Hubungan Beban geram dengan Gaya pemotongan untuk f = 0.17 mmrev

Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 91 Nilai kekonvergenen di atas dianggap telah dapat memenuhi kriteria penghentian iterasi Untuk mengetahui derajat kesesuaian dari persamaan yang didapat dihitung nilai koefisien korelasi yang berbentuk ∑ ∑ ∑ = = = − − − − = n i i n i n i i i y y y y y y r 1 2 _ 1 1 2 2 _ 9879 , 368144 , 6761 532492 , 161 368144 , 6761 = − = r dan koefisien determinan adalah 9761 , 2 = r Hasil-hasil ini menunjukan bahwa 97,61 dari ketidakpastian yang semula telah dijelaskan oleh model. Korelasi yang sangat akurat dari perbedaan- perbedaan karakteristik adalah apabila koefisien reabilitas di atas 0.9 atau 90 lit.8, hal 123. Hasil ini mendukung kesimpulan bahwa persamaan geometri di atas memperlihatkan kecocokkan yang ulung, seperti juga jelas dalam gambar grafik 5.2.

2. Hubungan Beban geram dengan Gaya pemotongan untuk f = 0.17 mmrev

Dengan model analisa di atas, maka dihasilkan hubungan beban geram dengan gaya pemotongan untuk gerak makan f = 0,17 mmrev sebagai berikut : 2974703974 . . 653839 , 1467 − = X Y Dari persamaan regresi di atas, maka akan menghasilkan jumlah kuadrat sisa , sebagai berikut: 3 0,00059114 = Sr Untuk mengetahui derajat kesesuaian dari persamaan yang didapat, dihitung nilai koefisien korelasi yang berbentuk Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 92 ∑ ∑ ∑ = = = − − − − = n i i n i n i i i y y y y y y r 1 2 _ 1 1 2 2 _ 22569 , 22333 007657 , 1267 22569 , 22333 − = r 9712 , = Dan koefisien determinan adalah 9433 , 2 = r Hasil-hasil ini menunjukan bahwa 94,33 dari ketidakpastian yang semula telah dijelaskan oleh model. Dari analisa hubungan antara beban geram dengan gaya pemotongan untuk gerak makan f = 0,24 mmrev dan f = 0,17 mmrev, maka dihasilkan grafik hubungan antara beban geram dengan gaya pemotongan sebagaimana tersaji pada gambar 5.2. Beban Geram VS Gaya pemotongan 400 600 800 1000 1200 1400 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 Beban Geram .10 3 mm 2 min G a y a pe m ot onga n N f = 0.24 m m rev regresi f = 0.24 m m rev f = 0.17 m m rev regresi f = 0.17 m m rev Gambar 5.2 Grafik hubungan Beban Geram dengan Gaya Pemotongan Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 93 Dari grafik pada gambar 5.2 dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut : 1. Trend grafik hubungan beban geram v.f terhadap gaya pemotongan F adalah berbanding terbalik. Hal ini berarti bahwa gerak makan f sebagai komponen pembentuk beban geram yang semestinya berbanding lurus terhadap gaya pemotongan juga dapat dianggarkan sama dengan kecepatan potong v, yaitu berbanding terbalik terhadap gaya pemotongan. 2. Untuk harga beban geram yang sama, maka gerak makan berbanding lurus terhadap gaya pemotongan. Namun grafik pada gambar 5.2 hanya menunjukkan hubungan terbalik yang sempit yaitu pada rentang beban geram v.f = 16.73-32.96.10 3 mm 2 min untuk gerak makan f = 0.17 mmrev dan beban geram v.f = 37.3-57.3 .10 3 mm 2 min untuk gerak makan f = 0.24 mmrev. Grafik ini masih belum memadai untuk dapat memberikan informasi yang menjabarkan hubungan keterkaitan antara beban geram dengan gaya pemotongan. Oleh karena itu dibutuhkan analisa lebih lanjut yaitu dengan mentransformasikan grafik di atas menjadi grafik log-log bagi memperoleh grafik hubungan linier. Selanjutnya dengan metode interpolasi dan ekstrapolasi untuk grafik linier, maka diperoleh hubungan beban geram dengan gaya pemotongan untuk beberapa nilai gerak makan dengan kenaikan 20 sebagaimana tersaji pada grafik 5.3. Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 94 Beban Geram VS Gaya Pemotongan 0.245 0.294 0.352 0.423 0.17 0.082 0.098 0.118 0.142 0.204 100 1000 10000 10 100 Beban Geram .10 3 mm 2 min G aya N Gambar 5.3 Grafik hubungan Beban geram dengan Gaya pemotongan untuk beberapa nilai gerak makan f. Apabila dibandingkan paparan data pada gambar 5.2 dengan gambar 5.3, jelas terlihat bahwa pada gambar 5.3, karakteristik hubungan beban geram dengan gaya pemotongan lebih mudah dibaca berbanding grafik yang awalnya tersaji pada gambar 5.2. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Gerak makan f berbanding lurus terhadap gaya pemotongan F. Peningkatan gerak makan akan mengakibatkan peningkatan gaya pemotongan yang bervariasi bergantung pada beban geram sebagai sumbu absis. Pada saat beban geram v.f = 10 .10 3 mm 2 min, maka peningkatan gerak makan 20 akan meningkatkan gaya pemotongan sebesar 47.8 dan terus meningkat hingga 74 pada saat beban geram v.f = 100.10 3 mm 2 min. Trend Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 95 peningkatan ini akan relatif konstan untuk peningkatan 20 gerak makan berikutnya. 2. Dari hubungan karakteristik beban geram dan gerak makan terhadap gaya pemotongan di atas, maka trend grafik awal gambar 5.2 yang didapat dengan menganggarkan bahwa gerak makan f juga memiliki pengaruh yang sama terhadap kecepatan potong v sebagai komponen pembentuk beban geram, yaitu berbanding terbalik terhadap gaya pemotongan dapat dikoreksi kembali. Trend grafik ini hanya berlaku sampai gerak makan f = 0.352 mmrev sedangkan untuk gerak makan yang lebih tinggi f = 0423 mmrev trend grafiknya berubah menjadi berbanding lurus. Hal ini berarti bahwa kecepatan potong v juga dapat dianggarkan sama seperti gerak makan f, yaitu berbanding lurus terhadap gaya pemotongan F. Hanya saja sebagaimana kondisi pemesinan yang diizinkan untuk pemesinan baja karbon menggunakan pahat karbida tak berlapis yaitu v = 250 mmin, f = 0.35 mmrev dan a = 4.0 mm, maka jelas kondisi dimana beban geram berbanding lurus terhadap gaya pemotongan akan sangat sulit tercapai, sehingga hubungan berbanding terbalik sebelumnya sudah dapat menjabarkan hubungan karakteristik beban geram terhadap gaya pemotongan.

5.3.2 Hubungan Beban Geram dengan Daya Pemesinan

Dokumen yang terkait

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

1 4 6

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 1

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 4

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 13

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis Chapter III IV

0 0 59

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 2

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 14

Kajian Dan Optimasi Kondisi Pemotongan Dengan Suhu Pemotongan Pada Pembubutan Baja AISI 4340 Menggunakan Pahat Karbida PVD Berlapis

1 1 16

Kajian Dan Optimasi Kondisi Pemotongan Dengan Suhu Pemotongan Pada Pembubutan Baja AISI 4340 Menggunakan Pahat Karbida PVD Berlapis

0 0 2

Kajian Dan Optimasi Kondisi Pemotongan Dengan Suhu Pemotongan Pada Pembubutan Baja AISI 4340 Menggunakan Pahat Karbida PVD Berlapis

0 0 3