Kesesuaian Pelaksanaan Khiyar Dalam Hukum Islam

66 demikian jual beli juga dapat mendorong adanya saling bantu dalam kehidupan sehari-hari. Maka hak khiyar ditetapkan dalam Islam untuk mengatur kerelaan dan kepuasan timbal balik pihak-pihak yang melakukan jual beli. Dari satu segi memang khiyar opsi ini tidak praktis karena mengandung arti ketidakpastian suatu transaksi, namun dari segi kepuasan pihak yang melakukan transaksi, khiyar ini yaitu jalan terbaik. 65 Dalam persoalan khiyar, islam telah mengatur secara rinci. Adapun praktiknya di dunia pasar berbeda-beda karena tidak sepenuhnya berpedoman kepada ketentuan syariah islam. Berikut beberapa ulasan yang kami simpulkan bedasarkan penelitian lapangan: Tabel 4.1. Ulasan Kesesuaian Praktik Khiyar Jenis Khiyar Dasar Pensyari’atan Ketentuan Islam Praktik di Pasar Khiyar Majlis Rasulullah Saw bersabda: “Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar selama belum berpisah. Jika keduanya Diterapkan pada transaksi yang bertujuan mencari keuntungan akad al- mu’awadhah. Berlaku dimulai setelah ada ijab dan Praktek khiyar ini masih jarang ditemui dalam kasus jual beli di pasar. Biasanya boleh dilakukan sebelum pembeli keluar dari toko atau mengakhiri jual beli dengan berkata sepakat membeli. 65 Lihat Amir Syarifuddin, Fiqih Muamalah, Jakarta: Pranada Media, 2003, h. 213. 67 benar dan jelas maka keduanya diberkahi dalam jual beli mereka. HR. Bukhari dan Muslim qabul dan berakhir dengan perpisahan. Batas waktunya berpijak pada kehendak para pelaku transaksi. Biasanya pihak penjual memberikan tenggang waktu selama pembeli belum meninggalkan toko saja. Apabila pembeli telah pergi maka khiyar majlis tidak berlaku. Itu pun harus dengan alasan tertentu. Khiyar Syarat Rasulullah Saw bersabda: “Kamu boleh khiyar memilih pada setiap benda yang telah dibeli selama tiga hari tiga malam” HR.Baihaqi Batasan khiyar selama 3 hari, ada yang berendapat boleh lebih dari itu tergantung kebutuhan komoditi, pendapat yang rajih diserahkan kepada kedua pihak tanpa ada batasan waktu tertentu tanpa melebihi kebiasaan yang berlaku. Waktu berlakunya khiyar ini dimulai sejak transaksi hingga selesai masa tenggang yang disepakati. Apabila telah berlalu masa tenggang tersebut dan belum ada penggagalan transaksi maka transaksi dianggap sempurna dan telah terjadi. Penjual biasanya memberikan tenggang waktu hanya 1 sampai 2 hari. Penjual ingin waktu secepat mungkin karena mereka mengkhawatirkan barang yang dibeli akan cacat ditangan pembeli. Ketika sudah disepakati hak memilih sampai 2 hari, namun si pembeli tidak melakukan apa-apa, maka perjanjian ini dianggap batal. Biasanya dalam menentukan masa tenggang waktu lebih kondisional. Jika jarak dari rumah ke pasar dekat masa tenggang hanya 1 hari. Bila jarak jauh bisa sampai 2-3 hari. 68 Khiyar ‘Aib Rasulullah Saw bersabda: “Sesama muslim itu bersaudara; tidak halal bagi seorang muslim menjual barangnya kepada muslim lain, padahal pada barang itu terdapat ‘aibcacat”. HR.Ibnu Majah Berlangsung saat barang yang ditransaksikan itu cacat atau alat penukarnya berkurang nilainya dan itu tidak diketahui oleh pembeli. Pembeli tidak mengetahui bahwa pada barang itu ada cacat ketika akad berlangsung Ketika akad berlangsung, pemilik barang atau penjual tidak mensyaratkan bahwa apabila ada cacat tidak boleh dikembalikan. Khiyar ini terjadi pada suatu komoditi yang sifatnya tertutup atau tidak terlihat seperti; ikan dalam kaleng, mainan dalam kardus, dan lainnya. Seringkali terjadi di Pasar Ciputat, misalnya Ibu Ani pernah membeli telur 1kg kemudian ketika telur dipecahkan ternyata telah membusuk. Hal ini sebelumnya memang tidak diketahui baik penjual maupun pembeli. Biasanya ada beberapa toko yang menerapkan peringatan sebelum transaksi bahwa barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar kembali, atau ada yang tertulis di kwitansinya. Jika demikian, maka khiyar ‘aib tidak dapat dilakukan.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Meskipun Islam telah menata struktur praktik khiyar dengan akurat namun tidak mayoritas penjual yang menerapkan prinsipnya. Adakalanya penjual yang merasa tidak mau tahu terhadap hak pembeli karena pada dasarnya ia hanya bertujuan mencari materi semata. Sejatinya perbuatan itu tanpa disadari dapat memicu permusuhan dan putusnya silaturahmi. 69 Tentu ada beberapa permasalahan lain yang menyebabkan terbengkalainya penerapan prinsip khiyar ini di pasar terutama pasar ciputat. Berikut beberapa hal yang menjadi factor penyebab tidak aktifnya khiyar di pasar ciputat: 1. Hasrat Ingin Cepat, Mudah, dan Praktis Para pelaku transaksi masa kini menginginkan serba instan dan modern, biasanya mereka tidak ingin berbelit belit dalam bertransaksi. Sampai-sampai penjual dan pembeli berhadapan hanya untuk tawar- menawar harga kemudian membayarnya. Alhasil tidak ada kata perjanjian khiyar yang terucap dengan tegas dan jelas. 2. Kurangnya Sosialisasi Ilmu Pengetahuan Agama Sebagian dari pelaku transaksi tidak mengetahui tentang praktik khiyar yang sesuai dengan diajarkan syariat Islam. Maka dari itu mereka belum mengerti bagaimana cara menghadapi permasalahan seputar gugatan pengembalian atau pembatalan jual beli jika sewaktu- waktu itu terjadi. Maka khiyarlah jalan syar’i untuk menyelesaikannya. 3. Kurangnya Kesadaran Bertolong-Menolong Dalam jiwa pelaku transaksi harus tertanam rasa peduli dan saling tolong-menolong sesama. Bagi pembeli menolong penjual yang