Analisis Putusan No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi Menurut Hukum

2. karena tidak ada persetujuan yang bebas di antara para pihak 3. karena salah satu pihak di anggap tidak cakap melakukan perbuatan hukum 4. karena salah satu pihak atau masing-masing pihak belum mencapai umur yang di tentukan menurut Undang-Undang dan belum mendapat izin 5. karena adanya larangan perkawinan 6. karena perkawinan yang di langsungkan akibat dari suatu hubungan zina overspell 7. karena tidak adanya izin dari pihak yang berkepentingan, antara lain orang tua dan wali. Dalam perkara putusan No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi bahwa permohonan pembatalan perkawinan karena Termohon II telah melakukan pemalsuan identitas, yang mengaku berstatus jejaka. Akan tetapi Termohon II telah mempunyai istri dan dua orang anak. Dalam pasal 26 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di jelaskan bahwa Undang-Undang memandang soal perkawinan hanya dalam hubungan-hubungan perdata. Dari pasal tersebut dapat di simpulkan bahwa perkawinan merupakan hubungan antara dua orang. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang di atur dan di akui oleh hukum, dengan begitu perkawinan merupakan suatu perikatan. Mengingat perkawinan merupakan suatu perikatan, maka apabila suatu perikatan tersebut dapat batal karena sebab-sebab yang dapat membatalkanya, demikian pula dalam hal perkawinan juga dapat di batalkan. Sesuai dengan pasal 1449 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu perikatan-perikatan yang dibuat dengan paksaan, kekhilafan atau penipuan, menerbitkan suatu tuntutan untuk membatalkannya. Dengan demikian permohonan pembatalan perkawinan pada perkara No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi, perkawinannya dapat di batalkan, karena Termohon II telah melakukan penipuan di dalam perkawinannya, sesuai pasal 1449 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

C. Analisis Putusan No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi Menurut Kompilasi

Hukum Islam Pada putusan No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi Hakim memutuskan batalnya perkawinan disebabkan oleh poligami tanpa izin dari pengadilan agama, yang didasarkan pada pasal 71 huruf a Kompilasi Hukum Islam, yang berbunyi: a. Seorang suami melakukan poligami tanpa izin Pengadilan Agama Menurut penjelasan hakim Pengadilan Agama Bekasi yang di dapat penulis melalui wawancara, dalam kasus perkara putusan No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi bahwa kasus yang ada adalah masalah poligami tanpa izin dari Pengadilan Agama, karena di ketahui bahwa Termohon II telah mempunyai istri dan dua orang anak. Dengan begitu, dapat diputuskan sesuai dengan pasal 71 huruf a. 10 10 Hasil wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Bekasi Drs. Humaidi Yusuf pada tanggal 15 April 2011 di Pengadilan Agama Bekasi. Sedangkan apabila dilihat dari duduk perkara pada putusan No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi pemohon mengajukan permohonan pembatalan perkawinan dengan alasan bahwa termohon II telah melakukan pemalsuan identitas, yang dalam hal ini telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 72 ayat 2 yang berbunyi: 1 Seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman yang melanggar hukum 2 Seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan perkawinan apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi penipuan atau salah sangka salah sangka mengenai calon suami atau istri. Sedangkan sebab kedua setelah diketahuinya Termohon II melakukan pemalsuan identitas, diketahui bahwa Termohon II telah mempunyai istri dan dua orang anak. Dengan begitu perkawinannya dapat di batalkan sesuai dengan pasal 71 huruf a yang berbunyi: Perkawinan dapat dibatalkan apabila seorang suami melakukan poligami tanpa izin Pengadilan Agama. Kompilasi Hukum Islam tampaknya telah mengantisipasi kekurangan hal yang tersebut dalam pasal 27 ayat 2 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan melalui pasal 72 ayat 2. Di kemukakan bahwa perkawinan dapat di batalkan tidak hanya salah sangka mengenai diri suami atau istri tetapi juga termas uk “penipuan”. Penipuan yang tersebut di sini tidak hanya di lakukan oleh pihak pria saja, tetapi dapat juga