Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009
3. Oral Hygiene Index Simplified OHIS
Indeks oral higiene dapat ditentukan dari jumlah gigi yang diperiksa yaitu hanya 6 buah gigi tertentu dengan permukaan yang diperiksa tertentu pula.
bukal labial bukal 6 1 6
6 1 6 lingual labial lingual
Apabila salah satu gigi tersebut di atas tidak ada, dapat diganti dengan gigi tetangganya. Indeks oral higiene ini dapat diukur bila paling sedikit ada 2 gigi dari 6
gigi yang ditentukan. Gigi yang diperiksadiukur adalah gigi-gigi yang sudah erupsi sempurna.
Indeks oral higiene terdiri atas indeks oral debris dan indeks kalkulus.
a. Indeks Oral Debris
Oral debris adalah lapisan lunak yang terdapat diatas permukaan gigi yang terdiri atas musin, bakteri dan sisa makanan yang putih kehijau-hijauan dan jingga
Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris
Skor Kriteria
Tidak ada debris atau stain 1
Debris menutupi tidak lebih dari 13 permukaan gigi Ada extrinsik stain tang tidak tergantung pada luas permukaan gigi yang
ditutupi walaupun tanpa debris
2 Debris menutupi lebih dari 13 permukaan gigi, tetapi tidak lebih dari 23
permukaan gigi 3
Debris menutupi lebih dari 23 permukaan gigi
Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009
b. Indeks Kalkulus
Kalkulus adalah pengendapan dari garam-garam anorganis yang terutama terdiri atas kalsium karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisa-sisa makanan,
bakteri-bakteri dan sel-sel epitel yang telah mati. Ada dua macam kalkulus :
1. Kalkulus supra gingiva adalah karang gigi yang terdapat disebelah oklusal
dari tepi free gingiva. Biasanya berwarna putih sampai kecoklat-coklatan. 2.
Kalkulus subgingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah lingual dari tepi gingiva bebas dan biasanya berwarna coklat muda sampai
hitam bercampur dengan darah.
Tabel 2.2. Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus
Skor Kriteria
Tak ada karang gigi 1
Karang gigi supra gingiva yang menutupi tidak lebih dari 13 permukaan gigi
2 Karang gigi supra gingiva yang menutupi lebih dari 13 tapi tidak lebih
dari 23 permukaan gigi danatau adanya bercak karang gigi sub gingiva yang tidak melingkari leher gigi.
3 Karang gigi supra gingiva yang menutupi lebih dari 23 dari permukaan
gigi danatau karang gigi sub gingiva yang dengan tidak putus-putus mengelilingi bagian leher gigi.
2.4. Status Kesehatan Gigi dan Mulut
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat menyerang semua golongan usia, yang mempunyai sifat progresif bila tidak
Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009
dirawatdiobati akan makin parah. Hasil studi morbiditas SKRT-Susenas 2001 menunjukkan dari prevalensi 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan
masyarakat, maka penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama SKRT 2001, DepKes, 2004.
Hasil studi SKRT 2001 menyatakan 52,3 penduduk usia 10 tahun ke atas mengalami karies gigi yang belum ditangani. Prevalensi karies umur 10 tahun ke atas
adalah 71,2 dengan catatan bahwa prevalensi karies lebih tinggi pada umur lebih tinggi, pendidikan lebih rendah, serta status ekonomi lebih rendah. Hal yang
memprihatinkan dalam SKRT 2001 adalah motivasi untuk menambal gigi masih sangat rendah yaitu 4-5, sementara besarnya kerusakan yang belum ditangani di
mana memerlukan penambalan dan atau pencabutan mencapai 82,5. Berdasarkan SKRT 2001, rata-rata 16 gigi dicabut pada umur 65 tahun ke atas.
Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok 12 tahun merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies yang menurut WHO
dinyatakan dengan indeks DMFT. Profil Kesehatan Gigi di Indonesia 2001 memperlihatkan skor DMFT pada kelompok anak usia 12 tahun adalah 2,69. Selain
DMFT, WHO juga menjadikan indikator status kesehatan gigi di suatu negara dengan prevalensi penyakit periodontal anak usia 8-14 tahun. Prevalensi penyakit periodontal
di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Direktorat Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan Republik Indonesia diperoleh angka 60 pada anak usia 8
tahun dan 90 pada anak usia 14 tahun. Selain itu dilaporkan pada penduduk usia 10 tahun ke atas, 46 mengalami penyakit periodontal, dan prevalensi ini semakin tinggi
pada umur yang lebih tinggi. Kondisi ini dihubungkan dengan perilaku terhadap
Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009
kesehatan gigi yang kurang baik. Apa yang diuraikan di atas mencerminkan minimnya derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia.
Status kesehatan gigi dan mulut dapat digambarkan dengan indikator sebagai berikut WHO, 1997:
1. Indeks pengalaman karies DMFT merupakan indikator dari keadaan gigi
yang mengalami kerusakan, hilang atau ditambal akibat adanya karies. 2.
Indeks penyakit periodontal merupakan indeks CPITN WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta perkiraan kebutuhan
perawatannya. 3.
Indeks kebersihan mulut yang merupakan indikator untuk melihat kebersihan mulut dengan melihat ada tidaknya debris dan kalkulus.
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi