Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan sistem ABC memerlukan biaya yang mahal, oleh
karena itu perusahaan yang akan menerapkan sistem ini perlu mempertimbangkan biaya dan manfaatnya cost and benefit. Di samping itu
seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa ABC diperlukan oleh perusahaan yang memiliki diversifikasi produk yang tinggi. Jadi jika menghasilkan
produk tunggal penggunaan ABC ini tidak efisien, karena semua biaya dalam hubungannya dengan produk merupakan biaya langsung.
F. Perbedaan Traditional Costing Method dengan Activity Based Costing
Terdapat perbedaan mendasar antara traditional costing method dengan activity based costing menurut Carter Usry 2006:499 antara lain:
1. Activity based costing ABC menggunakan cost driver lebih banyak
dibandingkan traditional costing method yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit, sehingga ABC mempunyai tingkat
ketelitian lebih tinggi dalam penentuan harga pokok produk bila dibandingkan dengan sistem tradisional.
2. ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu untuk menentukan
berapa besar overhead pabrik yang akan dialokasikan pada suatu produk tertentu. Traditional costing method mengalokasikan biaya overhead
berdasarkan satu atau dua basis alokasi saja. 3.
Fokus ABC adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu, sedangkan traditional costing concept lebih mengutamakan pada kinerja keuangan
jangka pendek, seperti laba. Sistem tradisional dapat mengukurnya dengan cukup akurat. Tetapi apabila traditional costing method digunakan untuk
penetapan harga pokok dan untuk mengidentifikasikan produk yang menguntungkan, angka-angkanya tidak dapat dipercaya dan diandalkan.
4. ABC membagi konsumsi overhead dalam 4 empat kategori yaitu: unit,
batch, produk, dan fasilitas. Traditional costing method membagi biaya overhead dalam unit yang lain.
Perbedaan antara perhitungan traditional costing method dengan activity based costing menurut Amin Widjaja 2009:100 antara lain:
1. Activity based costing mengunakan penggerak biaya berdasarkan aktivitas
termasuk yang berdasarkan volume maupun yang tidak berdasarkan volume, sedangkan traditional costing method menggunakan penggerak
biaya berdasarkan volume. 2.
ABC membebankan biaya overhead pertama ke pusat biaya aktivitas dan kedua ke sebelum produk atau jasa, sedangkan traditional costing method
membebankan biaya overhead pertama ke departemen dan kedua ke produk atau jasa.
3. ABC fokus pada pengelolaan proses dan aktivitas serta pemecahan
masalah lintas fungsional, sedangkan traditional costing method fokus pada pengelolaan biaya departemen fungsional atau pusat
pertanggungjawaban. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai perbedaan sistem activity
based costing dengan traditional costing method maka dapat disimpulkan
bahwa ABC memiliki beberapa keunggulan yaitu ABC membagi konsumsi overhead ke dalam empat kategori yaitu unit, batch, produk, dan fasilitas.
Fokus ABC adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu, sedangkan traditional costing method lebih mengutamakan pada kinerja keuangan jangka pendek,
seperti laba.
G. Prosedur Pembebanan Biaya Dua Tahap