Sumber Data Sinopsis Dadaisme

David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010. bahasa sebab bahasa sekaligus dapat menunjukkan dan menyembunyikan makna tersebut. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengidentifikasikan masalah yang terdapat di novel Dadaisme berdasarkan kasusnya, lalu memindahkannya ke dalam bahan skripsi.

3.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data

Adapun metode dan teknik pengkajian data dilakukan dengan cara: 1. Mengidentifikasikan bentuk gangguan kejiwaan yang dialami tokoh utama dalam novel Dadaisme, 2. Mengidentifikasikan bentuk dekonstruksi yang terdapat dalam novel Dadaisme.

3.3 Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data yang akan dianalisis adalah: Judul : Dadaisme Pengarang : Dewi Sartika Penerbit : PT GramediaWidiasarana Indonesia Tebal Buku : 264 halaman Ukuran : 20 cm x 14 cm Cetakan : kedua Tahun : 2006 Warna Sampul : Warna putih, hitam, merah, ungu, kuning, hijau dan oranye. Gambar Sampul : Terdapat seorang malaikat yang sedang meniup terompet, dan malaikat itu memiliki sayap yang hanya satu Desain Sampul : Hagung Sihag David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010.

3.4 Sinopsis Dadaisme

Dadaisme terpenggal dalam beberapa episode. Dikatakan terpenggal karena episode-episode itu tidak tersusun secara linear. Antar-bagian bila dibaca berurutan tampak tidak saling berhubungan, tetapi bila diikuti secara keseluruhan terlihat kaitannya antara satu dengan bagian yang lain. Episode-episode itu juga terdiri dari dua lapis realitas teks, lapisan pertama mengacu pada suatu sistem sosial, ruang, dan waktu tertentu, dan lapisan lainnya merupakan peristiwa yang bermain di dalam pikiran tokoh. Pelukisan awal secara tekstual tidak menunjukkan ruang dan waktu yang konkret. Sebuah tempat yang disebut metropolis, yang bercirikan gedung pencakar langit, mobil berseliweran, dan neon warna-warni yang menghiasi kota. Kota yang meriah dan menyembunyikan kesuraman seorang gadis kecil yang tidak dapat melukis langit dengan warna biru. Seorang gadis yang selalu diam dan hanya berbicara pada Michail yang hitam, malaikat kecil bersayap sebelah yang selalu muncul menemaninya. Ada gambaran yang kontras antara metropolis yang ramai dan meriah dengan keredupa n kehidupan Nedena, anak perempuan sepuluh tahunan yang dianggap gila oleh bibi yang mengasuhnya, dan mendapat penanganan ahli jiwa, Aleda sebagai teks konkretnya. Kontras itu makin terlihat dengan gambaran pada episode kedua yang menceritakan tentang seorang gadis lain, Yossy yang ceria dan bahagia dalam realitas tekstual. Seperti Nedena ia juga suka menggambar, gambar Yossy dihiasi warna- warna cerah tentang bunga dan taman, tentang langit yang biru tentang keluarganya, David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010. tentang mamanya yang dua dan abangnya yang sakit, orang-orang yang menyayangi, dan dongeng tentang peri yang menari di udara. Yossy yang bahagia meninggal dalam kecelakaan, peristiwa itu yang membangun relasi antara Yossy dengan Nedena melalui Michail. Kehidupan Yossy secara realitas digambarkan sebagai anak yang hidup dalam keluarga lengkap, meskipun tidak dapat dikatakan normal, tidak mengenal kekecewaan, merupakan dunia yang terpisah dengan realitas kehidupan Nedena yang tertutup tanpa kemampuan mengadakan kontak dengan lingkungan. Yossy tidak mungkin dapat bertemu Michail dalam kehidupannya karena Michail lahir dari kesedihan seseorang, perasaan yang tidak pernah dikenal Yossy. Dalam kematiannya Yossy memasuki dunia Nedena, lewat komunikasinya dengan Michail. Hubungan dalam dunia realitas antara Yossy dan Nedena terbangun melalui Aleda, psikolog yang menangani Nedena yang juga adalah ibu tiri Yossy. Aleda yang mengeringkan sendiri rahimnya, mencarikan istri untuk suaminya agar memperoleh keturunan yang akan mereka pelihara bersama. Ia memilih Tresna, gadis yang diketahuinya menaruh perasaan pada suaminya. Anak pertama lahir cacat, kemudian lahir Yossy yang menjadi bintang dalam keluarga. Diam-diam Aleda dan suaminya Asril, tahu anak-anak yang dilahirkan Tresna merupakan hasil perselingkuhan dengan laki-laki lain. Hubungan antara Asril dengan sejarah hidup Nedena diceritakan pada episode VI. Yusna melarikan diri dari perjodohan yang telah diatur orangtuanya karena dia sudah dalam keadaan hamil akibat hubungan dengan pacarnya. Untuk menutup malu keluarga, Issabela mengorbankan diri menggantikan kakaknya menikahi Rendi, sementara ia sudah mengikat janji dengan Asril. Yusna David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010. dibuang keluarganya ketika datang setahun kemudian dengan menggendong bayi dan bayi itu Nedena. Kehadiran Nedena secara tidak langsung telah mengubah jalan hidup Asril. Asril menikah dengan Aleda yang ditariknya dari kepercayaan lain masuk dalam agamanya karena rasa senasib. Ketika kemudian bertemu kembali dengan Isabella setelah sekian lama, Isabella memutuskan untuk lebih memilih rumah tangganya. “Aku lahir dari kesedihan seseorang,” kata Michail pada Yossy. Kesedihan yang juga menyergap seorang gadis kutubuku berkacamata tebal, yang hanya punya satu sahabat saja dalam hidupnya, dan merasa sangat kehilangan sahabatnya yang akan bertunangan. Di antara deretan rak buku di perpustakaan, dia melihat pula Michail berkelebat dalam bayangannya sebelum ledakan besar terdengar. Gadis itu mati akibat pemboman yang terjadi di pusat perbelanjaan yang dilakukan Bim yang mungkin salah satu anak hasil hubungan incest Aleda dan Magnos, kakaknya hanya untuk menyaksikan api unggun yang besar. Sahabat si gadis kutubuku menangguhkan pertunangan karena masih berduka atas kematian temannya itu. Keputusannya itu membangun relasi antara tunangannya, Ken yang wartawan dengan Jing, anak Aleda yang lain yang datang untuk mencari dan membunuh Aleda. Hubungan sesama jenis yang terjadi antara Ken dan Jing diakhiri dengan kematian keduanya. Ken membunuh Jing yang memperalatnya untuk menemukan Aleda dan kemudian menyayat nadinya sendiri. Aleda dan Magnos masih berkomunikasi melalui e-mail, bertukar pikiran tentang kondisi pasien-pasien mereka. Bertolak belakang dengan Nedena, pasien Magnos, Flo seorang anak laki-laki yang telah membantai seluruh keluarganya tanpa rasa bersalah. David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010. Dengan bahagia dia mengundang teman-temannya menyaksikan pembantaian yang hanya dianggapnya sebagai sandiwara yang dia dan keluarganya mainkan. Ia sama sekali tidak sadar dengan semua yang telah dilakukannya. Flo harus menjalani berbagai macam pemeriksaan akibat perbuatannya itu. Kemudian Rianto, juga anak- anak yang mencoba bunuh diri karena tidak mampu membayar uang SPP, dan akhirnya Rianto meninggal dalam percobaan bunuh dirinya yang kedua kali. Nedena lambat laun keluar dari traumanya dan mulai bisa bicara. Melalui hipnotis, Aleda bisa mengetahui latar kebisuan yang diderita Nedena. Api yang disulutnya menjalar membakar seluruh rumah dan ibunya Yusna. Sehingga ibunya Yusna meninggal dunia. yang sedang tidur nyenyak hangus terbakar. Aleda mampu menghapus rasa bersalah Nedena, menjadikannya bisa bersikap seperti anak-anak lain seusianya. Aleda menawarkan pada Asril untuk mengangkat Nedena yang sebatangkara sebagai anak mereka, tetapi sebelum sempat menjemput, perjalanannya terhalang Michail yang dilihatnya berkelebat dari sudut-sudut gedung seakan memancing Aleda menjauh, dan ketika Aleda sampai di kantornya, Nedena telah terkulai dengan leher terjerat. Kenyataan dan ilusi saling bertumpang tindih hadir dalam teks, diselingi pembicaraan Aleda dan Magnos melalui e-mail, yang filosofis dan menjadi kunci untuk mengetahui masa lalu Aleda. Dalam pembicaraan itu juga memunculkan paradoks antara Aleda dan Magnos dalam memandang hidup. Pertukaran informasi tentang kondisi pasien mereka yang memiliki kesamaan-kesamaan, tetapi mereka memandang fenomena itu dengan cara yang berbeda. David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010. Sesudah perpisahan dengan Aleda, ketika keduanya meninggalkan gereja, Magnos larut dalam pemikiran yang atheis dalam melihat masalah yang dialami pasien- pasiennya sebagai aktivitas otak dan biologis. Berbeda dengan Aleda yang mengaitkan masalah batin para pasiennya. David Rici Ricardo : Dekonstruksi Dan Gangguan Jiwa Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika, 2010.

BAB IV ANALISIS BENTUK GANGGUAN JIWA YANG DIALAMI TOKOH UTAMA