37 memberi tanggung jawab penuh pada satu fungsi untuk melaksanakan semua
tahap transaksi dari awal sampai akhir. 5  Dewan komisaris atau komite audit
Dewan  komisaris  harus  independen  dari  manajemen.  Komite  audit bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan, mencakup struktur
pengendalian internal dan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan. 6  Metode pembagian otoritas dan tanggung jawab
Metode  pembagian  otoritas  dan  tanggung  jawab  dalam  suatu  organisasi mengindikasikan  filosofi  manajemen  dan  gaya  operasi  manajemen.  Otoritas
dan  tanggung  jawab  dapat  diberikan  melalui  deskripsi  pekerjaan  secara formal.  Sarana  lain  yang  biasa  digunakan  dalam  mengatur  otoritas  dan
tanggung  jawab  adalah  memo  tertulis,  manual  kebijakan,  manual  prosedur, dan sebagainya.
7  Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia Sumber daya manusia merupakan kunci dalam pengendalian. Kualifikasi yang
diisyaratakan  untuk  setiap  posisi  pekerjaan  dalam  sebuah  organisasi  harus menggambarkan  tingkat  tanggung  jawab  terkait  dengan  posisi  tersebut.
Kualifikasi  mencakup  pengalaman,  intelegensi,  karakter,  dedikasi,  dan kemampuan kepemimpinan.
b. Unsur Penilaian Risiko Risk Assesment
38 Penilaian  risiko  adalah  identifikasi,  analisis  dan  manajemen  risiko  entitas
secara  keseluruhan  yang  relevan  dengan  penyusunan  laporan  keuangan  yang disajikan  secara  wajar  sesuai  prinsip-prinsip  akuntansi  yang  berlaku  umum.  Proses
penilaian risiko entitas harus memperhatikan keadaan serta kejadian dalam mencatat, memproses, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi kenentuan
manajemen dalam laporan keuangan. Mengevaluasi  sistem  pengendalian  internal  dapat  menggunakan  strategi
perhitungan risiko, seperti yang yang tergambar pada skema berikut ini
Skema 2.1 Pendekatan Perhintungan Risiko
Untuk Perancangan Pengendalian Internal
23
Tidak
23
Krismiaji, Sistem Informasi Akuntansi,  Yogyakarta : AMP YKPN, 2002, h. 233. Identifikasi ancaman yang dihadapi perusahaan
Estimasi risiko atau probilitas, terjadinya setiap ancaman
Estimasi kemungkinan rugi dari setiap ancaman
Identifikasi alternatif pengendalian
Estimasi manfaat dan biaya setiap alternatif
Implementasi sistem pengendalian Mafaat  Biaya ?
39
Ya
c. Unsur Aktivitas Pengendalian Control Activities
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur pengendalian yang harus dibuat dan dilaksanakan untuk  memastikan bahwa tindakan  manajemen untuk
mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif telah dijalankan.
24
Secara umum, aktivitas pengendalian adalah sebagai berikut:
25
1. Otorisasi Transaksi dan Kegiatan yang Memadai Kebijakan  yang  dibuat  dan  harus  diikuti  oleh  pegawai  dalam  rangka
melakukan supervisi setiap aktivitas dan keputusan, disebut sebagai otorisasi. Otorisasi  biasanya  didokumentasiakan  sebagai  penandatanganan,  pemberian
paraf,  atau  memasukan  kode  otorisasi  atas  dokumen  atau  catatan  transaksi. Para  pegawai  yang  memproses  transaksi  harus  memverifikasi  keberadaan
otorisasi yang sesuai. Otorisasi dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a.  Otorisasi  khusus,  yaitu:  beberapa  aktivitas  atau  transaksi  tertentu  terjadi karena  keadaan  khusus.  Dalam  keadaan  ini,  pihak  manajemen
memberikan otorisasi khusus agar dapat dialaksanakan.
24
Marshal  Romney  dan  Paul  John  Steinbart,  Accounting  Information  Systems,  Jakarta:  Salemba Empat, 2004, h. 231.
25
Ibid., h. 236
40 b. Otorisasi umum, yaitu: otorisasi yang diberikan pihak manajemen kepada
pegawai untuk menangani transaksi rutin tanpa persetujuan khusus. Pihak manajemen  harus  memiliki  kebijakan  tertulis  baik  mengenai  otorisasi
khusus maupun umum untuk semua jenis transaksi. 2. Pemisahan Tugas
Pemisahan  tugas  diperlukan  untuk  mengurangi  peluang  seseorang  yang ditempatkan  dalam  posisi  pekerjaan  tertentu  untuk  melakukan  kecurangan
atau kesalahan ketika menjalankan tugas. Pemisahan tugas diterapkan dengan cara memisahkan tanggung jawab dan wewenang fungsi-fungsi berikut:
a.  Otorisasi; menyetujui transaksi keputusan b.  Pencatatan;  mempersiapkan  dokumen  sumber,  memelihara  catatan  jurnal
dan file lainnya, mempersiapkan rekonsiliasi, dan mempersiapkan laporan kinerja.
c. Penyimpanan; menangani kas, memelihara tempat penyimpanan persedian, menerima cek masuk dari pelanggan, dan sebagainya.
3. Desain dan Penggunaan Dokumen serta Catatan yang Memadai Desain  dan  penggunaan  catatan  yang  memadai  membantu  memastikan
pencatatan  yang  akurat  dan  lengkap  atas  seluruh  data  transaksi  yang  saling berkaitan.  Dokumen  dan  catatan  merupakan  media  fisik  yang  digunakan
untuk  menyimpan  informasi.  Dokumen  berfungsi  sebagai  penghantar informasi  keseluruh  bagian  organisasi  dan  antar  organisasi  yang  berbeda.
Bentuk  dan  isi  dokumen  harus  mendukung  pencatatan  yang  efisien,
41 meminimalkan  kesalahan  pencatatan,  dan  memfalisitasi  peninjauan  dan
verifikasi. Untuk  dokumen  yang  mengawali  transaksi  harus  memiliki  ruang  untuk
otorisasi.  Dokumen  yang  digunakan  untuk  memindahkan  aset  ke  orang  lain, harus  memiliki  ruang  untuk  tanda  tangan  pihak  penerima  aset.  Untuk
mengurangi  terjadinya  penipuan,  dokumen  harus  diberi  nomor  urut  cetak sehingga setiap dokumen dapat dipertanggung jawabkan.
4. Penjagaan Aset dan Catatan yang Memadai Aset  sebuah  perusahaan  tidak  hanya  terbatas  pada  aset  fisik  saja  tetapi
sebuah  informasi  juga  merupakan  aset  perusahaan.  Prosedur  yang  dapat dilakukan untuk menjaga aset, baik aset berupa informasi maupun fisik adalah
sebagai berikut: a. Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif.
b. Memelihara catatan aset termasuk informasi secara akurat. c. Membatasi akses secara  fisik ke aset, seperti: mesin kas,  lemari  besi, kotak
uang, dan lain-lain. d.  Melindungi  catatan  dan  dokumen,  seperti:  area  penyimpanan  tahan  api,
kabinet file terkunci, dan lokasi pendukung diluar kantor. e.  Mengendalikan  lingkungan,  contoh:  perlengkapan  komputer  yang  sensitif
diletakan di dalam ruangan yang memiliki alat perlindungan dari api. f.  Pembatasan akses ke ruang komputer, file kompurter, dan informasi.
5. Pemerikasaan independen atas kinerja
42 Pemerikasaan  internal  berfungsi  untuk  memastikan  bahwa  seluruh
transaksi  diproses  secara  akurat.  Pemeriksaan  ini  harus    independen.  Agar pemerikasaan  berjalan efektif, dapat dilaksanakan oleh orang  lain  yang tidak
bertanggung jawab atas jalannya operasi yang diperiksa. Jenis-jenis dari pemeriksaan independen adalah sebagai berikut:
a.  Rekonsiliasi dua rangkaian catatan yang dipelihara secara terpisah Salah satu cara untuk memeriksa keakuratan dan kelengkapan catatan adalah
merekonsiliasi  catatan  tersebut  dengan  catatan  lainnya  yang  seharusnya memilki  saldo  yang  sama.  Contohnya,  membandingkan  jumlah  total  dalam
buku pembantu piutang dengan total akun piutang usaha dalam buku besar. b.  Perbandingan jumlah aktual dengan dicatat
Membandingkan jumlah fisik dengan jumlah yang dicatat. Contoh, jumlah kas fisik  harus  sama  jumlahnya  dengan  jumlah  yang  dicatat,  membandingkan
jumlah persedian yang di gudang dengan catatan persedian c.  Pembukuan berpasangan
Perbandingan  jumlah  total  debit  dengan  jumlah  total  kredit  merupakan pemerikasaan yang memadai atas keakuratan sebuah proses. Perbedaan selisih
apapun menunjukan adanya kesalahan d.  Jumlah total batch Jumlah total keseluruhan
Dalam aplikasi pemrosesan batch, dokumen sumber digabungkan dalam data sumber  dimasukan  ke  dalam  sistem.  Selisih  antara  kedua  jumlah  total  batch
menunjukan kesalahan dalam langkah pemrosesan sebelumnya.
43 e.  Peninjauan independen
Peninjauan  atas  sebuah  proses  transaksi  dapat  meliputi:  keberadaan  tanda tangan  otorisasi  yang  memadai,  meninjau  dokumen  pendukung,  memeriksa
keakuratan bagian data yang penting.
d. Unsur Informasi dan Komunikasi