Syarat Pembuatan Data Flow Diagram DFD

penggambaran sistem secara logika terlebih dahulu tanpa berkepentingan dengan penerapannya secara fisik akan lebih mengena dan menghemat waktu penggambarannya dibandingkan dengan PDFD. Untuk sistem komputerisasi, penggambaran LDFD yang hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem yang diusulkan secara logika, biasanya proses-proses yang digambarkan hanya merupakan proses-proses secara komputer saja.

3.2.5. Syarat Pembuatan Data Flow Diagram DFD

Pedoman bagaimana menggambar DFD baik PDFD ataupun LDFD adalah sebagai berikut ini 3 : 1. Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar external entity yang terlibat di sistem. Kesatuan luar ini merupakan kesatuan entity di luar sistem, karena di luar bagian pengolahan data sistem informasi. Kesatuan luar ini merupakan sumber arus data ke sistem informasi serta tujuan penerima arus data hasil dari proses sistem informasi, shingga merupakan kesatuan di luar sistem informasi. 2. Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar. 3. Gambarlah terlebih dahulu suatu diagram konteks context diagram 2 . DFD merupakan alat untuk structured analysis. Pendekatan terstruktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar disebut dengan top level 3 dan memecah-mecahnya menjadi bagian yang 2 Iskandar, Husni Pohan dan Saiful Bahri, Kusnasrianto, 1997, Pengantar Perancangan Sistem, Penerbit Erlangga, Jakarta Januar Muchtar : Penentuan Jalur Efektif Pola Data Flow Diagram DFD Dengan Metode Structural Equation Modeling Di PT.Anugrah Kurnia Pusaka, 2009 USURepository © 2008 lebih terinci disebut dengan lower level. DFD yang pertama kali digambar adalah level teratas top level dan diagram ini disebut context diagram. Dari context diagram ini kemudian akan digambar dengan lebih terinci lagi yang disebut dengan overview diagram level 0. Tiap- tiap proses di overview diagram akan digambar secara lebih terinci lagi dan disebut dengan level 1. Tiap-tiap proses di level 1 akan digambar kembali dengan lebih terinci, dan disebut dengan level 2 dan seterusnya sampai tiap-tiap proses tidak dapat digambar lebih terinci lagi. Dalam penggambarannya, context diagram juga memiliki aturan. Aturan- aturan tersebut adalah 2 : 1. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran maka boleh digambarkan lebih dari satu kali, ini untuk mencegah penggambaran yang terlalu rumit, untuk menjelaskan bahwa terminator identik dapat ditandai dengan asterik atau dengan garis silang 2. Jika terminator mewakili individu sebaiknya diwakili oleh peran yang dimainkan oleh personil tersebut. 3. Harus dapat dibedakan antara sumber source dan pelaku handler, sebagai pertimbangan model, baik model lama atau yang baru. Secara umum pembuatan context diagram CD akan menjelaskan jenis sistem secara aktual atau hanya namanya saja, namun untuk level selanjutnya merupakan uraiannya, seperti yang terlihat pada Gambar 3.9. 2 Iskandar, Husni Pohan dan Saiful Bahri, Kusnasrianto, 1997, Pengantar Perancangan Sistem, Penerbit Erlangga, Jakarta 3 http:media.diknas.go.idmediadocument3311.pdf 4 Sidharta, Lani, 1987, Sistem Informasi Bisnis: Analisis dan Desain Sistem Informasi Bisnis, Penerbit Alex Media, Jakarta Januar Muchtar : Penentuan Jalur Efektif Pola Data Flow Diagram DFD Dengan Metode Structural Equation Modeling Di PT.Anugrah Kurnia Pusaka, 2009 USURepository © 2008 Gambar 3.9. Bentuk Context Diagram dan Levelisasi DFD Januar Muchtar : Penentuan Jalur Efektif Pola Data Flow Diagram DFD Dengan Metode Structural Equation Modeling Di PT.Anugrah Kurnia Pusaka, 2009 USURepository © 2008

3.2.6. Prosedure Levelisasi DFD