Hasil Analisis Sikap Ethnocentrisme dengan Status Kesehatan Periodontal Hasil Analisis Komposisi Makan Sirih dengan Status Kesehatan

Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010. periodontal. Sama halnya dengan analisis multivariat, nilai yang diperoleh adalah P=0,620 P0,25, artinya sikap fatalisme tidak berpengaruh terhadap terjadinya kesehatan periodontal.

5.5 Hasil Analisis Sikap Ethnocentrisme dengan Status Kesehatan Periodontal

Pada Masyarakat Suku Karo di Desa Biru-Biru Kab. Deli Serdang 2009 Hasil analisis bivariat, Pengaruh antara sikap ethnocentrisme dengan status kesehatan periodontal diperoleh nilai P=0,043 P0,05, sehingga dapat disimpulkan ada Pengaruh yang bermakna antara sikap ethnocentrisme dengan status kesehatan periodontal. Sama halnya dengan analisis multivariat, nilai yang diperoleh adalah P=0,028 P0,25, artinya variabel sikap ethnocentrisme kemungkinan dapat mempengaruhi status kesehatan periodontal. Setelah dilakukan analisis pembuatan model faktor penentu, variabel sikap ethnocentrisme merupakan variabel yang tidak berpengaruh kuat terhadap terjadinya kesehatan periodontal. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sesuai dengan tingkatan sikap berdasarkan intensitasnya yang dikutip dari Notoatmodjo Menerima, menanggapi, menghargai, bertanggung jawab. Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010. Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.

5.6 Hasil Analisis Komposisi Makan Sirih dengan Status Kesehatan

Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo di Desa Biru-Biru Kab. Deli Serdang 2009 Hasil analisis bivariat, Pengaruh antara komposisi makan sirih dengan status kesehatan periodontal diperoleh nilai P=0,011 P0,05, sehingga dapat disimpulkan ada Pengaruh yang bermakna antara komposisi makan sirih dengan status kesehatan periodontal. Sama halnya dengan analisis multivariat, nilai yang diperoleh adalah P=0,028 P0,25, artinya variabel komposisi makan sirih kemungkinan dapat mempengaruhi status kesehatan periodontal. Hasil analisis multivariat, nilai yang diperoleh adalah P=0,0031 P0,005, artinya komposisi makan sirih memiliki pengaruh kuat terhadap status kesehatan periodontal. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Lina Natamiharja dan Robert tentang kebiasaan makan sirih bahwa kebiasaan makan sirih berpengaruh dengan indeks peyakit periodontal. Akibat kebiasaan makan sirih ini salah satunya dipengaruhi oleh kebudayaan, yakni perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang normal adalah salah satu dari aspek kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh terhadap perilaku. Dari hasil penelitian, mayoritas responden berpendapat bahwa dengan makan sirih dapat menguatkan gigi, menghilangkan bau nafas dan juga baik untuk kesehatan Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010. giginya. Namun dari hasil peneliti menemukan bahwa pendapat masyarakat tersebut salah, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap responden pada umumnya terkena penyakit periodontal. Sehingga perlu dilakukan pendekatan dalam hal binasuasana untuk mengatasi penyakit periodontal akibat kebiasaan mengkonsumsi sirih. Sebahagian kecil responden berpendapat, bahwa kebiasaan mengkonsumsi sirih tersebut tidak perlu diteruskan, karena selain mengeluarkan biaya yang banyak, juga memperburuk keadaan pencernaannya ketika mengalami sakit maagnya kambuh.

5.7 Hasil Analisis Frekuensi Makan Sirih dengan Status Kesehatan