Pengalaman Kerja Latar Belakang Pendidikan Uji Validitas

diimplementasikan, hasilnya akan dibandingkan dengan anggarannya sehingga dapat diketahui penyimpangan yang timbul. Penyimpangan yang timbul tersebut dianalisis lebih lanjut untuk kemudian digunakan sebagai umpan balik di kegiatan yang akan datang. Pengetahuan pimpinan tentang anggaran dapat diartikan sebagai pengetahuan pimpinan terhadap mekanisme penyusunan anggaran mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap pertanggungjawaban serta pengetahuan pimpinan tentang peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan. Penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian pengawasan keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang Supriyono, 2002 Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh pimpinan untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan menuju kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan. Pengetahuan yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan salah satunya adalah pengetahuan tentang anggaran, apabila pengetahuan tentang anggaran baik maka diharapkan pimpinan dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran anggaran.

2.1.3. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan Manulang, 1984. Pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami Universitas Sumatera Utara tugas–tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik

2.1.4. Latar Belakang Pendidikan

. Seseorang yang mempunyai pengalaman kerja yang lebih banyak dibidang keuangan diharapkan mempunyai lebih banyak pengetahuan tentang keuangan. Dari uraian tentang pengalaman kerja diatas dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Dalam penelitian ini pengalaman kerja yang dimaksud adalah pengalaman kerja dibidang keuangan. Latar belakang pendidikan adalah latar belakang pendidikan yang ditekuni responden, variabel ini bersifat dummy. Dalam penelitian ini latar belakang yang dimaksud adalah akuntansi atau tidak berlatarbelakang akuntansi.

2.1.5. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah cara atau teknik seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan, berusaha mempengaruhi perilaku orang-orang yang dikelolanya. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memberikan wawasan sehingga orang lain ingin mencapainya. Pemimpin yang baik memberikan pengalaman, ketrampilan, dan sikap pribadinya untuk membangkitkan semangat dan tim kerja. Pemimpin yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadap usaha semua anggotanya dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka Trisnawati, 2005. Kepimpinan adalah kemampuan dalam mengatur, memberi pengaruh serta memperoleh komitmen dari sebuah tim terhadap sasaran kerjanya. Universitas Sumatera Utara Selain itu pemimpin yang baik harus dapat menyelaraskan kebutuhan kelompok di mana untuk mengembangkan nilai-nilai dan sesuatu yang menarik perhatian organisasi. Peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional, dan peranan pengambilan keputusan Siagian, 2002. Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peranan sebagai penghubung. Peranan yang bersifat informasi mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten. Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut berusaha mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat Thoha, 2007. Sedangkan menurut Winardi, 2000, gaya kepemimpinan adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami suksesnya kepemimpinan, dalam hubungannya di mana pusat perhatian ditujukan pada yang dilakukan oleh pemimpin. Universitas Sumatera Utara

2.1.5.1. Kepemimpinan

Teori kepemimpinan menurut Winardi 2000 adalah sebagai berikut : 1. Teori otokratis Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbiter dalam hubungan pimpinan dengan pihak bawahan. 2. Teori psikologis Pendekatan ini kepada kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpina adalah mengembangkan system motivasi terbaik. 3. Teori sosiologis Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara pengikut. 4. Teori suportif Pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik- baiknya dan dapat memimpin dengan sebaik-baiknya melalui tindakan membantu mereka. 5. Teori “Laissez Faire” Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dalam hal menentukan aktivitas mereka. 6. Teori perilaku pribadi Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas pribadi ataupun pola- pola kelakuan para pemimpin. Pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan identik dalam situasi yang dihadapinya. Universitas Sumatera Utara 7. Teori sifat Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain : a. Intelegensi b. Inisiatif c. Energi atau rangsangan d. Kedewasaan emosional e. Persuasif f. Skill communicative g. Kepercayaan kepada diri sendiri h. Perspektif i. Kreativitas dan partisipasi social. 8. Teori situasi Pada teori ini dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen yakni : pemimpin, pengikut, situasi. Situasi dianggap elemen yang paling penting karena memiliki banyak variable.

2.1.5.2. Tipe Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan menurut Hopwood 1976, ada beberapa tipe gaya kepemimpinan yang dapat dijadikan indikator yang dapat mengukur gaya manajemen, yaitu : 1. Gaya partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan pimpinan selalu berada di tengah-tengah para bawahan sehingga ia terlihat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi. Universitas Sumatera Utara 2. Gaya pengasuh, yaitu gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin dengan gaya seperti ini bertindak sebagai seorang bapak yang selalu melindungi bawahannya dalam batas-batas yang wajar. 3. Gaya otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan ditangan satu orang. 4. Gaya birokrasi, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan peraturan organisasi sebagai orientasi dalam pelaksanaan tugas. 5. Gaya yang berorientasi pada tugas, yaitu gaya kepemimpinan yang memandang bahwa pelaksanaan tugas adalah yang paling utama dalam suatu organisai. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti ini akan berupaya untuk bekerja sesuai target dan tepat waktu, meskipun dalam kondisi sulit.

2.2. Review Peneliti Terdahulu

Erlina 2008 melakukan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan pimpinan tentang anggaran, jenjang pendidikan dan latar belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan daerah, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik sebagai variabel moderating. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan dan jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan pengawasan keuangan, tetapi pengetahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi pengawasan anggaran. Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran akan mempengaruhi pengawasan keuangan. Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pengawasan keuangan akan tidak mempengaruhi kinerja anggota dewan. Universitas Sumatera Utara Winarna dan Murni 2007 meneliti tentang personal background, political background dan pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap peran DPRD Medan dalam pengawasan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan. Personal background dan political background secara umum tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Werimon 2007 meneliti tentang pengaruh partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah, sedangkan partisipasi masyarakat, kebijakan publik tidak berpengaruh positif terhadap pengawasan keuangan. Sopanah dan Wahyudi 2007 meneliti tentang pengaruh akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara pengetahuan anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Hasilnya menunjukkan pengetahuan anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan. Akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh terhadap pengawasan keuangan. Selanjutnya Wardayani 2010 meneliti pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah dengan komitmen professional sebagai variabel moderasi. Hasilnya menunjukkan secara simultan dan parsial meneliti pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat dan Universitas Sumatera Utara transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan. Komitmen professional tidak memperkuat hubungan pengetahuan tentang anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan. Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu Peneliti Topik Variabel Hasil Penelitian Erlina 2008 Pengaruh Pengetahuan Tentang Angggaran terhadap Pengawasan Keuangan Daerah dan Kinerja Dewan; Peranan Partisipasi Masyarakat di Sumatera Utara Variabel Independen : - Pengetahuan Dewan tentang anggaran, jenjang pendidikan dan latar belakang pendidikan Variabel Dependen : - Pengawasan Keuangan Daerah Variabel Moderating : - Partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik - Menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan dan jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan Pengawasan anggaran, tetapi penge- tahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi pengawasan anggaran yang dilakukan anggota dewan. - Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran akan mempengaruhi pengawasan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan. - Latar belakang pendidikan dan jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan pengawasan anggaran, tetapi pengetahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi kinerja anggota dewan. - Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pengawasan anggaran akan tidak mempengaruhi kinerja anggota dewan. Jaka Winarna dan Sri Murni 2007 Pengaruh Personal Background, Political Background dan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Variabel Independen - Personal background, political background, dan pengetahuan dewan tentang anggaran Variabel Dependen - Peran DPRD dalam pengawasan keuangan Pengetahuan Dewan tentang anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Personal background dan political background secara umum tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Simson Werimon, Imam Ghozali, dan Mohamad Nazir 2007 Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparans Kebijakan Publik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah APBD Variabel Independen - Pengetahuan tentang Anggaran Psrtisipasi Masyarakat, Trans- paransi Kebijakan Publik Variabel Dependen - Pengawasan Keuangan Daerah APBD - Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah APBD - Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negative signifikan terhadap pengawasan APBD. - Pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan public tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD. - Pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Lanjutan Sopanah dan Isa Wahyudi 2007 Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan antara Pengetahuan Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah APBD Variabel Independen - Pengetahuan Dewan tentang anggaran, akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat Variabel Dependen - Pengawasan keuangan daerah - Pengetahuan Anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD baik menurut sampel dewan maupun masyarakat. - Interaksi pengetahuan anggaran dengan akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD baik menurut sampel dewan maupun sample masyarakat. Hubungan yang ditunjukkan adalah negatif artinya semakin tinggi akuntabilitas maka pengawasan yang dilakukan oleh dewan semakin menurun. - Interaksi pengetahuan anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD menurut dewan, sedang menurut masyarakat tidak signifikan. - Interaksi pengetahuan anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh Wardayani 2010 Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran, Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Kinerja DPRD Dalam Peng- awasan Keuangan Daerah dengan Komitmen Profesional sebagai Variabel Moderasi Variabel Independen - Pengetahuan Dewan tentang anggaran Variabel Dependen - Pengawasan keuangan daerah Variabel Moderating - Komitmen Profesional - Secara simultan dan parsial pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat, dan transparansi kebijakan publik ber- pengaruh signifikan terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah - Komitmen professional tidak mampu memperkuat hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi ke- bijakan publik terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah, dan komitmen professional bukan merupakan variable moderasi. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti mengidentifikasi tiga variable bebas yaitu Pengetahuan tentang Anggaran X1, Pengalaman Kerja X2, Latar Belakang Pendidikan X3, yang diperkirakan dapat mempengaruhi baik secara simultan dan parsial terhadap Pengawasan Keuangan Y dengan Gaya Kepemimpinan Z sebagai variabel moderating. Kerangka konsep yang telah dijelaskan diatas dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan Anggaran, Pengalaman Kerja, Latar Belakang Pendidikan terhadap Pengawasan Keuangan dan Gaya Kepemimpinan sebagai variabel moderating yang diperkirakan dapat mempengaruhi baik simultan maupun parsial terhadap Pengawasan Keuangan. Pengetahuan pimpinan tentang anggaran Pengetahuan Tentang Anggaran X1 Pengawasan Keuangan Y Gaya Kepemimpinan Z Pengalaman Kerja X2 Latar Belakang Pendidikan X3 Universitas Sumatera Utara terhadap pengawasan keuangan adalah semakin tinggi pengetahuan pimpinan tentang anggaran diduga akan semakin tinggi pengaruhnya terhadap pengawasan keuangan. Pengalaman kerja dalam hal ini adalah pengalaman kerja dibidang keuangan apabila responden memiliki pengalaman kerja lebih lama dalam bidang keuangan akan diduga semakin tinggi pengaruhnya terhadap pengawasan keuangan. Latar belakang pendidikan yang akan mempengaruhi pengawasan keuangan adalah yang mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi, apabila responden mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi akan diduga semakin tinggi pengaruhnya terhadap pengawasan keuangan. Pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan sebagai variabel independen akan mempengaruhi terhadap pengawasan keuangan sebagai variabel dependen. Gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating yang diduga dapat memperkuat hubungan antara pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka konseptual atas, maka hipotesis penelitian adalah : 1. Pengetahuan pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap pengawasan keuangan. 2. Gaya kepemimpinan memperkuat hubungan antara pengetahuan pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian sebab akibat causal research yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel Erlina, 2011. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen variabel yang mempengaruhi dan dependen dipengaruhi Sugiyono, 2008

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Islam Sumatera Utara, Jalan Karya Bakti Medan.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Pengurus, Pimpinan Universitas, dan Pimpinan Fakultas di lingkungan Yayasan UISU yang berjumlah 74 orang sumber data diperoleh dari Sekretariat Yayasan UISU dengan rincian sebagai berikut : 1. Pengurus : 13 orang 2. Rektor : 1 orang 3. Pembantu Rektor : 4 orang 4. Dekan : 9 orang 5. Pembantu Dekan : 24 orang 6. BP Yayasan UISU P. Siantar : 3 orang 7. Ketua dan Pemb. Ketua STAI : 4 orang 8. Kepala dan PK SMA UISU : 8 orang Universitas Sumatera Utara 9. Kepala dan PK SMK UISU : 4 orang 10. Kepala dan PK SMP UISU Jumlah………………………………. 74 orang : 4 orang Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus, dimana seluruh populasi dijadikan sampel yang berjumlah 74 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Sumber data merupakan faktor penting untuk mempertimbangkan penentuan metode pengumpulan data. Jenis data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner, seperti yang dikemukakan Sugiyono, 2008 menyebutkan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini yang diberikan kuesioner sebanyak 74 orang. Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut paling lambat 7 tujuh hari. Tahap kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi untuk dilakukan pengolahan data. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan menggunakan skala Likert yang diadopsi dari beberapa peneliti sebelumnya. Kuesioner variabel pengetahuan tentang anggaran dan pengawasan diadopsi dan dimodifikasi dari Sopanah 2004, variabel gaya kepemimpinan diadopsi dan dimodifikasi dari Sudarmadi 2007. Pengalaman kerja adalah lamanya seorang responden memegang jabatan di bidang keuangan. Latar belakang pendidikan menggunakan skala dummy yaitu jika Universitas Sumatera Utara latar belakang pendidikan adalah akuntansi maka diberi nilai 1 jika tidak diberi nilai 0.

4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel a. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengawasan keuangan, merupakan rangkaian kegiatan pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Variabel Pengawasan mempunyai skala interval.

b. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan yaitu pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan. 1. Pengetahuan tentang anggaran adalah pengetahuan para pimpinan tentang anggaran terhadap mekanisme penyusunan anggaran mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pertanggungjawaban dan juga pengetahuan tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Variabel ini berskala interval. 2. Pengalaman kerja adalah berapa lama pengalaman bekerja para pimpinan dibidang keuangan, dan variable ini berskala nominal. 3. Latar belakang pendidikan adalah latar belakang pendidikan para pimpinan, jika latar belakang pendidikan akuntansi diberi nilai 1 jika latar belakang pendidikan bukan akuntansi diberi nilai 0, sehingga variabel ini bersifat dummy

c. Variabel Moderating

Variabel moderating yang digunakan adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah cara atau teknik seseorang dalam menjalankan suatu Universitas Sumatera Utara kepemimpinan berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Variabel ini berskala interval. Alat pengukuran dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dan skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert dan dummy. Skala likert yaitu mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5 SS=Sangat Setuju, 4 S=Setuju, 3 TT=Tidak Tahu, 2 TS=Tidak Setuju dan 1 STS=Sangat Tidak Setuju. Pengetahuan tentang anggaran dan gaya kepemimpinan menggunakan skala likert. Defenisi operasional dan pengukuran variable dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Defenisi Operasional Variabel Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Dependen Pengawasan Keuangan Y Pengawasan merupakan rangkaian kegiatan pemantau-an, pemeriksaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebi-jakan. Pengawasan dilakukan untuk menjamin semua kebijakan program dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. - Keterlibatan dalam memantau pelaksanaan penyusunan RPKAPB - Pengawasan terhadap pelaksanaan PKAPB - Evaluasi yang dilakukan terhadap faktor-faktor timbulnya revisi PKAPB. - Permintaan keterangan terhadap laporan pertanggungjawaban. - Tindak lanjut jika terjadi kejanggalan dalam laporan pertanggungjawaban. Interval Independen Pengetahuan Anggaran X1 Pengalaman Kerja X2 Latar Belakang Pendidikan X3 Pengetahuan pimpinan tentang anggaran dapat diartikan sebagai pengetahu- an pimpinan terhadap mekanisme penyusunan anggaran mulai dari tahap perencanaan sampai pada tahap pertanggungjawaban serta pengetahuan pimpinan tentang peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan. Pengalaman bekerja para pimpinan dibidang keuangan. Latar belakang pendidikan pimpinan - Pengetahuan terhadap penyusunan RPKAPB . - Pengetahuan terhadap pelaksanaan PKAPB - Pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya kebocoran dalam pelaksanaan PKAPB - Pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya pemborosan atau kegagalan dalam pelaksanaan PKAPB - Pengetahuan tentang penyusunan pertanggungjawaban Lamanya bekerja di bidang keuangan Jika latar belakang pendidikan Akuntansi beri nilai 1 sedangkan yang bukan akuntansi diberi nilai 0 Interval Nominal Dummy Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.1 Lanjutan Gaya Kepemimpinan Z Gaya kepemimpinan adalah cara atau teknik seseorang dalam menjalan- kan suatu kepemimpinan, berusaha mempengaruhi perilaku orang-orang yang dikelolanya. - Gaya partisipatif - Gaya pengasuh - Gaya otoriter - Gaya birokrasi - Gaya yang berorientasi pada tugas . Interval

4.6. Uji Kualitas Data

Ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu validitas dan reliabilitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrument. Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain :

4.6.1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Umar 2008 menyatakan uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuangdiganti karena dianggap tidak relevan. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda Ikhsan dan Ghozali, 2006. Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan program SPSS, dan untuk uji validitas dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson dan Corrected Item- Total Correlation. Priyatno 2008 mengemukakan kriteria pengujiannya dengan taraf signifikan 5 atau 0,05 yaitu jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner berkorelasi terhadap skor total Universitas Sumatera Utara dinyatakan valid, jika r hitung r tabel maka instrument pertanyaan-pertanyaan kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN Pengaruh Pengetahuan Anggota Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Partisipasi Masyarakat Dan Akuntabilitas Sebagai Variabel Moderating ( Studi Empiris di

0 6 20

PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN Pengaruh Pengetahuan Anggota Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Partisipasi Masyarakat Dan Akuntabilitas Sebagai Variabel Moderating ( Studi Empiris di

0 2 16

PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 10

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN KOMITMEN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Komitmen Organisasi Dan Partisipasi Masyarakat Sebagai Variabel Modera

0 0 16

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN KOMITMEN Pengaruh Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Dengan Komitmen Organisasi Dan Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Variabel

0 1 15

PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP KINERJA PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI PEMODERATING

0 0 10

II. Pengisian Kuisioner - Pengaruh Pengetahuan Pimpinan Tentang Anggaran, Pengalaman Kerja Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Pengawasan Keuangan Dengan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengawasan Keuangan - Pengaruh Pengetahuan Pimpinan Tentang Anggaran, Pengalaman Kerja Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Pengawasan Keuangan Dengan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Pengetahuan Pimpinan Tentang Anggaran, Pengalaman Kerja Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Pengawasan Keuangan Dengan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating

0 0 7

PENGARUH PENGETAHUAN PIMPINAN TENTANG ANGGARAN, PENGALAMAN KERJA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING TESIS

0 0 15