Hubungan Beban Geram dengan Energi Pemotongan Spesifik untuk f = 0.24 mmrev Hubungan Beban geram dengan Energi Pemotongan Spesifik untuk f = 0,17 mmrev

Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 100 2. Peningkatan gerak makan f akan meningkatkan daya pemesinan yang hampir merata pada selang beban geram sebagai sumbu absis. Peningkatan 20 gerak makan akan menaikkan daya pemesinan sebesar 24.6 pada saat beban geram v.f = 10.10 3 mm 2 min dan terus meningkat menjadi 28.4 pada beban geram v.f = 100.10 3 mm 2 min. Persentase kenaikan ini akan relatif konstan pada peningkatan 20 gerak makan berikutnya.

5.3.3 Hubungan Beban Geram dengan Energi Pemetongan Spesifik

Dari data hasil pengujian hubungan antara beban geram dan energi pemotongan spesifik pada tabel 5.1 maka diperoleh analisa data berikut bagi menghasilkan persamaan regresi dari data hasil pengujian tersebut.

1. Hubungan Beban Geram dengan Energi Pemotongan Spesifik untuk f = 0.24 mmrev

Dengan model analisa yang telah dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara beban geram dengan gaya pemotongan, maka diperoleh persamaan regresi yang dapat mewakili data pengujian hubungan beban geram dengan energi pemotongan spesifik sebagai berikut : 001213012 . . 877422 , 2152 − = X Y Persamaan regresi di atas, akan menghasilkan jumlah kuadrat sisa sebagai berikut : 10 - 9,41229E = Sr Untuk mengetahui derajat kesesuaian dari persamaan yang didapat, dihitung nilai koefisien korelasi yang berbentuk Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 101 ∑ ∑ ∑ = = = − − − − = n i i n i n i i i y y y y y y r 1 2 _ 1 1 2 2 _ 7 1,09192411 022916703 , 7 1,09192411 − = r 98945 , = dan koefisien determinan adalah 979 , 2 = r Hasil-hasil ini menunjukan bahwa 97,9 dari ketidakpastian yang semula telah dijelaskan oleh model. Hasil ini mendukung kesimpulan bahwa persamaan geometri di atas memperlihatkan kecocokkan yang ulung, seperti juga jelas dalam gambar grafik 5.6.

2. Hubungan Beban geram dengan Energi Pemotongan Spesifik untuk f = 0,17 mmrev

Dari model analisa di atas, maka diperoleh persamaan regresi hubungan beban geram dengan energi pemotongan spesifik untuk gerak makan f = 0,17 mmrev, yaitu : 000685996 . . 658857 , 2300 − = X Y Dari persamaan regresi di atas, maka akan menghasilkan jumlah kuadrat sisa 08 - 1,16334E = Sr Untuk mengetahui derajat kesesuaian dari persamaan yang didapat, dihitung nilai koefisien korelasi yang berbentuk ∑ ∑ ∑ = = = − − − − = n i i n i n i i i y y y y y y r 1 2 _ 1 1 2 2 _ Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 102 973 , 2,13295012 12648085 , 2,13295012 = − = r dan koefisien determinan adalah 6 . 94 , 2 = r Hasil-hasil ini menunjukan bahwa 94.6 dari ketidakpastian yang semula telah dijelaskan oleh model. Hasil ini mendukung kesimpulan bahwa persamaan geometri di atas memperlihatkan kecocokkan yang ulung, seperti juga jelas dalam gambar grafik 5.6. Beban Geram VS Energi pemot.spesifik 2130 2160 2190 2220 2250 2280 2310 10 20 30 40 50 60 70 Beban Geram .10 3 mm 2 min E n er g i p em o t. sp esi fi k j cm 3 f=0.24 mmrev regresi f=0.24 mmrev f= 0.17 mrev regresi f=0.17 mmrev Gambar 5.6 Grafik hubungan Beban Geram dengan Energi Pemotongan Spesifik Dari grafik pada gambar 5.6 dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut : 1. Beban geram v.f berbanding terbalik terhadap energi pemotongan spesifik E sp dengan gradien kemiringan garis grafik yang relatif kecil sehingga menyebabkan garis grafik nyaris konstan. Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 103 Jika ditinjau dari komponen penyusun beban geram, yaitu gerak makan f dan kecepatan potong v. Energi potong spesifik tidak langsung dipengaruhi oleh kecepatan potong melainkan gaya pemotongan yang nantinya dipengaruhi oleh faktor koreksi kecepatan. Faktor koreksi ini hanya berkisar 1.0 untuk v = 50-100 mmin dan 1.06 untuk v ≥100 mmin sehingga dapat dikatakan bahwa energi potong spesifik tidak begitu dipengaruhi oleh kecepatan potong. Dan energi potong spesifik E sp berbanding terbalik terhadap gerak makan f. Paparan di atas dapat dilihat melalui penjabaran persamaan matematik sebagai berikut : V A V A C C C C f K Z v F E O K VB v z s v sp . ] ][ . . . . . . [ . 1 . 1 , γ − = = Variabel yang tidak berhubungan dihilangkan, sehingga dihasilkan persamaan berikut : v z sp C f E . − = Jadi jelas bahwa kecepatan potong v dianggarkan sama seperti gerak makan f yaitu berbanding terbalik terhadap energi potong spesifik E sp . 2. Untuk harga beban geram yang sama, makan gerak makan f berbanding lurus terhadap energi potong spesifik E sp . Namun paparan data di atas tidak dapat dibuktikan hanya dengan menggunakan grafik pada gambar 5.6, yang hanya menunjukkan hubungan terbalik yang sempit yaitu pada rentang beban geram v.f = 16.73-32.96.10 3 mm 2 min untuk gerak makan f = 0.17 mmrev dan beban geram v.f = 37.3- 57.3.10 3 mm 2 min untuk gerak makan f = 0.24 mmrev. Grafik ini masih belum memadai untuk dapat memberikan informasi yang menjabarkan hubungan keterkaitan antara beban geram dengan energi potong spesifik. Oleh karena itu Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 104 dibutuhkan analisa lebih lanjut yaitu dengan mentransformasikan grafik diatas menjadi grafik log-log bagi memperoleh grafik hubungan linier. Selanjutnya dengan metode interpolasi dan ekstrapolasi untuk grafik linier, maka diperoleh hubungan beban geram dengan energi potong spesifik untuk beberapa nilai gerak makan dengan kenaikan 20 sebagaimana tersaji pada grafik 5.7. Beban Geram VS Energi P. Spesifik 1000 10000 10 100 Beban Geram .10 3 mm 2 min E n er g i P .S p esi fi k J cm 3 0.17 0.082 0.098 0.118 0.142 0.204 0.245 0.294 0.352 0.423 Gambar 5.7 Grafik hubungan Beban geram dengan Energi pemotongan spesifik untuk beberapa nilai gerak makan f Apabila dibandingkan paparan data pada gambar 5.6 dengan gambar 5.7, jelas terlihat bahwa pada gambar 5.7, karakteristik hubungan beban geram dengan Energi pemotongan spesifik E sp lebih mudah dibaca berbanding grafik yang awalnya tersaji pada gambar 5.6. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Energi pemotongan spesifik E sp memiliki hubungan terbalik terhadap gerak makan f dan pengaruhnya sangat kecil jika dibandingkan dengan Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 105 pengaruh daya pemesinan N terlebih lagi gaya pemotongan F yang dapat mencapai 76 . Peningkatan gerak makan akan menurunkan energi potong spesifik dengan penurunan yang relatif konstan sepanjang beban geram sebagai sumbu absis. Peningkatan gerak makan 20 akan menurunkan energi potong spesifik sebesar 3.1 pada saaat beban geram v.f = 10.10 3 mm 2 min dan terus meningkat hingga 3.8 pada saaat beban geram v.f = 100.10 3 mm 2 min. Persentase penurunan ini akan relatif konstan pada peningkatan 20 gerak makan berikutnya. 2. Trend grafik pada gambar 5.6 yang menyatakan bahwa hubungan karakteristik beban geram v.f terhadap energi pemotongan spesifik E sp adalah berbanding terbalik ternyata perlu dikoreksi ulang. Sebagaimana tampak pada grafik gambar 5.7, jika gerak makan dinaikan sampai f = 0.294 mmrev maka akan dihasilkan hubungan berbanding lurus. Hal ini berarti untuk gerak makan yang tinggi, f ≥ 0.294 mmrev gerak makan f sebagai komponen penyusun beban geram juga dapat dianggarkan memiliki pengaruh yang sama seperti kecepatan potong v yaitu berbanding lurus terhadap energi potong spesifik. Dengan mempertimbangkan kondisi pemesinan yang diizinkan untuk pemesinan baja karbon menggunakan pahat karbida tak berlapis yaitu v = 250 mmin, f = 0.35 mmrev dan a = 4.0 mm, maka jelas kondisi dimana beban geram berbanding lurus terhadap energi potong spesifik juga dapat tercapai, sehingga kedua hubungan di atas dapat menjabarkan hubungan karakteristik beban geram terhadap energi potong spesifik. Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009 106 Dari keseluruhan paparan di atas, dapat diketahui bahwa energi potong spesifik tidak begitu dipengaruhi oleh kondisi pemesinan tapi lebih dipengaruhi oleh sifat spesifik material benda kerja dan pahat yang digunakan. Hubungan antara Beban geram dengan gaya dan daya pemesinan untuk beberapa nilai gerak makan f telah disajikan dalam beberapa bentuk grafik di atas. Variabel gaya dan daya pemesinan pada beberapa bentuk grafik tersebut merupakan gaya dan daya pemesinan total. Untuk mengetahui hubungan antar komponen gaya dan daya pemesinan total tersebut, maka data pengujian dari komponen gaya dan daya juga harus dianalisa seperti analisa gaya dan daya pemesinan total di atas.

5.4 Hubungan antara Beban Geram chipload dengan Komponen Gaya Pemesinan.

Komponen gaya pemesinan yang akan dibahas adalah 1. Gaya potong F v adalah gaya yang bekerja searah dengan kecepatan potong. cos sin cos . . . o o shi v h b F γ η γ η τ − + Φ Φ − = ; N 2. Gaya makan F f adalah gaya yang bekerja searah dengan kecepatan makan. F v 2 + F f 2 = F 2 ; N Kedua komponen gaya di atas, dianalisa untuk gerak makan f = 0,24 mmrev. Data hasil pengujian komponen gaya pada gerak makan f = 0,24 mmrev disajikan pada tabel 55.

Dokumen yang terkait

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

1 4 6

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 1

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 4

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 13

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis Chapter III IV

0 0 59

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 2

Kajian Kriteria Aus Pahat Dan Kondisi Pemotongan Pada Operasi Pembubutan Kering Baja AISI 1045 Yang Dikeraskan Menggunakan Pahat Karbida CVD Berlapis

0 0 14

Kajian Dan Optimasi Kondisi Pemotongan Dengan Suhu Pemotongan Pada Pembubutan Baja AISI 4340 Menggunakan Pahat Karbida PVD Berlapis

1 1 16

Kajian Dan Optimasi Kondisi Pemotongan Dengan Suhu Pemotongan Pada Pembubutan Baja AISI 4340 Menggunakan Pahat Karbida PVD Berlapis

0 0 2

Kajian Dan Optimasi Kondisi Pemotongan Dengan Suhu Pemotongan Pada Pembubutan Baja AISI 4340 Menggunakan Pahat Karbida PVD Berlapis

0 0 3