Sistematika penulisan Sumber stres dan strtegi coping pada pelajar atlet bulutangkis

kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi ketakutan dan kecemasan dalam Kartono dan Gulo, 2000. Selain itu, stres sebagai istilah yang dikenal di dunia psikologi dan kedokteran memiliki makna yang berbeda-beda, sesuai dengan pandangan masing-masing pengamat. Nusantari dalam bukunya Life is Beautiful 2007 mengemukakan diantaranya pakar psikologi mendefinisikan stres sebagai: suatu kondisi fisik atau ketegangan mental yang menghasilkan perubahan dalam sistem saraf autonomik Wolman, 1973; reaksi yang tidak khusus nonspecific response dari tubuh terhadap berbagai tuntutan Hans Selye, 1976; suatu keadaan yang dipengaruhi oleh gangguan mental atau emosional Morst Furst, 1979; reaksi tiba-tiba terhadap sekumpulan rangsangan yang berupa kejadian, objek atau individu Giardano Everly, 1986. Hawari 2002 mengatakan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang timbul sebagai hasil dari persepsi kognisi individu ketika berhadapan dengan tuntutan atau perubahan-perubahan yang terjadi atas dirinya. Fenomena stres dalam kehidupan manusia sangat luas sehingga menarik banyak pakar ilmuwan untuk menelitinya. Salah seorang pakar dalam penelitian terhadap stres, Hans Selye M.D dalam Hawari, 2002 memberikan definisi stres dalam terminologi fisiologis sebagai respon tubuh yang non spesifik terhadap tuntutan beban atasnya. Sarafino dalam Smet, 1994 mendefinisikan stres sebagai: “…Suatu kondisi disebabkan oleh lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan- tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang...”. Sutherland Cooper dalam Smet, 1994 memberikan kesimpulan definisi stres yang dikemukakan oleh Sarafino yang di atas, diantaranya yaitu: 1 Penilaian kognitif cognitive appraisal: stres adalah pengalaman subjektif yang mungkin didasarkan atau persepsi terhadap situasi yang tidak semata-mata tampak di lingkungan. 2 Pengalaman experience: suatu situasi yang tergantung pada tingkat keakraban dengan situasi, keterbukaan semula previous exposure, proses belajar, kemampuan nyata dan konsep reinforcement. 3 Tuntutan demand: tekanan, tuntutan, keinginan atau rangsangan- rangsangan yang segera sifatnya yang mempengaruhi cara-cara tuntutan yang dapat diterima. 4 Pengaruh interpersonal interpersonal influence : ada tidaknya seseorang, faktor situasional dan latar belakang mempengaruhi pengalaman subjektif, respon dan perilaku coping. 5 Keadaan stres ‘a state of stress: merupakan ketidakseimbangan antara tuntutan yang dirasakan dengan kemampuan yang dirasakan untuk menemukan tuntutan tersebut. Menurut Feldman dalam Fausiah, 2006 stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja positif misalnya merencanakan perkawinan atau negatif misalnya kematian keluarga atau yang dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan stressful event atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh individu pada terhadapnya. Dari pengertian di atas penulis memberikan gambaran bahwa stres selalu berhubungan dengan keadaaan situasi atau peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan atau menyenangkan, yang dimaknakan memiliki bobot yang sifatnya “menekan”. Hal ini bukan berarti bahwa setiap yang tidak menyenangkan dapat merugikan, karena stres dapat menjadi motivasi bagi manusia untuk berkreasi dan berprestasi yang lebih baik dari sebelumnya. 2.1.2. Jenis-jenis Sumber Stres Stres dipersepsikan secara berbeda oleh masing-masing individu. Apa yang