Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Iman duduk di kursi sofa sambil mengangkat salah satu kakinya, selama wawancara ia sering memegang kakinya. Sesekali Iman memegang dagu
dalam menjawab pertanyaan. Iman menjawab pertanyaan dengan suara yang jelas.
Wawancara dimulai yang diawali dengan cerita Iman mengenai pertengkaran Iman dan istrinya yang baru-baru ini terjadi. Nada suara Iman
sangat tinggi ketika menceritakan hal tersebut, ekspresi wajahnya terlihat marah dan kesal. Perlahan-lahan suara Iman mulai mengecil dan terdengar
seperti sedih ketika ia menjelaskan perasaannya. Iman mengerutkan keningnya apabila dalam pernyataannya ia menyebutkan bahwa ia tidak
mengerti mengenai perilaku istrinya karena selalu berubah-ubah.
b. Rangkuman hasil wawancara
Iman adalah anak ke tiga dari lima bersaudara. Pendidikan Iman hanya sampai SMA. Pekerjaan Iman setelah tamat SMA adalah bekerja di toko
tekstil milik orangtuanya. Pada tahun 1996 Iman bertemu dengan istrinya
saat ini. Mereka saling mengenal sekitar satu tahun lalu kemudian menikah.
Pernikahan Iman dan istrinya terjadi melalui proses perjodohan. Iman mengenal istrinya hanya dalam waktu yang singkat. Selama masa
perkenalan Iman tidak pernah melihat perilaku yang aneh dari calon istrinya. Iman merasa yakin bahwa calon istrinya adalah wanita yang sehat
lahir maupun batin. Apalagi pendidikan formal calon istrinya adalah
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
tamatan pesantren, Iman sangat yakin calon istrinya bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka kelak.
Iman dan istrinya memiliki tiga orang anak, anak pertama berjenis kelamin laki-laki yang saat ini berusia 10 tahun, anak kedua juga laki-laki
yang berusia 8 tahun, dan anak ketiga berjenis kelamin perempuan yang berusia 6 tahun.
Setelah menikah Iman membangun usahanya sendiri, ia membuka toko pakaian anak-anak di sebuah pusat pasar di Medan. Iman mendapatkan
seorang anak laki-laki tepat satu tahun usia perkawinannya. Selama dua tahun perkawinannya Iman merasa keluarganya merupakan keluarga
harmonis. Istri Iman tidak pernah sekalipun menunjukkan perilaku yang berbeda, menurut Iman istrinya sangat penyayang, rajin, dan suka
melakukan aktifitas rumah tangga. Melewati dua tahun perkawinan, istri Iman mulai menunjukkan perilaku yang tidak biasa, ia sudah mulai sering
takut terhadap sesuatu yang tidak ada, merasa dikejar bayang-bayang, dan merasa ada orang lain yang ingin mencelakainya.
Satu tahun pertama istri Iman menunjukkan perubahan perilaku, Iman tidak membawanya untuk berobat medis, Iman mengikuti saran keluarganya
untuk membawa istrinya ke “orang pintar”. Akan tetapi, perilaku istrinya semakin tidak wajar, istri Iman sering menuduh Iman berselingkuh. Pada
saat itu Iman tidak mengerti mengapa terjadi perubahan pada perilaku istrinya. Akhirnya Iman memutuskan untuk membawa istrinya ke dokter
spesialis jiwa, istri Iman di diagnosa menderita Skizofrenia Paranoid. Hasil
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
diagnosa dokter membuat Iman terkejut, ia tidak mengerti mengapa istrinya menderita penyakit tersebut. Iman tetap berusaha mengobati istrinya dengan
tetap melakukan pengobatan medis secara teratur. Perubahan perilaku istri Iman juga menyebabkan perubahan aktifitas
rumah tangga. Iman harus melakukan dua tugas, tugas sebagai seorang suami dan tugas sebagai istri. Hal ini harus dilakukan Iman sebab istrinya
tidak mau lagi melakukan aktifitas rumah tangga, istrinya lebih melakukan pekerjaan yang ia senangi tanpa menghiraukan keadaan rumah tangganya.
Iman melakukan tugas-tugasnya sendiri tanpa bantuan keluarga ataupun lingkungan sekitar, ia berusaha menjadi kepala keluarga yang bertanggung
jawab terhadap istri dan anaknya. Menghadapi berbagai situasi stres membuat Iman merasa tertekan,
lelah, dan stres. Ia sempat berpikir untuk mengakhiri pernikahannya tetapi Iman tetap mempertahankan kehidupan rumah tangganya hingga saat ini, ia
merasa anak-anaknya membutuhkan figur orangtua yang lengkap. Iman merasakan bahwa berbagai perubahan yang terjadi semenjak
istrinya sakit merupakan beban yang sangat berat dan menjadi sumber stres bagi dirinya. Akan tetapi, Iman tetap berusaha untuk menjalaninya dan terus
berharap bahwa suatu hari istrinya akan kembali sehat.
c. Sumber – sumber stres dan proses appraisal