Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
giginya. Namun dari hasil peneliti menemukan bahwa pendapat masyarakat tersebut salah, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap responden pada umumnya terkena
penyakit periodontal. Sehingga perlu dilakukan pendekatan dalam hal binasuasana untuk mengatasi penyakit periodontal akibat kebiasaan mengkonsumsi sirih.
Sebahagian kecil responden berpendapat, bahwa kebiasaan mengkonsumsi sirih tersebut tidak perlu diteruskan, karena selain mengeluarkan biaya yang banyak,
juga memperburuk keadaan pencernaannya ketika mengalami sakit maagnya kambuh.
5.7 Hasil Analisis Frekuensi Makan Sirih dengan Status Kesehatan
Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo di Desa Biru-Biru Kab. Deli Serdang 2009
Hasil analisis bivariat, Pengaruh antara frekuensi makan sirih dengan status kesehatan periodontal diperoleh nilai P=0,064 P0,05, sehingga dapat disimpulkan
tidak ada Pengaruh yang bermakna antara frekuensi makan sirih dengan status kesehatan periodontal. Berbeda halnya dengan analisis multivariat, nilai yang
diperoleh adalah P=0,087P0,25, artinya variabel frekuensi makan sirih kemungkinan dapat mempengaruhi status kesehatan periodontal.
Hasil analisis multivariat, nilai yang diperoleh adalah P=0,900 P0,005, artinya frekuensi makan sirih tidak mempengaruhi terjadinya kesehatan periodontal.
5.8 Pengaruh Lamanya Makan Sirih dengan Status Kesehatan Periodontal
Pada Masyarakat Suku Karo di Desa Biru-Biru Kab. Deli Serdang 2009
Hasil analisis bivariat, Pengaruh antara lamanya makan sirih dengan status kesehatan periodontal diperoleh nilai P=0,624 P0,05, sehingga dapat disimpulkan
Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
tidak ada Pengaruh yang bermakna antara lamanya makan sirih dengan status kesehatan periodontal. Sama halnya dengan analisis multivariat, nilai yang diperoleh
adalah P=0,508 P0,25, artinya variabel frekuensi makan sirih tidak mempengaruhi status kesehatan periodontal.
Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Status kesehatan periodontal pada masyarakat suku Karo yang makan sirih di Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 adalah parah sebanyak 74
orang 80,4 dan sangat parah sebanyak 18 orang 19,6. Kemudian setelah dibuat analisis chi square diperoleh dua variabel yang mempengaruhi terhadap status
kesehatan periodontal yaitu: sikap ethnocentrisme dan komposisi makan sirih. Hasil selanjutnya dalam bentuk analisis multivariat. Dari hasil analisis
tersebut didapat hasil sebagai berikut: Ada pengaruh yang paling kuat antara komposisi makan sirih terhadap status kesehatan periodontal.
Komposisi yang dikonsumsi oleh masyarakat Suku Karo berbeda-beda sesuai keinginan mereka, pada umumnya menggunakan komposisi kapur, pinang, gambir,
dan tembakau.. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu makan sirih dapat mempengaruhi terhadap status kesehatan periodontal. Namun dalam hal ini
peneliti tidak membahas komposisi mana yang paling berpengaruh terhadap status kesehatan periodontal.
Jul Asdar Putra Samura : Pengaruh Budaya Makan Sirih Terhadap Status Kesehatan Periodontal Pada Masyarakat Suku Karo Di Desa Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, 2010.
6.2 Saran