Putusan Deskripsi Kasus Perkara No.1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi

59 dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Bekasi Timur kepada Pengadilan Agama Bekasi; e. Memberikan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara; Demikianlah diputuskan pada hari selasa tanggal 03 Maret 2009 bertepatan dengan tanggal 06 Rabiul Awwal 1430 H, oleh kami Majlis Hakim Pengadilan Agama Bekasi yang terdiri dari Dra. Lelita Dewi, SH. M. Hum sebagai Ketua Majlis dan Drs. Humaidi Yusuf serta Dra. Hj. Nurwathon, SH masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, putusan tersebut oleh Ketua Majlis pada hari itu juga diucapkan dalam siding terbuka untuk umum dengan didampingi oleh Endoy Rohana, SH sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama tersebut dan dihadiri oleh Pemohon dan Termohon I tanpa hadirnya Termohon II. 60

BAB IV ANALISIS PUTUSAN NO. 1513 Pdt. G 2009 PA. BEKASI

MENURUT HUKUM POSITIF A. Analisis Putusan No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi Menurut Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dalam putusan perkara No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi putusnya pembatalan perkawinan tersebut didasarkan atas beberapa sebab yaitu : 1. Bahwa Termohon II diketahui telah memalsukan identitas dirinya dalam perkawinannya dengan Termohon I yaitu berupa Pemalsuan status 2. Bahwa Termohon II diketahui telah mempunyai seorang istri dan dua orang anak. Perkawinan dapat batal demi hukum dan bisa dibatalkan oleh Pengadilan, karena secara sederhana ada dua sebab terjadinya pembatalan perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan . Pertama, pelanggaran prosedural perkawinan, contohnya yaitu tidak terpenuhinya syarat-syarat wali nikah, tidak dihadiri para saksi, poligami tanpa izin dari pengadilan agama dan alasan prosedural lainnya. Kedua, pelanggaran terhadap materi perkawinan, contohnya yaitu perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman, terjadi salah sangka mengenai calon suami dan istri. 1 1 Amiur Nurudin, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004 , hal. 107. Adapun perkawinan yang dapat dibatalkan secara rinci dijelaskan di dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yaitu alasan-alasan pembatalan perkawinan antara lain: 2 1. Perkawinan yang di langsungkan tidak memenuhi syarat-syarat perkawinan Pasal 22 UU Perkawinan 2. Salah satu pihak masih terikat dalam satu hubungan perkawinan Pasal 24 UU Perkawinan 3. Perkawinan yang di langsungkan tidak di hadapan pejabat yang berwenang Pasal 26 Ayat 1 UU Perkawinan 4. Perkawinan yang di langsungkan dengan tidak ada wali nikah yang sah dan karena tidak ada dua orang saksi Pasal 26 Ayat 2 UU Perkawinan 5. Perkawinan yang di langsungkan karena adanya suatu ancaman yang melanggar hukum Pasal 27 Ayat 1 UU Perkawinan 6. Perkawinan yang di langsungkan karena adanya penipuan atau salah sangka mengenai diri suami atau istri Pasal 27 Ayat 2 UU Perkawinan Dilihat dari sebab terjadinya pembatalan perkawinan pada putusan No. 1513 Pdt. G 2009 PA. Bekasi, bahwa Termohon II telah memalsukan identitasnya dan ternyata Termohon II telah mempunyai istri dan dua orang anak, dengan begitu perkawinannya dapat dibatalkan sesuai dengan bunyi Undang- Undang Perkawinan pasal 24 dan pasal 27 ayat 2. 2 Kama Rusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007,Cet Ke-1, h. 14.