Landasan Teori Dr. Firkarwin Zuska 3. drg. Iis Faizah Hanum, Mkes

Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010. Perilaku 2 Ada Karang Gigi Perabaan dengan sonde terasa kasar, adanya karang gigi 3 Pocket 4 – 5 mm Sebagian warna hitam pada sonde masih terlihat dari tepi gusi pada daerah hitam 4 Pocket 6 mm atau lebih Seluruh warna hitam pada sonde tidak terlihat, masuk ke dalam jaringan periodontal

2.10 Landasan Teori

Persepsi Pengetahuan Pengalaman Fasilitas Keyakinan Sosio Budaya Keinginan Motivasi Niat Sikap Gambar 2.6 Landasan Teori Penelitian Notoatmodjo, 2005 Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010. Dari skema tersebut dapat dijelaskan bahwa budaya terjadi diawali dengan adanya pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar orang tersebut lingkungan, baik fisik maupun non fisik. Kemudian pengalaman dan lingkungan tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini dan sebagainya sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang berupa perilaku Notoatmodjo, 2005. Budaya makan sirih adalah salah satu budaya yang terdapat pada masyarakat Indonesia yang sudah dikenal ratusan tahun yang lalu, selain sebagai adat istiadat juga dipercayai mempunyai khasiat, namun dipandang dari perspektif kesehatan, makan sirih secara terus menerus apalagi dikombinasi dengan gambir, dan pinang dapat merugikan kesehatan salah satunya adalah gangguan kesehatan gigi dan mulut. Menurut G.M Foster 1973 aspek sosial budaya yang berkaitan dengan perilaku kesehatan adalah tradisi, nilai, sikap fatalism, sikap ethnocentrism. Mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh G.M. Foster 1973, maka dapat dirincikan bahwa tradisi makan sirih adalah adanya kebiasaan-kebiasaan makan sirih pada masyarakat pada waktu-waktu tertentu secara terus menerus, adanya sikap ethnocentrism yaitu mengakui bahwa makan sirih adalah budaya yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan mereka sehari-hari, dan cenderung tidak mengakui bahwa makan sirih merugikan kesehatan, dan sikap fatalisme adalah sikap yang tertanam pada masyarakat bahwa makan sirih adalah salah satu bentuk kepercayaan yang Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010. dianut dan merupakan salah satu syarat dalam acara adat yang ada dalam masyarakat, serta perasaan bangga terhadap budaya makan sirih Notoatmodjo, 2005. Kebiasaan makan sirih dapat menyebabkan penyakit periodontal. Pada beberapa penelitian telah diamati Pengaruhnya dengan penyakit periodontal. Beberapa bukti yang menyatakan bahwa mengunyah sirih dapat berPengaruh dengan tingginya prevalensi penyakit periodontal Mehta et al. Dengan kata lain status kesehatan gigi dan mulut adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan mulut hasil interaksi kondisi fisik, mental dan sosial yang dapat dilihat dari tingkat keparahan penyakit gigi dan mulut melalui indikator-indikator Julianti, 2002.

2.11 Kerangka Konsep