114 -  Surat Persetujuan Suami Istri SPSI
-  Data Keuangan Nasabah Data  keuangan  nasabah  meliputi  perhiungan  labarugi,  cash  flow,
analisa rasio, neraca, dll. -  Data Jaminan
o Untuk Jaminan SHM Surat Hak Milik  SGHB Surat Guna Hak
Bangun, meliputi fotokopi SHM  SGHB, foto kopi SPPT  STTS PBB  Pajak  Bumi  Banguan  terbaru  dan  bukti  telah  dilakukan
pengecekan  ke  BPN  Badan  Pertanahan  Nasional  maksimal  3 bulan sebelumnya.
o
Untuk jaminan girik  LC Letter of Credit meliputi fotocopi girik LC,  fotocopi  SPPT    STTS  PBB  terbaru,  riwayat  tanah  dan
keterangan tidak sengketa.
2. Tahapan Prosedur Pembiayaan pada BPRS Al Salaam
Secara  umum  dalam  penyaluran  pembiayaan  kepada  nasabah  BPRS  Al Salaam melakukan beberapa tahapan prosedur, diantaranya:
115 a  Tahap Pengajuan Pembiayaan
1
Wawancara awal Wawancara  awal  ini  dilakukan  mengetahui  dan  mengenal  karakter  calon
nasbah  secara  langsung.  Dari  hasil  wawacara  ini  juga  dapat menggambarkan  apakah calon  nasabah feasible layak dibiayai  atau non
feasible tidak layak dibiayai. Jika calon nasabah ini  feasible maka calon
nasabah  diminta  untuk  mengisi  formulir  permohonan  pembiayaan  secara resmi.
2
Verifikasi Dokumen Setelah calon nasabah mengisi permohonan pembiayaan serta dilampirkan
dengan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti : legalitas nasabah dan legalitas usaha maka dilakukan verifikasi pembuktian terhadap legalitas
dan keaslian dokumen-dokumen tersebut. Setelah itu dilakukan penelitian apakah calon nasabah mendapatkan pembiayaan dari bank lain atau tidak
sedang  melakukan  pengajuan  pembiayaan  ke  bank  lain.  Dan  apakah perusahaannya terdapat dalam daftar hitam Bank Indonesia.
3
Pengadministrasian Hal  ini  berkaitan  dengan  bagian  administrasi  pembiayaa.  Jika  terbukti
bahwa calon nasabah memiliki aspek legalitas dan tidak termasuk kedalam
116 daftar hitam Bank Indonesia serta tidak mempunyai masalah dengan bank
lain,  maka  berkas  permohonannya  diteliti  kelengkapannya  dan  dicatat dalam buku registrasi permononan pembiayaan, dibubuhi cap dan tanggal
sebagai tanda telah diterima secara resmi.
4
Penetuan Account Officer AO Selanjutnya  yaitu  penentuan  AO  atau  analisis  pembiayaan  untuk
menangani dan bertanggung jawab langsung terhadap calon nasabah. AO yang  ditunjuk  menerima  kelengkapan  dan  kewajaran  data  dari  informasi
yang disampaikan pemohon.
5
Penetuan Target dead line Pembiayaan Untuk  keputusan  permohonan  pembiayaan  calon  nasabah,  AO
menentukan  target  atau  dead  line.  Hali  ini  diperlukan  agar  adanya kepastian  waktu  dalam  proses  pemberian  pembiayaan  kepada  calon
nasabah. b  Tahap Penilaian Analisa Kelayakan Memperoleh Pembiayaan
Pada  tahapan  analisa  ini,  nasabah  yang  mengajukan  pembiayaan  ke BPRS  Al  Salaam  diterima  oleh  Customer  Service  kemudian  diserahkan
prosesnya  kepada  AO.  AO  menganalisa  apakah  pembiayaan  itu  layak  atau tidak layak. Apabila tidak layak maka pembiayaan itu langsung ditolak  oleh
117 AO.  AO  langsung  memberitahukan  kepada  nasabah  melalui  telepon  atau
surat pemberitahuan. Jika nasabah pembiayaan itu layak maka AO membuat cash  flow
atau  berupa  proposal  pengajuan  untuk  dirapatkan  dalam  Komite Pembiayaan.
Dalam  rapat  ini  ditentukan  layak  tidaknya  pembiayaan  tersebut.  Jika permohonan tersebut ditolak,  maka AO  langsung  mengembalikan dokumen-
dokumen  kepada  nasabah.  Jika  permohonan  pembiayaan  diterima,  maka Admin Pembiayaan dan Legal mempersiapkan semua kelengkapan dokumen-
dokumen  pembiayaan  yang  harus  dipenuhi  oleh  nasabah,  jika  masih dinyatakan  belum  lengkap  maka  nasabah  diminta  untuk  melengkapinya.  Hal
ini ditujukan untuk realisasi dan pelaksanaan akad. Dokumen-dokumen  yang diberikan kebagian Admin Pembiayaan dan Legal akan dilakukan hal sebagai
berikut : 1  Analisa yuridis yaitu untuk mengetahui legalitas usaha.
2  Analisa dan transaksi jaminan, untuk mengetahui nilai jaminan dan status kepemilikan atas barang jamian tersebut.
3  Bank  checking,  yaitu  pengecekan  ke  bank  lain  dimana  debitur pernah  atau  masih  menjadi  nasabahnya,  terutama  untuk
mengetahui sebagai debitur.
118 4  Trado  checking,  yaitu  pengecekan  ke  rekan  usaha,  pemasok
maupun konsumen dari debitur untuk mengetahui karakter usaha. Setelah  itu  AO  memberitahukan  nasabah  bahwa  permohonan
pembiayaan disetujui dan diminta untuk melengkapi dokumen-dokumen yang belum  lengkap.  AO  juga  memberitahukan  kapan  dan  tempat  realisasi  dan
pelaksanaan akad serta pencairan dana dilakukan. Dalam menganalisa pembiayaan yang diajukan calon nasabah terdapat
beberapa aspek yang menjadi acuan objek pembiayaan yang sehat, yaitu :  5 C character, capacity, capital, colateral, and, condition
Analisa  pembiayaan  mempunyai  tujuan  umum  dan  khusus.  Tujuan umum  analis  pembiayaan  adalah  pemenuhan  jasa  pelayanan  terhadap
kebutuhan  masyarakat  dalam  rangka  mendorong  dan  melancarkan perdagangan,  produksi,  jasa-jasa,  bahkan  konsumsi  yang  kesemuanya
ditujukan  untuk  meningkatkan  taraf  hidup  masyarakat.  Tujuan  khususnya adalah  :  untuk  menilai  kelayakan  usaha  calon  peminjam,  untuk  menekan
resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan dan untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
BPRS  Al Salaam  mengklarifikasi  beberapa  metode dalam  melakukan analisis  pembiayaan  sebelum  pembiayaan  disetujui  oleh  komite  pembiayaan
diantaranya :
119 1  Analisis Kualitatif
Analisis  kualitatif  adalah  kegiatan  menganalisis  data-data  non keuangan berupa kondisi nasabah, usaha  proyek yang dibiayai dan aspek
makro  maupun  mikro  lainnya  yang  berkaitan  dengan  nasabah.  Metode yang  dipergunakan  melalui  wawancara  mendalam,  atau  mencari  sumber
informasi  lain  yang  berhubungan.  Analisis  kualitatif  meliputi  beberapa aspek, diantaranya:
•  Aspek Manajemen, yang terdiri dari :
•  Identitas nasabah. •  Latar belakang nasabah.
•  Pengelolaan usaha. •  Aspek usaha, yang terdiri dari :
•  Kegiatan produksi. •  Kegiatan pemasaran.
•  Kondisi makro dan kebijakan pemerintah. •  Aspek Syariah, Legal dan Jaminan, diantaranya :
•  Penelitian dokumen legal.
120 •  Usaha tidak melanggar syariah.
•  Kesesuaian  kebutuhan  dan  skim  pembiayaan  serta  akadnya akad harus sesuai syariah.
•  Kewenangan para pihak. •  Penilaian jaminan.
•  Pengikatan jaminan . 2  Analisis Kuantitatif
Analisis  kuantitatif  adalah  analisi  data-data  keuangan  nasabah  yang berhubungan  dengan  kemampuan  keuangan  terhadap  pembiayaan  yang
diberikan.  Metode  yang  dipergunakan  adalah  membandingkan  antar  pos dalam  laporan  keuangan  dalam  periode  tertentu.  Dalam  analisis  ini  ada
beberapa  aspek  yang  ditinjau  untuk  memperoleh  informasi  keuangan nasabah diataranya:
•  Analisis horizontal trend, tujuannya:
•  Untuk  membandingkan  kinerja  usaha  nasabah  pada  periode tertentu, sesuai kebutuhan analisis.
121 •  Rasio  dan  pos-pos  penting  Neraca  –  laba  rugi  yang
diperbandingkan  dan  disesuaikan  dengan  kebutuhan  analisis, terutama untuk mengetahui rasio pertumbuhan.
•  Analisis vertikal ratio, tujuannya
•  Memperbandingkan antar pos penting dalam laporan keuangan dalam satu periode tertentu.
•  Pada neraca : rasio likuiditas dan leverage. •  Pada laba rugi : ratio rentabilitas dan efisiensi.
•  Analisis Cash Flow
•  Melihat  arus  kas  berupa  pemasukan  dan  pengeluaran  kas secara  rill,  sehingga  dapat  diketahui  surplus  atau  defisit  serta
sumber-sumber kas yang ada. •  Sangat diperlukan dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil.
•  Pendekatan  yang  dipergunakan  yakni  memilih  kedalam  pos- pos tertentu, seperti pos operasional atau non operasional, dsb.
•  Analisis Kebutuhan Pembiayaan Analisis  ini  dilihat  dari  kebutuhan  nasabah  terhadap
pembiayaan yang diberikan, yakni terbagi atas :
122 •  Pembiayaan  konsumtif  ;    pembelian  barang    kebutuhan
nasabah yang tidak terkait dengan usaha. Pembiayaan  Modal  kerja  ;  pembiayaan  yang  terkait  dengan
usaha,  seperti  pembelian  :  bahan  baku    jadi  dan  untuk  biaya produksi  penjualan
•  Pembiayaan  Investasi  ;  pembelian  mesin  produksi,  pembelian gedung dan sarana lainnya.
c  Tahap Persetujuan Pembiayaan Untuk  tahap  selanjutnya  yaitu  tahap  keputusan  terhadap  permohonan
pembiayaan  yang  diajukan.  Hal  ini  diputuskan  oleh  Direktur  BPRS  Al Salaam. Keputusan permohonan pembiayaan terdiri dari :
1  Keputusan  penolakan  pembiayaan  yaitu  memorandum  yang  diajukan tidak  disetujui  dan  tidak  ditandatangani  oleh  direktur.  Kemudian
memorandum analisis pembiayaan tersebut diserahkan kembali kepada A  O untuk disampaikan kepada calon nasabah.
2  Keputusan  penerimaan  pembiayaan  yaitu  apabila  permohonan pembiayaan  disetujui  dan  ditandatangani  oleh  rapat  commite
pembiayaan,  apakah  itu  sebagian  atau  seluruhnya,  dengan  atau  tanpa syarat,  maka  memorandum  analisis  pembiayaan  diserahkan  kepada
123 Admin  Pembiayaan  dan  Legal  untuk  diperiksa  kelengkapan  arsip-
arsipnya untuk tujuan realisasi dan pelaksanaan akad. d  Tahap Pelaksanaan Akad Pembiayaan
Tahap  ini  merupakan  tahap  merealisasikan  pembiayaan,  dimana  nasabah berhak  mendapatkan  pembiayaan.  Untuk  menunjang  kelancaran  realisasi
pembiayaan tersebut, maka diperlukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1  Pembuatan MD Memorandum Droping.
2  Pembuatan akad meliputi:
• Pengikatan  agunan  yang  berupa  barang  yang  dibeli  dalam pembiayaan  atau  barang  yang  dimiliki  nasabah  yang  dijadikan
jaminan dalam pembiyaan. • Peningkatan
dihadapan notaris,
apabila dibutuhkan
untuk meyakinkan kepemilikan jaminan.
• Biaya  administrasi  yaitu  biaya  yang  diajukan  bank  dalam pengurusan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pembiayaan.
• Penandatanganan akad perjanjian • Pencairan pembiayaan.
124
Tahap Pengajuan Pembiayaan Tahap Analisa Kelayakan Pembiayaan
Customer Service Account Officer
Komite Pembiayaan SKEMA 4.4
TAHAPAN PROSEDUR PEMBIAYAAN PADA BPRS AL SALAAM
mulai Wawancara dan survey
nasabah pembiayaan
Nasabah Mengisi
Aplikasi Pembiayaan
Nasabah menyerahkan
pesyaratan pembiayaan
Fotocopy KTP Fotocopy KK
Fotocopy Surat Nikah
Fotocopy slip gaji Dokumen
pendukung lainnya Menerima
Nasabah Analisa aspek
Form Survey Analisa Yuridis
Analisa Kualitatif dan kuantitatif
nasabah Form Survey
Analisa Pembiayaan
Analisa Jaminanan
Fotocopy KK Fotocopy
Surat Nikah Fotocopy slip
gaji Form Survey
Analisa Yuridis
Pengecekan Ketentuan BWMP
Memberikan Informasi
Penolakan Pembiayaan
Memberikan persetujuan
dalam bentuk tanda tangan
pada MKP
B
Proses data aplikasi
pembiayaan Setuju
Fotocopy KTP Fotocopy KK
Fotocopy Surat Nikah
Fotocopy slip gaji
Form Survey Analisa Yuridis
Form Survey Analisa
Pembiayaan Form Analisa
Jaminanan MKP
tidak ya
Fotocopy KTP Fotocopy KK
Fotocopy Surat Nikah
Fotocopy slip gaji
Form Survey Analisa Yuridis
Form Survey Analisa
Pembiayaan Form Analisa
Jaminanan Aplikasi
Pembiayaan
Form Analisa Jaminanan
Menyusun MKP
MKP
Periksa aplikasi pembiayaan dan
kelengkapan persyaratan belum
ya Lengkap
Nasabah Melenglapi
Kekurangan
Menyerahkan aplikasi pembiayaan kepada
AO
C
125
Tahap Persetujuan dan Pelaksanaan Akad Administrasi
Teller
C
Dokumen Pengajuan Pembiayaan
Membuat Surat Persetujuan
Pembiayaan Surat Persetujuan Prinsip
Pembiayaan Memberikan Surat
Persetujuan Prinsip pembiayaan pada nasabah
Nasabah Menandatangani
surat persetujun Pembiayaan
Menyusun akad pembiayan
Akad Pembiayaan Form Berita Acara serah
terima Jaminan Membuat Slip
Pencairan Slip Pencairan
Pembiayaan Nasabah Melakukan
Pencairan Pembiayaan
D
D
Slip Pencairan Pembiayaan
Melakukan Pencairan
Pembiayaan
Selesai
Keterangan :
• AO      : Account Officer • KTP      : Kartu Tanda Penduduk
• KK      : Kartu Keluarga • MKP     : Memo Komite Pembiayaan
• BWMP : Batas Wewenang Maksimum
126 e  Tahap Pengawasan Pembiayaan
Sumber  dana  yang  dijadikan  sumber  dana  pembiayaan  merupakan milik  masyarakat  sebagai  dana  pihak  ketiga.  Untuk  menjaga  amanah  dana
tersebut, peranan BPRS Al Salaam dengan menjaga dan menguasainya secara intensif  sangat  diperlukan.  Pengawasan  ini  dilakukan  mulai  sejak  disetujui
sampai dengan pelunasan pembiayaan. Karenanya, ketelitian, kecermatan dan ketegasan  dari  BPRS  Al  Salaam  harus  diperhatikan  secara  seksama  untuk
menghindari  penyelewengan  dari  pihak  eksternal  BPRS  Al  Salaam  maupun pihak  internal  BPRS  Al  Salaam,  dan  untuk  mencapai  keberhasilan  dari
pembiayaan  yang  diberikan,  pihak  BPRS  Al  Salaam  akan  terus  memberikan perhatian, seperti pembinaan dalam bentuk administrasi produksi, pemasaran,
manajemen, dan bidang lainnya. f  Tahap Penyelesaian Pembiayaan
Dalam  prosedur  pembiayaan  BPRS  Al  Salaam  menerapkan  prinsip kehati-hatian  dan membatasi resiko pembiayaan. Namun resiko tesebut masih
ada  peluang  untuk  terjadi.  Dalam  pembiayaan,  risiko  yang  sering  terjadi adalah kredit macet atau pembiayaan bermasalah. BPRS Al Salaam membagi
pembiayaan  menjadi  empat  kriteria  dan  penanganan  penyelesaian  terhadap pembiayaan yang disalurkan, diantaranya :
127
Tabel 4.3 Kategori Pembiayaan dan Penanganan
BPRS  Al  Salaam  dalam  mengatasi  pembiayaan  yang  bermasalah  atau  kredit macet  mengantisipasinya  dengan  melihat  gejala  dini  terjadinya  pembiayaan
bermasalah  tersebut,  adapun  gejala-gejala  dini  yang  menjadi  perhatian  BPRS  Al Salaam dalam mengatasi pembiayaan bermasalah adalah sebagai berikut :
•  Kelainan Manajemen -  Perubahan kebiasaan pemegang peran di perusahaan.
-  Persoalan rumah tangga pemegang peran perusahaan. -  Tidak lagi kooperatif dengan bank.
-  Meninggalnya pemegang kunci perusahaan. -  Perubahan dalam manajemen, kepemilikan.
Kategori Pembiayaan Jangka Waktu
Penanganan
Lancar 6 Bulan
Monitoring Usaha, Stock, Proyek, dll
Kurang lancar 12 Bulan
Surat pemberitahuan, teguran, kunjungan Preventif
: Rescedule,
Restruktur, Rekondisi
Diragukan 21 Bulan
surat teguran, peringatan persuasif
: Rescedule,
Restruktur, Rekondisi
Macet 21 Bulan
Penagihan, Offset Jaminan, eksekusi, dll
128 -  Masalah karyawan.
-  Kontinuitas manajemen tidak jelas. -  One man show adanya pihak yang bersifat tidak mau bekerjasama.
-  Ketidakmampuan memenuhi komitmen pribadi. -  Lamban bereaksi terhadap kelesuan pasar atau ekonomi.
-  Bersikeras mengambil risiko bisnis yang kurang wajar. -  Tidak mampu menyusun rencana usaha.
-  Kegiatan produk-produk yang menguntungkan terhenti. -  Pengawasan dan penyusunan laporan keuangan lemah.
-  Perubahan kegiatan usaha. •  Hubungan perbankan dan kelainan kegiatan operasional nasabah
-  Pembiayaan yang terus menerus. -  Penurunan secara terus menerus saldo simpanan di bank.
-  Ketergantungan yang berat pada hutang jangka panjang pendek. -  Peningkatan jumlah dan frekwensi permintaan pembiayaan.
-  Supplier existing minta informasi untuk peningkatan pemberian pembiayaan pada nasabah.
-  Fasilitas produk tidak terawat baik. -  Penangguhan penggantian fasilitas produksi yang sudah ketinggalan zaman.
-  Kenaikan menyolok
volume order
yang dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan dengan kemampuan produksi.
129 •  Kelainan posisi keuangan
-  Piutang dagang membengkak. -  Tagihan makin lamban.
-  Persedian membengkak. -  Perputaran persedian makin lamban.
-  Penurunan  aktiva  lancar  secara  0    terhadap  total  aktiva  negative  working capital
. -  Peningkatan pasiva lancar yang tidak proposional.
-  Peningkatan leverage pada posisi keuangan. -  Peningktan mencolok hutang jangka panjang.
-  Penurunan omzet sangat konsisten. -  Peningkatan omzet sangat cepat.
-  Omzet naik, untung turun. -  Peningkatan mencolok biaya-biaya.
-  Kenaikan tingkat piutang macet. -  Rugi operasional.
130
Skema  4.4 Tahapan Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
Grafik  diatas  menunjukan  tahapan-tahapan  dalam  menangani  pembiayaan bermasalah pada BPRS Al Salaam, dari grafik tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut,
sebagai berikut : 1. Approaching pendekatan kepada nasabah
melakukan pendekatan kepda nasabah pembiayaan, hal ini dilakukan untuk mengetahui  permasalahan  yang  terjadi  pada  nasabah  pembiayaan.  Pendekatan
+ +
+, +
- .
1
2 2
Merah - Pailit
- Non  Jaminan
Kuning - Mampu
- Jaminan OK
+ , +
3
, 2
EKSEKUSI - Likuidasi Usaha
- Parate eksekusi - Litigasi
- Colllection Agent REVITALISASI
- Resceduling - Restructuring
- Recondisioning - Bantuan Management
131 yang  dilakukan  pihak  bank  dapat  dilakukan  dengan  cara  mendatangi  nasabah
pembiayaan  yang  mengalami  penunggakan  kemudian  membicarakan  atau mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi nasabah dan memberikan alternatif
jalan keluar dalam menyelesaikannya. 2. Collection
yaitu  penagihan  secara  intensif.  Dalam  hal  ini  BPRS  Al  Salaam  melakukan dengan dua cara sebagai berikut :
Pertama ,  penagihan  secara  persuasive  yaitu  dengan  mengirimkan  surat
peringatan  atau  teguran  kepada  nasabah  pembiyaan  yang  menunggak  atas pembayaran anggsurannya.
Kedua, penagihan  secara  langsung  yakni  dengan  mendatangi  langsung  nasabah
pembiyaan yang mengalami penunggakan. Dalam hal ini ada beberapa treatment dalam prosedur penagihan secara langsung diantaranya :
•  Simpati -  Sopan.
-  Menyanjung. -  fokus pada tujuan.
-  Menghargai. •  Empati
-  Sopan. -  Menyelami keadaan nasabah.
-  Bicara seakan untuk kepentingan nasabah.
132 -  Bangkitkan emosi, perasaan, kesadaran, perenungan.
•  Menekan -  Langsung tegas, keras, permalukan, dan ditakuti
-  Tidak  Langsung,  melalui  pihak  lain,  seperti  :  pinjam  bendera,  saingan, atasan, polisi
3. Revitalisasi Pembiayaan • Reschedulling Penjadwalan Ulang
Perubahan  ketentuan  yang  hanya  menyangkut  jadwal  pembayaran  dan atau  jangka  waktu,  contoh  :  memperbaharui  waktu  perjanjian  musyarakah,
tanggal,  bulan  maupun  tahun  penandatanganan  yang  terdapat  di  lembar perjanjian  Mudharabah  serta  perhitungan  perpanjangan  jangka  waktu
penyelesaian  sesuai  kesepakatan  bersama,  sehingga  diharapkan  dapat memberikan  hasil atau keuntungan sesuai dengan  yang direncanakan. Dalam  hal
ini dapat di analisa bahwa perlakuan akuntansi untuk penyelamatan pembiayaan hanya  menyangkut  jadwal  pembayaran  saja,  jadi  tidak  terpengaruh  terhadap
jumlah pembiayaan. Syarat :
-  Potensi usaha ada. -  Kemampuan nasabah masih ada.
-  Problem cash flow sementara. -  Plafon tetap.
133 Perubahan :
-  Jangka waktu. -  Jadwal angsuran.
-  Grace Periode. -  Jumlah angsuran.
•  Restructuring Penataan Ulang BPRS  Al  Salaam  dan  nasabah  akan  mengkaji  ulang  usaha  yang  dilakukan
atau pembiayaaan  yang telah diberikan, dimana  letak penyebab kerugian terjadi. Jika  telah  ditemukan  maka  dicari  penyelesaian  yang  efektif  dengan  berbagai
alternatif  tindakan,  seperti  BPRS  Al  Salaam  memberikan  bantuan  berupa bimbingan  dan  masukan-masukan  strategi  yang  baik  dalam  menjalankan  usaha.
Atau  jika  pembiayaan  dibatalkan  berdasarkan  keputusan  Komite  Pembiayaan, maka pembiayaan direklasifikasi menjadi piutang kepada nasabah.
Syarat : -  Potensi usaha ada.
-  Kemampuan nasabah masih ada. -  Problem cash flow sementara.
-  Plafon bisa berubah. Perubahan :
-  Jangka waktu. -  Jadwal angsuran.
134 -  Jumlah angsuran.
-  Jumlah plafon. -  Persyaratan.
-  Jaminan. •  Reconditioning Persyaratan Ulang
Perubahan  sebagian  atau  seluruh  ketentuan  pembiayaan  termasuk  perubahan jangka  waktu  dan  persyaratan  lainnya  sepanjang  tidak  menyangkut  perubahan
maksimum saldo pembiayaan. Syarat :
-  Potensi usaha ada. -  Sarana usaha memadai.
-  Problem cash flow dan manajemen. -  Plafon tetap  berubah.
Perubahan : -  Jangka Waktu Angsuran.
-  Harga jual. -  Agunan.
-  Kepemilikan. -  Pengurus
-  Nama dan status perusahaan . -  Perubahan nasabah.
135 •  Bantuan Manajemen
Diusulukan agar nasabah  mendapat bantuan  manajemen dari pihak  lain  yang lebih  menguasai  seluk  beluk  usahanya,  sehingga  adanya  perubahan  manajemen,
diantaranya: -  Total pengambil alihan manajemen.
-  Pengembil alihan manajemen keuangan. -  Pengambilan alihan proyek obyek yang dibiayai.
4. Eksekusi Pembiayaan Upaya  Penyelesaian  Pembiyaan  dengan  menjual,  menguasai    jaminan    usaha
karena nasabah sudah tidak prospektif •  Likuidasi Usaha
Upaya  penjualan  stock  barang  dagangan,  sarana  produksi,  bahkan tempat usaha, jaminan, dll, untuk menutup pembiayaan yang tertunggak.
Syarat : -  Penjualan  dilakukan  untuk  pembayaran  angsuran    pelunasan
pembiyaan yang tertunggak. -  Tidak ada pembelian kembali barang dagangan.
•  Perwasitan melalui BASYARNAS Badan Arbitrase Syariah Nasional Eksekusi jaminan melalui perwasitan di Badan Arbitrase Syariah dapat
berupa  Musyawarah    Persidangan  disertai  Hakim    Wasit    Penengah  dari BASYARNAS.
136 Yakni  :  Upaya  pengembalian    pelunasan    penjualan  jaminan
pembiyaan  dengan  melalui  musyawarah  di  depan  wasit  Arbitrase  untuk mendapat  keputusan,  yang  akan  didaftarkan  ke  Pengadilan  Negeri  untuk
eksekusinya. •  Parate Eksekusi
Eksekusi  jaminan  melalui  gugatan  perdata  terlebih  dahulu  secara sukarela, yakni dengan upaya pengembalian  pelunasan pembiayaan dengan
dari penjualan jaminan nasabah sevcara sukarela. •  Collection Agent
Proses penagihan pembiyaan bermasalah melalui pihak ketiga orang lembaga lain.
•  Litigasi Proses pengambilan jaminan secara paksa dengan saluran hukum yang
berlaku  dengan  melibatkan  lembaga  resmi  negara  di  bidang  hukum  melalui gugatan pengadilan
Syarat dan proses litigasi : •  Cheking dokumen.
-  Penyiapan Surat Somasi dan Surat nasabah kepada BPRS Al Salaam. -  Dokumen  perjanjian  dan  jaminan  hak  tanggungan  dokumen  yuridis
lainnya.
137 -  Fasilitas pembiayaan telah  jautuh tempo, karena  proses  litigasi  hanya
dapat  dilakukan  apabila  fasilitas  pembiayaan  nasabah  telah  jatuh tempo.
•  Tahapan -  Mencari lawyer yang telah dianggap cakap, pengalaman dalam bidang
penagihan dan dapat bekerjasama dengan BPRS Al Salaam. -  Membuat  UP  Usulan  Pembiayaan  ke  Komite  UPP  Usulan
Pengajuan Pembiayaan perihal persetujuan pemakai lawyer dan biay- biaya yang timbul.
-  Meminta rencana kerja dan target date dari lawyer yang telah disetujui komite.
•  Proses Litigasi melalui Pengadilan terdiri dari: -  Gugatan Perdata.
-  Pidana -  Rill eksekusi jaminan.
-  Permohonan kepailitan.
138
C. Aplikasi Pegendalian Internal pada Prosedur Pembiayaan 1. Aplikasi Pengendalian Internal pada Operasional BPRS Al Salaam
Bentuk  Pengendalian  internal  pada  operasional  BPRS  Al  Salaam  secara umum adalah sebagai berikut :
a  Segregation of Duties Pemisahan fungsi tugas, berdasarkan :
-  Jabatan,  misalnya : penempatan teller, acounting, AO. -  Wewenang,  misalnya  :  approval  pembayaran,  pembatasan  limit
pembiyaan, dll. -  Tingkatan jabatan atau kelas cabang, misalnya : memutuskan besarnya
pembiayaan  dalam  bentuk  BWMP  Batas  Wewenang  Memutus Pembiayaan.
b  Dual Custody Merupakan bentuk pengawasan ganda.
Contoh : -  Untuk pembayaran dalam jumlah tertentu teller harus meminta contra
sign Persetujuan dari kepala seksi.
-  Masing-masing  AO  yang  menangani  nasabah  memeberikan  laporan secara  berkala  kepada  kepala  cabang  dalam  rangka  pengawasan
nsaabah.
139 c  Number of Control
Adalah  pengamanan  yang  dilakukan  dengan  memberi  nomor  urut    seri yang dicetak prenumbered pada setiap formulir kerja, dengan tujuan:
-  Memudahkan pemblokiran atas nomor urut apabila terjadi kehilangan. -  Memudahkan mengukur kecepatan dalam penyelesaian transaksi.
-  Memudahkan proses akunting. -  Memudahkan pendeteksian ada pemalsuan, double.
Contoh : -  Memberikan urut pada setiap nasabah
-  Memberikan  penomoran  pada  setiap  surat-surat  yang  keluar  melalui bagian Admin, dll.
d  Independence Balancing Assignment Adalah suatu mekanisme kontrol pada bank dengan tujuan agar diperoleh
keseimbangan antara saldo rekening dalam suatu persamaan akuntansi. Contoh :
-  Saldo-saldo  rekening  pada  neraca  harus  dibandingkan  dengan pencatatan sub ledger.
-  Pencocokan pembukuan antara Teller dengan bagian Accounting. e  Mandatory Vocation
Bentuk  pengendalian  BPRS  Al  Salaam  yang  mewajibkan  pegawainya untuk  cuti, dengan maksud :
-  Memulihkan kesegaran.
140 -  Menemukan bukti kesalahan oleh pegawai penggantinya.
Contoh : -  Memberikan kesempatan cuti bagi setiap karayawan
-  Memberikan  kesempatan  kepada  AO  Pembiayaan  Motor  untuk melakukan Tour ke Yogyakarta.
f  Outside Activities of BankPersonnel Bentuk  pengendalian  yang  mengharuskan  atasan  langsung  mengetahui
kegiatan bawahannya diluar jam kerja. Dasar pertimbangan :
-  Kosentrasi terpecah. -  Self dealing adanya masalah yang tengah dihadapi.
-  Conflict of interest adanya konflik kepentingan. Contoh :
-  Mencari  informasi kepada orang-orang terdekat staf karyawan  yang tengah menglami masalah.
-  Melakukan  komunikasi  secara  personal  dengan    karyawan  yang bersangkutan.
g  Rotation of Duty Assigment Bentuk pengendalian melalui rotasi pegawai, dengan tujuan :
-  Menghilangkan kejenuhan. -  Memberi  kesempatan  pada  pegawai  untuk  memperluas  pengetahuan
dan keterampilan.
141 -  Menghindari manipulasi.
-  Mencegah self dealing adanya masalah yang tengah dihadapi. -  Mencegah kolusi.
Contoh : -  Pemutasian  kepala  cabang  dari  satu  unit  region  wilayah  usaha  ke
region lainnya.
-  Rotasi jabatan dari AO ke bagian Marketing. h  Training of Development Program
Merupakan bentuk pengendalian terhadap kualitas kerja karyawan. Contoh :
-  Mengadakan traning bagi para AO dalam bidang Asuransi. -  Mengadakan workshop dan seminar bagi para Teller
-  Menagdakan  tausiyah  keagamaan  yang  dilakukan  dua  kali  dalam sebulan yang dilakukan bergilir disetiap cabang.
i  Obligation and restriction of Bank Personel Mekanisme pengendalian melalui ketentuan intern BPRS Al Salaam yang
sifatnya  merupakan  kewajiban  dan  larangan  yang  berlaku  bagi  seluruh karyawan BPRS Al Salaam.
Contoh : -  Wajib mentaati ketentuan manajemen BPRS Al Salaam .
-  Wajib menyimpan rahasia BPRS Al Salaam dan jabatan. -  Dilarang menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.
142 -  Dilarang melakukan kolusi yang dapat merugikan BPRS Al Salaam.
2.  Analisis  Pengendalian  Intenal  pada  Prosedur  Pembiayaan  di  BPRS  Al Salaam