Metode Pengumpulan Data Metode Pengukuran

g = biasanya disebut type I error kesalahan tipe I yaitu kemungkinan untuk mendeteksi ada perbedaan yang bermakna hipotesis nol ditolak = biasanya disebut type II error kesalahan tipe II yaitu kemungkinan untuk mendeteksi tidak ada perbedaan yang bermakna hipotesis nol diterima 43,9 x 56,1 + 64,59 x 35,41 n = -------------------------------------------- x 10,5 64,59-43,90 2 2462,79 + 2287,13 n = ---------------------------------- x 10,5 20,69 2 4749,92 n = ----------------- x 10,5 428,07 n = 11,09 x 10,5 n = 116,44 Sampel minimum yang diperoleh adalah 116 orang, dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 120 orang murid pada kelompok puskesmas yang mempunyai dokter gigi dan 120 orang murid pada kelompok puskesmas yang tidak mempunyai dokter gigi, jadi jumlah sampel 240 orang. Oleh karena 8 sekolah dasar terpilih, maka sampel di tiap sekolah diambil sebanyak 2408 = 30 orang, dengan demikian sampel orang tua juga sebanyak jumlah sampel murid.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer meliputi potensi sumber daya yaitu pelaksana UKSUKGS di Puskesmas, guru Orkes, orang tua murid ibu dan murid kelas V. Data primer dikumpulkan dengan wawancara langsung dengan responden tenaga kesehatan di puskesmas menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data tentang manajemen sarana dan prasarana serta sumber pembiayaan dan responden unit sekolah dalam menyelenggarakan program UKGS. Data status kesehatan gigi dan mulut murid SD diperoleh dengan cara pemeriksaan gigi secara langsung dalam rongga mulut dibantu kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didampingi pencatat data sedangkan data orang tua diperoleh dari angket yang diberikan melalui murid. 2. Data sekunder Data sekunder meliputi profil puskesmas dan profil sekolah diperoleh dari dokumen yang tersedia di puskesmas, Dinas Kesehatan dan sekolah. Pengujian validitas dan reabilitas instrumen digunakan untuk mendapatkan instrumen sebagai alat ukur yang dapat mengukur dengan valid dan realibel dalam arti kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada objek yang diteliti. Untuk melihat validitas, nilai yang dilihat adalah nilai yang ada dalam kolom corrected item total correlation kemudian dibandingkan dengan r tabel. Dari hasil penelitian diperoleh nilai r hitung pada semua variabel lebih besar dari nilai r tabel. Sedangkan untuk melihat reliabilitas, nilai yang dilihat adalah cronbachs alpha if item deleted Situmorang, 2001. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha 0,60. Pada penelitian ini, nilai cronbach’s alpha 0,80-0,90.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Bebas

Manajemen UKGS adalah pengelolaan UKGS yang sistematik dengan saranaprasarana dan biaya yang cukup.

1. Sarana dan prasarana adalah ketersediaan alat medis maupun non medis yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan program UKGS. Indikator penelitian untuk sarana dan prasarana meliputi adanya: a. UKGS Kit berupa seperangkat alat kedokteran gigi pinset, sonde, kaca mulut, micromotor, sterilisator, tang, amalgam pistol, burnisher dan stopper yang diperlukan untuk pelaksanakan program UKGS. b. Sarana alat peraga berupa poster, model gigi dan sikat gigi besar. c. Bahan dan obat-obatan yaitu yang diperlukan dalam pelaksanaan UKGS seperti bahan tambalan amalgam dan ART, bahan anastesi pehacain, obat penghilang rasa sakit pada gigi dan antibiotika.

2. Biaya operasional adalah sumber dana yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan UKGS baik dari pemerintah ataupun sumber lain. Indikator penelitian adalah ada tidaknya dana yang berasal dari pemerintah untuk biaya operasional dalam pelaksanaan UKGS, sedangkan sumber lain adalah ada tidaknya dana untuk operasional selain biaya pemerintah.

3. Tenaga pelaksana UKGS adalah sumber daya manusia yang berperan dalam

pelaksanaan kegiatan UKGS yaitu tenaga kesehatan gigi dan guru Orkes. a. Tenaga kesehatan gigi adalah sumber daya manusia yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan UKGS di puskesmas yaitu pelaksana program UKGS di puskesmas dalam hal: 1 Menyusun rencana kegiatan 2 Membina integrasi dengan unit terkait 3 Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid 4 Pengarahan kepada dokter kecil 5 Persiapan lokakarya mini tentang UKGS 6 Pelayanan medik gigi dasar 7 Menerima rujukan 8 Mendapat pelatihan UKGS b. Unit sekolah adalah sumber daya manusia yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan UKGS di sekolah yaitu guru olah raga kesehatan Orkes dalam hal: 1 Membantu tenaga kesehatan gigi dalam penjaringan 2 Memberikan pendidikan kesehatan gigi mulut pada jadwal pelajaran Orkes 3 Pembinaan dokter kecil 4 Membina kerja sama dengan petugas kesehatan dalam hal sikat gigi bersama dan memelihara kesehatan lingkungan jajan, warung sekolah 5 Mengajar cara menggosok gigi 6 Melakukan rujukan 7 Mendapat pelatihan UKSUKGS

4. Orang tua murid adalah mitra kerja unit sekolah yang berperan dalam pemeliharaan

kesehatan gigi anak di rumah yaitu dalam hal: 1 Mengajar anak menyikat gigi, 2 Mengontrol atau mengawasi anak menyikat gigi 3 Menyediakan dan mengganti sikat gigi anak, 4 Menyediakan pasta gigi 5 Mengawasi jajanan anak 6 Melakukan pemeriksaan sederhana pada gigi anak 7 Merujuk anak ke dokter gigi bila ada keluhan. 3.5.2. Variabel terikat Cakupan pelayanan UKGS adalah jumlah SD yang melaksanakan sikat gigi masal, jumlah murid kelas selektif yang mendapat perawatan dan frekuensi kunjungan petugas kesehatan ke sekolah.

1. SD yang melakukan sikat gigi masal adalah frekuensi kegiatan sikat gigi masal

dibawah asuhanbimbingan tenaga pelaksana UKGS. a. Baik, apabila frekuensi sikat gigi bersama dan kumur-kumur fluor mencapai 9-12 kali dalam setahun b. Cukup, apabila frekuensi sikat gigi bersama dan kumur-kumur fluor mencapai 7-8 kali dalam setahun c. Kurang, apabila frekuensi sikat gigi bersama dan kumur-kumur fluor 7 kali dalam setahun

2. Murid kelas selektif yang mendapat perawatan kesehatan gigi dan mulut adalah

banyaknya murid kelas V dari kelas selektif yang memerlukan perawatan dan mendapat perawatan melalui penjaringan dan pemeriksaan gigi dan mulut. a. Baik, apabila 80 murid kelas V yang memerlukan perawatan mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut. b. Cukup, apabila 60-80 murid kelas V yang memerlukan perawatan mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut c. Kurang, apabila 60 murid kelas V yang memerlukan perawatan men- dapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

3. Frekuensi kunjungan pelaksana UKGS ke sekolah adalah banyaknya jumlah

kunjungan ke sekolah untuk pemeriksaan gigi. a. Baik, apabila pelaksana UKGS melakukan kunjungan pemeriksaan gigi ke SD 2 kali pertahun. b. Cukup, apabila pelaksana UKGS melakukan kunjungan pemeriksaan gigi ke SD 2 kali pertahun. c. Kurang, apabila pelaksana UKGS melakukan kunjungan pemeriksaan gigi ke SD 2 kali pertahun.

4. Status kesehatan gigi dan mulut siswa adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan

mulut yang diukur berdasarkan DMFT, status periodontal dan OHIS dengan menghitung rata-ratanya. a. DMFT adalah pengalaman karies siswa yang meliputi decay, missing, dan filling berdasarkan indeks karies WHO, yang mana: 1 Decay adalah gigi dengan diagnosis lubang, tambalan dengan lubang, tambalan sementara, warna hitam pada pit dan fisur, dan sonde tersangkut. 2 Missing adalah gigi dengan diagnosis gigi hilang karena karies. 3 Filling adalah gigi dengan diagnosis tambalan tanpa lubang. b. Indeks CPITN adalah pemeriksaan kondisi jaringan periodontal berdasar-kan indeks periodontal WHO dalam enam sektan dengan memeriksa gigi indeks. c. OHIS yaitu indeks oral higiene Green dan Vermillion yang merupakan penjumlahan dari indeks oral debris dan indeks kalkulus.

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Variabel bebas

Aspek pengukuran variabel bebas meliputi manajemen UKGS saranaprasarana dan sumber biaya operasional, peran tenaga pelaksana UKGS di puskesmas dan sekolah, dan peran orang tua. No Variabel Kriteria Skala Ukur Keterangan 1 SaranaPrasarana: UKGS kit Alat peraga BahanObat2an Baik skor 3 Cukup skor 2 Kurang skor 1 Ordinal Baik, bila semua sarana prasarana UKGS kit, alat peraga dan bahan serta obat- obatan tersedia Cukup, bila salah satu dari UKGS kit, alat peraga, dan bahan serta obat-obatan tidak tersedia. Kurang, bila dua dari saranaprasarana UKGS kit, alat peraga, bahan atau obat- obatan tidak tersedia. 2 Sumber biaya: Dari pemerintah Dari masyarakat Baik skor 3 Cukup skor 2 Kurang skor 1 Ordinal Baik, bila ada sumber dana dari pemerintah dan masyarakat Cukup, bila salah satu sumber dana tersedia Kurang, bila tidak ada sumber dana sama sekali No Variabel Kriteria Skala Ukur Keterangan 3 Peran tenaga kesehatan pelaksana UKGS Baik skor 3 Cukup Ordinal Baik, bila 6-8 item dilaksa- nakan Cukup, bila 4-5 item dilaksa- skor 2 Kurang skor 1 nakan Kurang, bila 1-3 item dilaksa- nakan 4 Peran unit sekolah guru Orkes Baik skor 3 Cukup skor 2 Kurang skor 1 Ordinal Baik, bila 6-7 item dilaksa- nakan Cukup, bila 4-5 item dilaksa- nakan Kurang, bila 1-3 item dilaksa- nakan 5 Peran orang tua Baik skor 3 Cukup skor 2 Kurang skor 1 Ordinal Baik, bila 6-7 item dilaksa- nakan Cukup, bila 4-5 item dilaksa- nakan Kurang, bila 1-3 item dilaksa- nakan 3.6.2. Variabel terikat 1. Pengukuran cakupan pelayanan UKGS menggunakan skala ordinal yang dikategorikan dalam kategori baik, cukup dan kurang. No Variabel Kriteria Skala Ukur Keterangan 6 Cakupan pelayanan UKGS a. Frekuensi SD yang melaksanakan sikat gigi masal Baik skor 3 Cukup skor 2 Kurang skor 1 Ordinal Baik, bila frekuensi SD 9- 12 kali per tahun melaksanakan sikat gigi masal Cukup, bila frekuensi SD 7-8 kali per tahun melaksanakan sikat gigi masal Kurang, bila frekuensi SD 7 kali per tahun melaksanakan sikat gigi masal No Variabel Kriteria Skala Ukur Keterangan 7 b. Siswa kelas selektif Baik skor 3 Ordinal Baik, bila banyaknya siswa 80 mendapat perawatan Cukup skor 2 Kurang skor 1 Cukup, bila banyaknya siswa 60-80 mendapat perawatan Kurang, bila banyaknya siswa 60 mendapat perawatan 8 c. Frekuensi kunjung- an pelaksana UKGS ke sekolah untuk pemeriksaan gigi Baik skor 3 Cukup skor 2 Kurang skor 1 Ordinal Baik, bila frekuensi kunjungan pemeriksaan gigi ke sekolah 2 kali Cukup, bila frekuensi kunjungan pemeriksaan gigi ke sekolah 2 kali Kurang, bila frekuensi kunjungan pemeriksaan gigi ke sekolah 2 kali 2. Pengukuran status kesehatan gigi dan mulut yaitu menghitung rata-rata DMF-T, CPITN dan OHIS.

a. Indeks pengukuran DMFT

Dokumen yang terkait

Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 060880 Dan 060890 Kecamatan Medan Polonia Tahun 2009

1 49 57

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid

0 75 1

Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009

7 92 144

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid SMU Di Kabupaten Langkat Tahun 2004

4 82 135

PERBEDAAN KASUS KARIES GIGI PADA MURID SEKOLAH DASAR YANG MEMILIKI KEGIATAN UKGS DAN TIDAK MEMILIKI KEGIATAN UKGS DI KECAMATAN ENGGAL BANDAR LAMPUNG

12 50 63

EVALUASI PENERAPAN MANAJEMEN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DALAM PENGETAHUAN MERAWAT GIGI MULUT

4 70 183

GAMBARAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SERTA STATUS KEBERSIHAN GIGI DNA MULUT SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGANYAR TURI SLEMAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM UKGS

0 4 61

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH ( UKGS) Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di PUSKESMAS Colomadu I Tahun 2013.

0 2 14

LATAR BELAKANG Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di PUSKESMAS Colomadu I Tahun 2013.

0 2 5

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI PUSKESMAS Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Di PUSKESMAS Colomadu I Tahun 2013.

0 1 14