David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010.
meninggal. Itulah penyebab Nedena hidup dihantui rasa berdosa. Hal ini diperkuat dan dijelaskan pada kutipan di bawah ini:
“Tapi, Nedena yang membuat mama meninggal” ”Bukan kamu, sayang, tapi api yang telah membuat mamamu
meninggal” ”Tapi, Nedena yang menyalakan api....”
”Ya. Nedena yang menyalakan api, tapi mengunci diri dari kenyataan tidak membuat mamamu hidup lagi. Yang harus Nedena lakukan
sekarang jadilah anak baik. Jangan lagi menyesal dan menutup mulut seperti dahulu. Pasti mama Nedena di alam sana tidak ingin Nedena
seperti ini,” saya membesarkan hatinya. 191
4.1.4 Ilusi
Menurut Baihaqi 2005:70 Ilusi adalah suatu persepsi yang salah atau palsu. Ilusi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: ilusi fisik dan ilusi psikis.
Ilusi fisik, misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam air tampak seperti patah, tongkat dimasukkan dalam bak seperti ular bergerak-gerak. Sedangkan ilusi psikis
adalah ilusi-ilusi yang berkaitan dengan kehidupan psikis seseorang. Dari kedua macam ilusi terebut di atas Nedena hidup dalam ilusi psikis. Hal ini
diperkuat pada kutipan di bawah ini: Padahal ibu Aleda bilang, Mama pasti ada di surga, dan tidak akan
marah lagi. Tapi, siapa yang bisa memastikan padaku., Michail, kalau Mama tidak marah lagi.
Kalau di surga ada Mama, siapa tahu Mama akan memarahiku. Lalu diacungkannnya sapu lidi itu kepadaku sambil berkata, ”Kamu nakal...”
Michail... aku jadi takut . Michail... Michail, sekarang kamu di mana? 262
Dari kutipan di atas, tampak bahwa Nedena berilusi, ia masih beranggapan kalau- kalau bertemu mamanya di surga, mamanya pasti memarahi Nedena, lalu
mengacungkan sapu lidi kepada Nedena.
David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010.
4.1.5 Mutisme
Menurut Zurmailis 2008:8, Mutisme adalah pembisuan. Nedena tidak mampu bekomunikasi dengan orang lain yang disebabkan karena Nedena mengalami
gangguan jiwa. Untuk berkomunikasi dengan orang lain, Nedena hanya mampu mempergunakan lambang-lambang. Bukti bahwa Nedena mengalami pembisuan atau
mutisme adalah tampak pada kutipan di bawah ini: Saya duduk di hadapan anak itu, yang bungkam saja sambil
memainkan krayon miliknya. Saya mengamati tiap lekuk wajahnya yang mungil. Kulitnya tidak putih, tapi agak kuning kecokelatan. Pipinya
mengembung dan matanya besar dengan alis tipis dan bibir sedikit mengecil tapi tebal. Dia sangat lucu, dan rasanya saya tidak percaya kalau
anak ini tidak bisa bicara. + Percayalah, bu, itu sebabnya saya membawa anak itu kemari. Dia
gila, dia bahkan tidak pernah berbicara pada sekelilingnya. 22
4.1.6 Pikiran Bunuh Diri Suicide Thoughts