Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
96
1. Hubungan Beban Geram dengan Daya Pemesinan untuk f = 0,24 mmrev
Dengan model analisa yang telah dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara beban geram dengan gaya pemotongan, maka diperoleh persamaan regresi
yang dapat mewakili data pengujian hubungan beban geram dengan daya pemesinan. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
04307211 .
1
. 076037131
, X
Y =
Dari persamaan regresi di atas, maka akan menghasilkan jumlah kuadrat sisa sebagai berikut :
05 -
1,15483E =
Sr .
Untuk mengetahui derajat kesesuaian dari persamaan yang didapat, dihitung nilai koefisien korelasi yang berbentuk
∑ ∑
∑
= =
=
− −
− −
=
n i
i n
i n
i i
i
y y
y y
y y
r
1 2
_ 1
1 2
2 _
,
999535 .
030058161 ,
3 001408455
, 030058161
, 3
= −
= r
dan koefisien determinan adalah 99907
,
2
= r
Hasil-hasil ini menunjukan bahwa 99,907 dari ketidakpastian yang semula telah dijelaskan oleh model. Hasil ini mendukung kesimpulan bahwa
persamaan geometri di atas memperlihatkan kecocokkan yang ulung, seperti juga jelas dalam gambar grafik 5.4.
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
97
2. Hubungan Beban Geram dengan Daya Pemesinan untuk f = 0,17 mmrev
Dari model analisa di atas, maka diperoleh persamaan regresi hubungan beban geram dengan daya pemesinan untuk gerak makan f = 0,17 mmrev sebagai
berikut :
010231359 .
1
. 053821068
, X
Y =
Persamaan regresi di atas akan menghasilkan jumlah kuadrat sisa 05
- 1,7898E
= Sr
Untuk mengetahui derajat kesesuaian dari persamaan yang didapat, dihitung nilai koefisien korelasi yang berbentuk
∑ ∑
∑
= =
=
− −
− −
=
n i
i n
i n
i i
i
y y
y y
y y
r
1 2
_ 1
1 2
2 _
5 1,32597125
00016839 ,
5 1,32597125
− =
r 9999365
, =
r dan koefisien determinan adalah
999873 ,
2
= r
Hasil-hasil ini menunjukan bahwa 99,9873 dari ketidakpastian yang semula telah dijelaskan oleh model. Hasil ini mendukung kesimpulan bahwa
persamaan geometri di atas memperlihatkan kecocokkan yang ulung, seperti juga jelas dalam gambar grafik 5.4.
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
98
Beban Geram VS Daya pemesinan
1 2
3 4
5 6
10 15
20 25
30 35
40 45
50 55
60 65
70
Beban Geram .10
3
mm
2
min
D a
ya p
e m
es in
a n
k W
f=0.24 mmrev regresi f= 0.24 mmrev
f=0.17 mmrev regresi f=0.17 mmrev
Gambar 5.4 Grafik hubungan Beban Geram dengan Daya Pemesinan
Dari grafik pada gambar 5.4 dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut : Beban geram berbanding lurus terhadap daya pemesinan N. Hal ini
didukung oleh fakta bahwa baik gerak makan f maupun kecepatan potong v sebagai komponen pembentuk beban geram, masing-masing berbanding lurus
terhadap daya pemesinan. Namun gambar 5.4 hanya menunjukkan hubungan berbanding lurus yang
sempit yaitu pada rentang beban geram v.f = 16.73-32.96.10
3
mm
2
min untuk gerak makan f = 0.17 mmrev dan beban geram v.f = 37.3-57.3.10
3
mm
2
min untuk gerak makan f = 0.24 mmrev. Grafik ini masih belum memadai untuk
dapat memberikan informasi yang menjabarkan hubungan keterkaitan antara beban geram dengan daya pemesinan. Oleh karena itu dibutuhkan analisa lebih
lanjut yaitu dengan mentransformasikan grafik di atas menjadi grafik log-log bagi memperoleh grafik hubungan linier. Selanjutnya dengan metode interpolasi dan
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
99 ekstrapolasi untuk grafik linier, maka diperoleh hubungan beban geram dengan
daya pemesinan untuk beberapa nilai gerak makan dengan kenaikan 20 sebagaimana tersaji pada grafik 5.5.
Beban Geram VS Daya Pemesinan
0.082 0.098
0.118 0.142
0.204 0.245
0.294 0.352
0.17
0.1 1
10
10 100
Beban Geram .10
3
mm
2
min
D aya
kW
Gambar 5.5 Hubungan Beban geram dengan Daya pemesinan untuk beberapa
nilai gerak makan f.
Apabila dibandingkan paparan data pada gambar 5.4 dengan gambar 5.3, jelas terlihat bahwa pada gambar 5.3, karakteristik hubungan beban geram dengan
daya pemesinan lebih mudah dibaca berbanding grafik yang awalnya tersaji pada gambar 5.2. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Beban geram v.f berbanding lurus terhadap daya pemesinan N. Hal ini
didukung oleh fakta bahwa baik gerak makan maupun kecepatan potong juga berbanding lurus terhadap daya pemesinan.
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
100 2.
Peningkatan gerak makan f akan meningkatkan daya pemesinan yang hampir merata pada selang beban geram sebagai sumbu absis. Peningkatan
20 gerak makan akan menaikkan daya pemesinan sebesar 24.6 pada saat beban geram v.f = 10.10
3
mm
2
min dan terus meningkat menjadi 28.4 pada beban geram v.f = 100.10
3
mm
2
min. Persentase kenaikan ini akan
relatif konstan pada peningkatan 20 gerak makan berikutnya.
5.3.3 Hubungan Beban Geram dengan Energi Pemetongan Spesifik