Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
55
BAB IV DATA DAN ANALISA
4.1 Data Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian pemesinan baja karbon AISI 1045 dengan menggunakan pahat karbida tak berlapis sesuai dengan kondisi pemotongan yang telah
dipaparkan pada tabel 3.6, maka diperoleh data hasil pemesinan sebagaimana tersaji pada table 4.1.
Tabel 4.1 Data-data hasil pengujian Kondisi Variabel
1 2
3 4
5 6
7 8
1 v mmin 238,6 226,7 214,8 202,8 190,9
179 167
155,2
hc mm 0,443 0,445
0,45 0,456 0,463 0,473 0,485 0,5
2 v mmin 193,9 186,7 179,6 172,4 165,3 158,1 150,9 143,8
hc mm 0,299
0,3 0,311 0,315 0,321 0,329 0,333
0,34
4 v mmin 132,6 127,7 122,8 117,9 113,1 108,2 103,3
98,4
hc mm 0,353 0,359 0,365
0,37 0,378 0,385 0,391
0,4
Data hasil pengujian pada tabel 4.1 tidak dapat langsung digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini sebagaimana yang telah dipaparkan pada Bab I
sebelumnya, oleh karena itu berikut akan disajikan analisa dari data hasil pengujian di atas. Analisa data hasil pemesinan pada kondisi I ditunjukkan pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data pemesinan kondisi 1
Dia mm 80
76 72
68 64
60 56
52 v mmin 238,6
226,7 214,8
202,8 190,9
179 167
155,2 h
c
mm 0,443
0,445 0,45
0,456 0,463
0,473 0,485
0,5
h
1,845 1,857
1,875 1,903
1,93 1,97
2,023 2,083
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
56 Nilai h
c
tebal geram didapat dari pengukuran langsung dengan menggunakan mikroskop VB. Kemudian dengan menggunakan persamaan rasio
pemampatan geram, maka didapat harga
h
seperti di atas.
h h
c h
=
λ ....……………………. 4.1
dimana,
h
: rasio pemampatan geram h
c
: tebal geram ; mm h : tebal geram sebelum terpotong ; mm
1. Tebal geram sebelum terpotong h
h = f sin K
r
= 0,24 sin 90
o
h = 0,24 mm 2.
Panjang pemesinan tiap fase L
t
= 458 mm 3.
Kecepatan pemakanan v
f
n f
v
f
. =
; mmin, ............…………………..... 4.2 = 0,24 . 950
v
f
= 228 mmmin dimana,
v
f
: kecepatan pemakanan ; mmmin f : pemakanan ; mmrev
n : putaran ; rpm 4. Waktu pemesinan t
c
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
57 1.
waktu pemesinan teori t
c,teori
min 01
, 2
228 458
, ,
= =
=
teori c
f t
teori c
t v
L t
2. waktu pemesinan praktek t
c,praktek
t
c,praktek
= 2,567 min 5. Lebar pemotongan b
b = asin K
r
= 2 sin 90
o
b = 2 mm 6. Rasio kerampingan pemotongan
= bh = 20,24 = 8,33 Analisa data hasil pemesinan pada kondisi II ditunjukkan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data pemesinan kondisi 2
Dia mm 65,0
62,6 60,2
57,8 55,4,
53,0 50,6
48,2 v mmin 193,9
186,7 179,6
172,4 165,3
158,1 150,9
143,8 h
c
mm 0,299
0,30 0,311
0,315 0,321
0,329 0,333
0,34
h
1,76 1,79
1,83 1,855
1,89 1,935
1,96 2,0
1. Tebal geram sebelum terpotong h h = f sin K
r
=0,17 sin 90
o
h = 0,17 mm 2. Panjang pemesinan tiap fase L
t
= 467 mm 3. Kecepatan pemakanan v
f
n f
v
f
. =
= 0,17 . 950 v
f
= 161,5 mmmin
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
58 4. Waktu pemesinan t
c
1. waktu pemesinan teori t
c,teori
min 89
, 2
5 ,
161 467
, ,
= =
=
teori c
f t
teori c
t v
L t
2. waktu pemesinan praktek t
c,praktek
t
c,praktek
= 3,517 min 5. Lebar pemotongan b
b = asin K
r
= 1,2 sin 90
o
b = 1,2 mm 6. Rasio kerampingan pemotongan
= bh = 1,2 0,17 = 7,06
kondisi 3
Untuk kondisi pemotongan 3, yaitu : n = 650 rpm
a = 2 mm f = 0,24 mmrev
Dinyatakan tidak dapat dijalankan, setelah dua kali percobaan pemesinan. Hal ini karena kondisi pemesinan dianggap terlalu berat, dimana putaran mesin
terlalu kecil untuk melayani gerak makan f dan kedalaman potong a sedemikian besar.
Selain itu, hal ini disebabkan juga oleh cacat produk dari material benda kerja yang digunakan, dimana material yang digunakan memiliki kekerasan yang
tidak merata baik antara kulit luar dengan bagian dalam bahan maupun sepanjang kulit luar bahan.
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
59 Kedua hal di atas menyebabkan pemesinan untuk kondisi ketiga tidak
dapat berjalan dengan ideal, yang ditandai dengan getaran yang sangat besar sehingga diputuskan diberhentikan untuk kebaikan proses pemesinan.
Fenomena pemesinan ini akan dibahas secara lebih terperinci oleh rekan saya yang juga ikut melaksanakan pengujian pemesinan ini. Analisa data hasil
pemesinan pada kondisi III ditunjukkan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data pemesinan kondisi 4
Dia mm 65,0
62,6 60,2
57,8 55,4
53,0 50,6
48,2 v mmin 132,6
127,7 122,8
117,9 113,1
108,2 103,3
98,4 h
c
mm 0,353
0,359 0,365
0,370 0,378
0,385 0,391
0,40
h
2,075 2,115
2,145 2,18
2,225 2,265
2,30 2,35
1. Tebal geram sebelum terpotong h h = f sin K
r
= 0,17 sin 90
o
h = 0,17 mm 2. Panjang pemesinan tiap fase L
t
= 467 mm 3. Kecepatan pemakanan v
f
n f
v
f
. =
= 0,17 . 650 v
f
= 110,5 mmmin 4. Waktu pemesinan t
c
1. waktu pemesinan teori t
c,teori
min 226
, 4
5 ,
110 467
, ,
= =
=
teori c
f t
teori c
t v
L t
2. waktu pemesinan praktek t
c,praktek
t
c,praktek
= 5,133 min
Supriadi : Analisa Gaya, Daya, Dan Energi Pemotongan Spesifik Serta Kondisi Pemotongan Moderat Pada
Pemesinan Kering Baja Karbon Aisi 1045 - Pahat Karbida Tak Berlapis, Wc + 6 Co, Tipe K, 2008. USU Repository © 2009
60 5. Lebar pemotongan b
b = asin K
r
= 1,2 sin 90
o
b = 1,2 mm 6. Rasio kerampingan pemotongan
= bh =1,2 0,17 = 7,06
4.2 Komponen Kecepatan dan Gaya Pembentukan Geram