. Latar Belakang Masalah Sumber stres dan strtegi coping pada pelajar atlet bulutangkis

atlet menjadi porsi yang penting agar masalah kepribadian dan konflik-konflik sang atlet dapat dikelola dengan baik sehingga ia tetap tampil optimal. Sebagai salah satu usaha pemerintah untuk membina calon atlet sedini mungkin dan guna meningkatkan prestasi olahraga nasional di dirikanlah Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar PPLP di seluruh propinsi. Para atlet pelajar terbaik dari seluruh PPLP ditanah air tersebut, kemudian dididik dan dilatih di Sekolah Khusus Olahragawan SMP-SMA Negeri Ragunan Jakarta. Sesuai dengan tujuan pendirian sekolah ini, para siswanya dituntut untuk berprestasi tinggi dalam olahraga yang ditekuninya tanpa mengesampingkan prestasi akademiknya. Para atlet pelajar SMP-SMA Ragunan yang terdiri dari berbagai cabang olahraga ini tinggal di asrama dan menjalani latihan pagi dan sore di dalam kompleks sekolah tersebut. Sekolah ini berskala nasional, oleh karena itu sebagian besar siswanya berasal dari berbagai penjuru daerah yang jauh dari ibukota Jakarta. Mereka harus meninggalkan keluarga yang dicintainya untuk berjuang mempertaruhkan jiwa dan raganya demi dapat mengharumkan nama keluarga, daerah maupun bangsa yang mengirimnya ke ajang persaingan. Dengan demikian para atlet pelajar tersebut juga harus siap menghadapi transisi budaya karena perbedaan adat istiadat, logat bahasa dan kebiasaan, termasuk juga kebiasaan makan. Selain itu, para atlet juga harus melakukan penyesuaian diri terhadap suasana latihan termasuk pergantian pelatih dan program latihan. Perubahan-perubahan suasana atau situasi yang memerlukan penyesuaian diri ini sangat berpotensi untuk menyebabkan para atlet pelajar tersebut mengalami stres. Stres merupakan gejala keseimbangan diri untuk dapat beradaptasi terhadap adanya perubahan baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Smith dalam Nasution, 2007 mengatakan jika seseorang berada dalam keadaan stres, maka seluruh pola hidup dan kesehatannya juga akan terganggu sehingga produktivitas kerjanya menurun. Nasution 2007 mengemukakan bahwa stres dalam olahraga dapat bersumber dari hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan olahraga. Smith dalam Nasution, 2007 dalam penelitiannya menemukan bahwa stres yang dialami atlet timbul pada saat latihan, sebelum pertandingan, saat pertandingan, dan setelah pertandingan. Hal ini senada dengan peneliti Gould et al. yang juga mengidentifikasi sumber stres yang tidak berhubungan dengan olahraga Nasution, 2007. Adler dalam Nevid, 2002 mengatakan banyak bukti menunjukkan bahwa stres membuat seseorang rentan terhadap penyakit karena melemahnya sistem tubuh, melemahnya sistem kekebalan tubuh membuat seseorang rentan terhadap penyakit umum seperti demam dan flu dan meningkatkan resiko berkembangnya penyakit kronis, hal ini juga akan mengakibatkan berpengaruhnya prestasi pada atlet bulutangkis. Nasution 2007 mendapati berbagai penelitian dalam bidang psikologi olahraga membuktikan bahwa stres dapat menurunkan prestasi atau setidaknya mengganggu kelancaran pelaksanaan latihan. Dengan demikian stres perlu dihindari dan atlet perlu diajarkan cara-cara untuk menangani stres coping with stress. Salah satu faktor yang menentukan seberapa parah seorang individu mengalami stres dipengaruhi oleh stres yang dirasakannya adalah bagaimana dia menghadapi peristiwa yang dialaminya. Ada 2 tipe utama yang biasanya dapat menurunkan stres seperti diungkapkan oleh Lazarus dan Folkman dalam Fausiah, 2006 yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping. Individu yang menggunakan problem-focused coping biasanya langsung mengambil tindakan untuk memecahkan masalah atau mencari informasi yang berguna untuk membantu pemecahan masalah, sebagai contoh dalam menghadapi ujian individu akan menyusun jadwal belajar sejak awal semester untuk menghadapi setiap ujian sehingga ketika menghadapi ujian di akhir semester tidak lagi terlalu menegangkan. Di sisi lain, individu dengan emotion-focused coping lebih menekankan pada usaha menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika menghadapi masalah atau tekanan. Misalnya mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi dengan bersantai atau mencari kesenangan dengan pergi ke bioskop, café, berenang dan lain sebagainya Fausiah, 2006. Untuk dapat mengajarkan cara-cara mengatasi stres bagi atlet pelajar bulutangkis, perlu terlebih dahulu diketahui situasi-situasi bagaimana yang dapat menimbulkan stres sumber stres. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi mengenai hal-hal atau situasi apa saja yang menjadi surnber stres bagi masing- masing atlet pelajar tersebut. Smith mengatakan bahwa stres dalam olahraga dapat bersumber dari hal yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan olahraga Nasution, 2007. Dengan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Khusus Olahragawan Ragunan Jakarta. Penulis ingin meneliti secara mendalam yang menjadi sumber stres dan strategi coping pada pelajar atlet Bulutangkis dikarenakan sampai saat ini peneliti belum menemukan penelitian yang sama yang diteliti dengan penulis original.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, hubungan antara sumber stres dengan strategi coping khususnya pada pelajat atlet bulutangkis, diteliti dalam lingkup yang dibatasi, yaitu: 1. Populasi dalam penelitian ini terbatas pada pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan. 2. Dari semua variabel yang memiliki hubungan dengan strategi coping, hanya sebagian saja yang diteliti, yaitu yang dapat dikendalikan manageable, sesuai kemampuan, waktu, tenaga, dan biaya. Variabel- variabel itu ialah: sumber stres mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor, dan endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP. 1.2.2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan ruang lingkup masalah, maka rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini ialah: 1. Apakah sumber stres memiliki hubungan secara signifikan dengan strategi coping ? a. Apakah physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? b. Apakah social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? c. Apakah psychological stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? d. Apakah endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping? 2. Apakah jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? 3. Apakah usia memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping? 4. Apakah tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ? 5. Apakah masa tinggal di PPLP memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Sumber Stres dan Strategi Coping pada Pelajar Atlet Bulutangkis”, dan untuk mengetahui sejauh mana hubungan sumber stres mencakup physical stressor, social stressor, psychological stressor, dan endemic stressor, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan massa tinggal di PPLP dengan strategi coping pada pelajar atlet bulutangkis. 1.4.2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, diantaranya yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti bagi perkembangan ilmu Psikologi, khususnya psikologi olahraga dengan cara memberi tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah dan merangsang kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian pada bidang psikologi olahraga. 2. Manfaat Praktis Memberi masukan positif bagi konselor, pelatih dan pelajar atlet bulutangkis yang berada di SMP-SMA Ragunan dalam menghadapi sumber stres dan strategi pemecahan masalah coping.

1.4. Sistematika penulisan

Agar memudahkan pembahasan dalam skripsi ini maka penulis membaginya dalam lima bab, dimana pada masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-sub yaitu: 1. Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, pembatasan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II merupakan kajian pustaka yang terdiri dari definisi stres, jenis-jenis sumber stres, gejala-gejala stres, pengertian coping, jenis strategi coping, faktor yang mempengaruhi strategi coping, pengertian atlet, kerangka berfikir dan uji hipotesis. 3. Bab III merupakan metodologi penelitian yang di dalamnya membahas mengenai jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik uji instumen, metode analisa data dan prosedur penelitian. 4. Bab IV menyajikan gambaran umum responden, presentasi penelitian, uji hipotesis dan proporsi varian. 5. Bab V mencakup kesimpulan, diskusi dan saran