Pembinaan Akhlak di Pesantren

Unsur pokok lain yang cukup membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah bahwa pada pesantren diajarakan kitab-kitab Islam klasik atau yang sekarang terkenal dengan sebutan kitab kuning yang dikarang oleh para ulama terdahulu, mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. 45 5 Masjid Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dari pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik sembahyang lima waktu, khutbah dan sembahyang Jum’ah, dan pengajaran kitab- kitab Islam klasik. 46 Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam yang pernah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad saw. Artinya, telah terjadi proses berkesinambungan fungsi masjid sebagai pusat kegiatan umat. 47

d. Pembinaan Akhlak di Pesantren

Bagi pesantren setidaknya ada 6 metode yang diterapkan dalam membentuk perilaku santri, yakni 1 Metode Keteladanan Uswah Hasanah; 2 Latihan dan Pembiasaan; 3 Mengambil Pelajaran ibrah; 4 Nasehat mauidzah; 5 Kedisiplinan; 6 Pujian dan Hukuman targhib wa tahzib 48 45 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia …, h. 49-50. 46 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia …, h. 85. 47 HM Amin Haedari dkk., Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Kompleksitas Global, Jakarta: IRD Press, 2006, Cet. ke-2, h. 33. 48 Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014, http:nawawielfatru.blogspot.com201110pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html. 1 Metode Keteladanan 49 Secara psikologis, manusia sangat memerlukan keteladanan untuk mengembangkan sifat-sifat dan petensinya. Pendidikan perilaku lewat keteladanan adalah pendidikan dengan cara memberikan contoh-contoh kongkrit bagi para santri. Dalam pesantren, pemberian contoh keteladanan sangat ditekankan. Kiai dan ustadz harus senantiasa memberikan uswah yang baik bagi para santri, dalam ibadah-ibadah ritual, kehidupan sehari-hari maupun yang lain, karena nilai mereka ditentukan dari aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan. Semakin konsekuen seorang kiai atau ustadz menjaga tingkah lakunya, semakin didengar ajarannya. 2 Metode Latihan dan Pembiasaan 50 Mendidik perilaku dengan latihan dan pembiaasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan terhadap norma- norma kemudian membiasakan santri untuk melakukannya. Dalam pendidikan di pesantren metode ini biasanya akan diterapkan pada ibadah-ibadah amaliyah, seperti shalat berjamaah, kesopanan pada kiai dan ustadz. Pergaulan dengan sesama santri dan sejenisnya. Sedemikian, sehingga tidak asing di pesantren dijumpai, bagaimana santri sangat hormat pada ustadz dan kakak-kakak seniornya dan begitu santunnya pada adik-adik pada junior, mereka memang dilatih dan dibiasakan untuk bertindak demikian. Latihan dan pembiasaan ini pada akhirnya akan menjadi akhlak yang terpatri dalam diri dan menjadi yang tidak terpisahkan. 49 Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014, http:nawawielfatru.blogspot.com201110pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html. 50 Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014, http:nawawielfatru.blogspot.com201110pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html. 3 Mendidik Melalui Ibrah Mengambil Pelajaran 51 Secara sederhana, ibrah berarti merenungkan dan memikirkan, dalam arti umum bisanya dimaknakan dengan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa. Abd. Rahman al-Nahlawi, seorang tokoh pendidikan asal timur tengah, mendefisikan ibrah dengan suatu kondisi psikis yang manyampaikan manusia untuk mengetahui intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, diinduksikan, ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar, sehingga kesimpulannya dapam mempengaruhi hati untuk tunduk kepadanya, lalu mendorongnya kepada perilaku yang sesuai. Tujuan Paedagogis dari ibrah adalah mengantarkan manusia pada kepuasaan pikir tentang perkara agama yang bisa menggerakkan, mendidik atau menambah perasaan keagamaan. Adapun pengambilan ibrah bisa dilakukan melalui kisah-kisah teladan, fenomena alam atau peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik di masa lalu maupun sekarang. 4 Mendidik Melalui Mauidzah Nasehat 52 Mauidzah berarti nasehat. Rasyid Ridla mengartikan mauidzah sebagai nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa yang dapat menyentuh hanti dan membangkitkannya untuk mengamalkan. Metode mauidzah, harus mengandung tiga unsur, yakni : a. Uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh seseorang, dalam hal ini santi, misalnya tentang sopan santun, harus berjamaah maupun kerajinan dalam beramal; b. Motivasi dalam melakukan kebaikan; c. Peringatan 51 Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014, http:nawawielfatru.blogspot.com201110pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html. 52 Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014, http:nawawielfatru.blogspot.com201110pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html. tentang dosa atau bahaya yang bakal muncul dari adanya larangan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. 5 Mendidik Melalui Kedisiplinan 53 Dalam ilmu pendidikan, kedisiplinan dikenal sebagai cara menjaga kelangsungan kegiatan pendidikan. Metode ini identik dengan pemberian hukuma atau sangsi. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi. 6 Mendidik Melalui Targhib wa Tahzib 54 Metode ini terdiri atas dua metode sekaligus yang berkaitan satu sama lain; targhib dan tahzib. Targhib adalah janji disertai dengan bujukan agar seseorang senang melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan. Tahzib adalah ancaman untuk menimbulkan rasa takut berbuat tidak benar. Tekanan metode targhib terletak pada harapan untuk melakukan kebajikan, sementara tekanan metode tahzib terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa. Di pesantren, metode ini biasanya diterapkan dalam pengajian- pengajian, baik sorogan maupun bandongan.

B. Kerangka Berfikir

Akhlak merupakan suatu sifat atau keadaan yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan perbuatan tanpa perlu adanya pemikiran untuk melakukan perbuatan tersebut. Akhlak adakalanya terpuji, yang dikenal 53 Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014, http:nawawielfatru.blogspot.com201110pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html. 54 Nawawi El-Fatru, Pesantren dan Pembentukan Perilaku Santri, 2014, http:nawawielfatru.blogspot.com201110pesantren-dan-pembentukan-prilaku.html.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN TINGKAT KECERDASAN EMOSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL REMAJA (ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DAN REMAJA YANG TIDAK TINGGAL DI PONDOK PESANTREN)

0 7 2

STUDI KOMPARASI TENTANG KETERAMPILAN MELAWAT DENGAN TONGKAT ANTARA SISWA TUNANETRA YANG TINGGAL DI RUMAH DENGAN YANG TINGGAL DI ASRAMA DI MTs YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 5 189

PERBEDAAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DAN YANG TINGGAL DIRUMAH.

0 1 84

PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN SISWA MAN MOJOKERTO DITINJAU DARI LINGKUNGAN YANG TINGGAL DI ASRAMA SEKOLAH DENGAN YANG TINGGAL DI PESANTREN.

0 0 93

PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Perbedaan Kecemasan antara Istri Anggota Polisi Yang Tinggal di Kesatrian dengan Yang Tinggal di Rumah Sendiri

1 1 41

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL ULUM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TA. 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL ULUM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRING

0 1 13

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian - PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL

0 0 9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Swasta Nurul Ulum 1. Kedudukan - PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL U

0 0 21

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANTARA SISWA TK YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DAN YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN SKRIPSI

0 0 15