hal ini akan berakibat meningkatnya
kinerja para manajer pusat pertanggungjawaban. Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak
masa depan bagi pembuat dan penerima keputusan tersebut. Rangkaian kegiatan dimasa yang akan datang tentang apa yang akan ditempuh
oleh para manajer pusat pertanggungjawaban dalam pencapaian sasaran anggaran sangat diperlukan, sebab para manajer pusat pertanggungjawaban tersebut ditugasi untuk
mengupayakan agar tugas-tugas khusus dilaksanakan secara berhasil dan bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan pihak bawahan mereka. Sukses atau
kegagalan para bawahan merupakan suatu refleksi langsung tentang keberhasilan atau kegagalan manajer yang bersangkutan dalam melakukan tugas dan tanggungjawab yang
diembannya dan merupakan sebuah hasil kinerja yang dicapai. Disamping itu tingkat partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban tersebut dalam penyusunan anggaran
akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif serta kegairahan para manajer pusat pertanggungjawaban itu sendiri.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Pada umumnya semakin besar keterlibatan para manajer pusat pertanggungjawaban maupun pelaksana anggaran dalam merumuskan sesuatu hal yang
dapat menghasilkan keputusan dalam organisasi, maka semakin tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan kesepakatan atau keputusan tersebut terlaksana
dengan baik. Partisipasi ini juga sangat mudah diterima oleh semua khalayak karena mengandung azas musyawarah dan mufakat, sehingga terdapat kegairahan untuk terus
berjalan dalam melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama baik dengan manajer pusat pertanggungjawaban. Melibatkan para manajer pusat pertanggungjawaban dan
pelaksana anggaran dalam sistem perencanaan berarti menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan kerja yang nyaman dan ramah, yang mendukung terlaksananya
komunikasi yang baik, karena imbalan terpenting bagi karyawan akan datang dari kepuasan mereka bahwa anggaran mereka akan dihargai dan diterapkan dalam
perusahaannya Corrado, 2004 : 68 dalam Noor, 2007. Begitu pula halnya dalam proses penyusunan anggaran, apabila para manajer pusat pertanggungjawaban dan pelaksana
anggaran dapat ikut berpartisipasi untuk merumuskannya, maka kemungkinan besar hasil yang akan diperoleh dari realisasi anggaran dimaksud jauh lebih baik oleh karena telah
adanya tanggung jawab moril dari para manajer pusat pertanggungjawaban dan pelaksana anggaran yang terlibat didalamnya.
Untuk mengusahakan supaya anggaran mendapat dukungan dari bawahan dapat ditempuh melalui cara penyusunan secara demokratis atau bottom up Harahap,
2001:118. Bila ditinjau dari siapa yang membuat anggaran tersebut, maka penyusunan anggaran dimaksud dapat dilakukan dengan cara : otoriter top-down, demokrasi
buttom-up dan campuran. Penggunaan cara demokrasi inilah yang dimaksud dengan
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
penyusunan anggaran partisipatif, karena disusun berdasarkan hasil keputusan bersama antara atasan dengan bawahan.
Selain berbagai alasan-alasan penting tersebut tentang partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban maupun pelaksana anggaran dalam pengambilan keputusan-
keputusan penting bagi sebuah organisasi dalam penyusunan anggaran. Bagi top management akan lebih mudah untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan yang telah
diputuskan sampai ke level paling bawah oleh karena manajer pusat pertanggungjawaban maupun pelaksana anggaran dapat membangun informasi kerja yang relevan dalam
bentuk komunikasi yang baik kepada bawahan mereka dan juga dengan para manajer pusat pertanggungjawaban maupun pelaksana anggaran dalam organisasi.
Implikasi hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya bahwa dalam penelitian ini hasil pengujian yang diperoleh menyatakan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Sinambela 2003, Supomo dan Indriantoro 1998,
Cosyanata 2001, Supriono 2004 dan Maisyarah 2008 dimana dalam penelitian mereka diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. 5.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial tidak
dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut
dapat dilihat dari nilai adjusted R Square.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Nilai adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat
pada Tabel 5.11 berikut ini :
Tabel 5.11. Pengujian Goodness of Fit
Model R
R Square Adjusted R Square
1 .612
a
.375 .359
a. Dependent Variable: ln_PPA_X1_x_KO_X2, ln_KO_X2 b. Independent Variable : ln_KM_Y
Pengujian goodness of fit pada tabel tersebut diperoleh bahwa Nilai adjusted R Square sebesar 0,359. Hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran
dengan kinerja manajerial dipengaruhi 0,359 atau 35,9 oleh interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi, sedangkan sisanya sebesar 64,1
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Hasil pengujian atas hipotesis kedua diperoleh bahwa hanya variabel komitmen
organisasi yang berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial sedangkan variabel partisipasi penyusunan anggaran yang diinteraksikan dengan komitmen organisasi tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hal ini terlihat pada tabel Tabel 5.12 sebagai berikut :
Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Uji t
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Constant .615
.426 1.445
.152 ln_KO_X2
.611 .162
.491 3.764
.000 1
ln_PPA_X1_x_KO_X2 .113
.096 .153
1.176 .243
a. Dependent Variable: ln_KM_Y
Hasil perhitungan Uji t pada Tabel 5.12 tersebut menunjukkan bahwa variabel komitmen organisasi memberikan nilai koefisien regresi ln_KO_X2 sebesar 0,611
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
dengan tingkat signifikansi 0,000 sedangkan variabel partisipasi penyusunan anggaran yang diinteraksikan dengan komitmen organisasi memberikan nilai koefisien regresi
ln_PPA_X1_x_KO_X2 sebesar 0,113 dengan signifikansi 0,243 yang berarti lebih besar dari = 5 0.243 0.05, dengan alpha 5 maka H
diterima dan H
1
ditolak karena daerah penerimaan hipotesis berada didalam daerah penerimaan H
. Dengan demikian Variabel moderat yang merupakan interaksi antara ln_PPA X1 dengan ln_KO X2
tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi tidak dapat menjadi moderating variabel.
Berdasarkan Tabel 5.13 diatas maka coefficient model persamaan regresi yang dapat disajikan adalah sebagai berikut :
ln_KM_Y= 0.615+0.611_ln_KO_X2 + 0.113_ln_PPA_X1_x_KO_X2 + i
a. Nilai konstanta sebesar 0.615 artinya apabila interaksi komitmen organisasi dengan
partisipasi penyusunan anggaran bernilai nol, maka nilai kinerja manajerial akan naik sebesar 0.615
b. Koefisien regresi variabel ln_komitmen organisasi sebesar 0,611 bermakna jika
variabel ln_komitmen organisasi meningkat 1 , maka akan menaikkan kinerja manajerial sebesar 0,611 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan
nol. c.
Koefisien regresi interaksi variabel ln_partisipasi penyusunan anggaran dengan variabel ln_komitmen organisasi sebesar 0,113 hal ini berarti apabila terjadi kenaikan
interaksi variabel ln_partisipasi penyusunan anggaran dengan ln_komitmen organisasi 1 , maka akan menaikkan kinerja manajerial sebesar 0,113 dengan
asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Komitmen organisasi berhubungan dengan satu pandangan profesionalisme yaitu pengabdian pada institusi dan organisasinya. Komitmen merupakan sebuah sikap dan
perilaku yang saling mendorong reinforce antara satu dengan yang lain. Karyawan yang komit terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang positif terhadap
lembaganya, karyawan akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan prestasi, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan
tujuan organisasi. Komitmen karyawan terhadap organisasinya adalah kesetiaan karyawan terhadap organisasinya, disamping juga akan menumbuhkan loyalitas serta
mendorong keterlibatan diri karyawan dalam mengambil berbagai keputusan. Oleh karenanya komitmen akan menimbulkan rasa ikut memiliki sense of belonging bagi
karyawan terhadap organisasi. Komitmen organisasi para pejabat struktural pada BPSD BUDPAR sudah
mendukung kinerja manajerial, sebagai pejabat struktural tentu harus loyal terhadap atasan termasuk dalam hal pelaksanaan anggaran meskipun tidak semua pejabat
struktural dilibatkan dalam penyusunan anggaran dimana anggaran masih didominasi oleh kebijakan atasan selaku pusat pertanggungjawaban. Namun demikian kebijakan
tersebut tidak mempengaruhi komitmen organisasi para pejabat struktural selaku manajer pada level kepemimpinannya. Hal tersebut bermakna dalam penganggaran yang
dilakukan dengan sistem top-down, dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh manajer pusat pertanggungjawaban sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan
apa yang telah disusun. Dalam proyeksi, manajer pusat pertanggungjawaban kurang mengetahui potensi dan hambatan yang dimiliki oleh pelaksana anggaran sehingga
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
memberikan target yang sangat menuntut dibandingkan dengan kemampuan pelaksana anggaran.
Hasil pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini diperoleh bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran
dan kinerja manajerial yang berate juga komitmen organisasi tidak dapat menjadi pemoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manjerial. Hasil
ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Reny Maisyarah 2008 yang menyatakan bahwa interaksi partisipasi dengan komitmen organisasi secara partial
maupun simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Namun hasil penelitian ini kotradiktif dengan hasil yang dicapai oleh Cosyanata 2001, Supriono
2004 dan Ritonga 2008 dimana hasil-hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa komitmen organisasi dapat memoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan dengan
kinerja manajerial. 5.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan locus of control berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial tidak
dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut
dapat dilihat dari nilai adjusted R Square. Nilai
R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.13. di berikut ini :
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
Tabel 5.13. Pengujian Goodness of Fit
Model R
R Square Adjusted R Square
1 .228
a
.052 .028
a. Dependent Variable: ln_PPA_X1_x_LoC_X3, ln_LoC_X3 b. Independent Variable : ln_KM_Y
Nilai adjusted R Square pada Tabel 5.13 tersebut sebesar 0,028. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dipengaruhi 0,028 atau 2,8 oleh interaksi partisipasi penyusunan anggaran dengan locus
of control, sedangkan sisanya sebesar 91,2 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.
Hasil pengujian statistik atas hipotesis ketigaSetelah dilakukan transformasi ternyata diperoleh hasil sebagaimana dapat lihat pada Tabel 5.14 sebagai berikut :
Tabel 5.14 Hasil Perhitungan Uji t
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta
t Sig.
Constant 2.719
.484 5.613
.000 ln_LoC_X3
-.186 .197
-.152 -.943
.349 1
ln_PPA_X1_x_LoC_X3 .230
.118 .314
1.954 .054
a. Dependent Variable: ln_KM_Y
Hasil Perhitungan uji t pada Tabel 5.14 tersebut menunjukkan bahwa variabel Locus Of Control X3 memberikan nilai koefisien regresir -0,186 dengan tingkat
signifikansi 0,349 sedangkan variabel partisipasi penyusunan anggaran yang diinteraksikan dengan Locus Of Control memberikan nilai koefisien regresi 0,230 dengan
signifikansi 0,054 yang berarti lebih besar dari = 5 0. 0.054, bila alpha 5
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
maka H diterima dan H
1
ditolak karena daerah penerimaan hipotesis berada didalam daerah penerimaan H
. Berdasarkan Tabel 5.14 maka coefficient model persamaan regresi yang dapat
disajikan adalah sebagai berikut :
ln_KM_Y= 2.719 - 0.186_ln_LoC_X3 + 0.230_ln_PPA_X1_x_ LoC_X3 + i
a. Nilai konstanta sebesar 2,719 artinya apabila nilai interaksi partisipasi penyusunan
anggaran dengan locus of control bernilai nol, maka nilai kinerja manajerial akan naik sebesar 2,719
b. Koefisien regresi variabel ln_locus of control sebesar -0,186 bermakna jika variabel
ln_locus of control meningkat 1 , maka akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 0,186 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
c. Koefisien regresi interaksi variabel partisipasi penyusunan anggaran dengan locus of
control meningkat sebesar 0,230 bermakna jika variabel partisipasi penyusunan anggaran yang dipengaruhi oleh locus of control meningkat 1 , maka akan
menaikkan satu satuan kinerja manajerial sebesar 0,230 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
Kebutuhan informasi manajerial dalam menyusun anggaran sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor personalitas personality factor yang ditunjukan dengan
locus of control, sehingga locus of control dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebutuhan informasi seorang manajer untuk kinerja manjerial
dalam penyusunan anggaran, serta dapat dijadikan sebagai mediator untuk memperkuat atau memperlemah hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran
dengan kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Manurung 2008 pada Dinas Pendidikan Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun menyatakan bahwa Locus
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
of Control yang diinteraksikan dengan partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran dapat berpengaruh terhadap kinerja aparat. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
moderasi variabel locus of control dan gaya kepemimpinan dapat menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran terhadap kinerja aparat Dinas Pendidikan
Nasional Pemerintah Kabupaten Simalungun. Hasil pengujian hipotesis ketiga pada penelitian ini menyatakan bahwa locus of
control tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial, oleh karenanya penelitian ini kontradiktif dengan hasil yang
dicapai oleh Manurung 2008 dimana dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa locus of control dapat menjelaskan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat.
Penelitian ini yang dilakukan terhadap para pejabat struktural Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata menyatakan bahwa locus of control yang
diinterkasikan dengan partisipasi penyusunan anggaran tidak dapat berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial karena hasilnya tidak signifikan, dimana
responden tidak merespon locus of control sebagai variabel yang menentukan dengan partisipasi mereka dalam penyusunan anggaran dikaitkan dengan kinerja
manajerial, dengan demikian maka variabel locus of control tidak perlu dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebutuhan informasi seorang manajer
dalam upaya meningkatkan kinerja manajerial melalui partisipasi penyusunan anggaran.
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil yang dicapai oleh Supomo dan Indriantoro 1998, Cosyanata 2001, Supriyono 2004 Maisyarah 2008 dan Ritonga 2008 dimana partisipasi
dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial.
2. Komitmen organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Namun
ketika komitmen organisasi diinteraksikan dengan Partisipasi penyusunan anggaran ternyata tidak berpengaruh dengan kinerja manajerial hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil yang dicapai oleh Maisyarah 2008, dan kontradiktif dengan hasil penelitian ini yang dicapai oleh Cosyanata 2001, Supriono 2004, dan Ritonga
2008 dimana terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi komitmen organisasi dengan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.
3. Tidak terdapat pengaruh locus of control terhadap hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Locus of control yang dipersepsikan oleh manajer dapat dijadikan sebagai mediator untuk memperkuat atau
memperlemah hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial ternyata pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan
Pariwisata hal tersebut tidak berpengaruh positif. Hasil tersebut kontradiksi dengan hasil yang dicapai oleh Manurung 2008.
75
Ngatemin : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan Dan Pariwisata Departemen
Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia, 2009