Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo di Desa Biru-
Biru Kab. Deli Serdang 2009
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan status kesehatan periodontal masuk kategori parah sebanyak 74 orang 80,4 dan sangat parah sebanyak 18
orang 19,6, berarti seluruh responden menderita periodontal akibat makan sirih. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati Suproyo di Klaten
mendapatkan tingkat keparahan penyakit periodontal pada penguyah sirih. Yang memiliki kebiasaan makan sirih ini dipengaruhi oleh aspek budaya yang berpengaruh
secara langsung terhadap perilaku.
5.2 Hasil Analisis Tradisi dengan Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo di Desa Biru-Biru Kab. Deli Serdang 2009
Hasil analisis bivariat, Pengaruh antara tradisi dengan status kesehatan periodontal diperoleh nilai P=1,000 P0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada
Pengaruh yang bermakna antara tradisi dengan status kesehatan periodontal. Sama halnya dengan analisis multivariat, pada tahap awal nilai yang diperoleh adalah
P=0,690 P0,25, artinya tradisi tidak mempengaruhi terjadinya kesehatan periodontal.
Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat. Tradisi dan budaya bersifat dinamis. Tradisi makan
sirih akan terjadi pergeseran bila tidak bermanfaat dan bisa merusak gigi. Pada masyarakat mengatakan bahwa makan sirih dapat memperkuat gigi ternyata secara
teoritis tidak benar.
5.3 Hasil Analisis Nilai dengan Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo di Desa Biru-Biru Kab. Deli Serdang 2009
Hasil analisis bivariat, Pengaruh antara nilai dengan status kesehatan periodontal diperoleh nilai P=0,716 P0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada
Pengaruh yang bermakna antara nilai dengan status kesehatan periodontal. Akan tetapi berbeda dengan analisis multivariat, nilai yang diperoleh adalah P=0,181
P0,25, artinya variabel nilai kemungkinan dapat mempengaruhi status kesehatan periodontal.
Setelah dilakukan analisis pembuatan model faktor penentu, variabel nilai merupakan variabel yang tidak memiliki pengaruh kuat untuk terjadinya kesehatan
periodontal. 5.4
Hasil Analasis Sikap Fatalisme dengan Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo di Desa Biru-Biru Kab. Deli Serdang 2009
Hasil analisis bivariat, Pengaruh antara sikap fatalisme dengan status kesehatan periodontal diperoleh nilai P=0,620P0,05, sehingga dapat disimpulkan
tidak ada Pengaruh yang bermakna antara sikap fatalisme dengan status kesehatan
Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
periodontal. Sama halnya dengan analisis multivariat, nilai yang diperoleh adalah P=0,620 P0,25, artinya sikap fatalisme tidak berpengaruh terhadap terjadinya
kesehatan periodontal.
5.5 Hasil Analisis Sikap Ethnocentrisme dengan Status Kesehatan Periodontal