Presentasi Penelitian Sumber stres dan strtegi coping pada pelajar atlet bulutangkis

Dari gambaran hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki menggunakan strategi coping jenis problem focused coping sebanyak 11 orang, emotional focused coping dan maladaptive coping masing-masing sebanyak 6 orang. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan menggunakan strategi coping maladaptive coping sebanyak 11 orang, emotional focused coping sebanyak 7 orang, dan problem focused coping sebanyak 5 orang. Untuk mengetahui jenis sumber stres dan strategi coping yang digunakan pelajar atlet bulutangkis maka peneliti menggambarkan dalam sebuah tabel, sebagai berikut : Tabel 4.5 Jenis Strategi Coping yang digunakan dalam Menghadapi Sumber Stres No. Sumber Stres Strategi Coping Jumlah Persentase 1. Physical Problem Focussed Coping Emotional Focussed Coping Maladaptive Coping 6 4 4 13.04 8.70 8.70 2. Social Problem Focussed Coping Emotional Focussed Coping Maladaptive Coping 5 4 6 10.86 8.70 13.04 3. Psychological Problem Focussed Coping Emotional Focussed Coping Maladaptive Coping 4 1 3 8.70 2.17 6.52 4. Endemic Problem Focussed Coping Emotional Focussed Coping Maladaptive Coping 1 4 4 2.17 8.70 8.70 Jumlah 46 100 Dari gambaran di atas dapat dilihat sebanyak 13,04 pelajar atlet bulutangkis yang mengalami sumber stres fisik dan sosial dengan menggunakan jenis problem focussed coping dan maladaptive coping sebagai strategi pemecahan masalah, 10,86 responden mengalami sumber stres sosial dan menggunakan jenis strategi coping problem focussed coping 8,70 responden mengalami sumber stres fisik, sosial, psikologis dan endemis dengan menggunakan jenis masing-masing strategi coping problem focussed coping, emotional focussed coping dan maladaptive coping. Dan hanya 2,17 responden mengalami sumber stres psikologis dan endemis dengan menggunakan jenis strategi coping emotional focussed coping dan problem focussed coping sebagai cara pemecahan sumber stresnya.

4.3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing IV terhadap DV, dalam penelitian ini analisisnya dilakukan dengan teknik regresi berganda, sebagai berikut gambarannya: Tabel 4.6 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 31.636 22.928 1.380 .176 Physical 1.837 .470 .502 3.910 .000 Social 2.357 .712 .476 3.309 .002 Psychological -1.675 .673 -.381 -2.488 .057 Endemic .528 .504 .167 1.047 .008 Jenis Kelamin -.170 .137 -.140 -1.245 .221 Usia .394 .141 .324 2.790 .302 Pendidikan .155 .138 .127 1.119 .271 Massa di PPLP -.212 .144 -.174 -1.470 .150 a. Dependent Variable: Coping Berdasarkan tabel di atas, persamaan regresi berdasarkan nilai B yaitu: Strategi coping y’ = 31,636 + 1,837 Phy + 2,357 Soc – 1,675 Psy + 0,528 End – 0,170 jenis kelamin + 0,394 usia + 0,155 pendidikan - 0,212 Massa di PPLP Dari persamaan regresi tersebut, bisa dibuat prediksi tentang berapa harga Y jika nilai setiap IV diketahui. Sesuai tabel 4.6 di atas juga dapat diketahui signifikan tidaknya masing- masing IV terhadap DV, hal ini untuk menjawab berbagai hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

4.3.1. Uji Hipotesis 1

Uji hipotesis 1 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara sumber stres dengan strategi coping. Sumber stres mencakup 4 faktor, rinciannya ialah sebagai berikut: a. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk physical stressor = 0,000. Karena p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa physical stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. b. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk social stressor = 0,002. Karena p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa social stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. c. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk psychological stressor = 0,057. Karena p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa psychological stressor tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping. d. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk endemic stressor = 0,008. Karena p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa endemic stressor memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.

4.3.2. Uji Hipotesis 2

Uji hipotesis 2 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan strategi coping. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk jenis kelamin = 0,221. Karena p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.

4.3.3. Uji Hipotesis 3

Uji hipotesis 3 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara usia dengan strategi coping. Pada tabel 4.6. diketahui nilai p untuk usia = 0,302. Karena p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.

4.3.4. Uji Hipotesis 4

Uji hipotesis 4 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan strategi coping. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk tingkat pendidikan = 0,271. Karena p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.

4.3.5. Uji Hipotesis 5

Uji hipotesis 5 merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah ada hubungan yang signifikan antara massa tinggal di PPLP Ragunan dengan strategi coping. Pada tabel 4.6 diketahui nilai p untuk massa tinggal di PPLP Ragunan = 0,150. Karena p 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa massa tinggal di PPLP Ragunan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping.

4.4. Proporsi Varian

Pada sub bab sebelumnya dapat diketahui bahwa hanya 3 IV yang memiliki hubungan yang signifikan dengan strategi coping, yaitu physical stressor, social stressor, dan endemic stressor. Hal ini mungkin terjadi karena sedikitnya jumlah responden dalam penelitian ini. Namun demikian, penulis ingin melihat proporsi varian dari komponen strategi coping yang secara keseluruhan bisa diterapkan