Coping stres Responden III a. Sumber stres dan proses appraisal

Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.

b. Coping stres

Stres merupakan pengalaman subjektif, sehingga setiap individu dapat memiliki respon yang berbeda-beda terhadap stres. Stres bisa berdampak secara fisik maupun psikologis. Stres yang dialami oleh individu biasanya disertai dengan ketegangan emosi dan ketegangan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan. Situasi seperti ini menyebabkan individu termotivasi untuk melakukan suatu tindakan yang mengurangi atau menghilangkan stres, yaitu coping Sarafino, 2006. Lazarus dan Folkman 1984, mengklasifikasikan dua jenis coping, yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Problem focused coping adalah penanganan stres dengan cara mengurangi, atau memecahkan masalah yang menjadi sumber stres. Sedangkan emotion focused coping adalah penanganan stres dengan mengendalikan respon emosi yang diakibatkan oleh sumber stres. Untuk mengatasi masalahnya Toni menggunakan kedua jenis coping ini. Problem focused coping digunakan Toni untuk mengatasi masalah- masalahnya. Beberapa masalah menggunakan penyelesaian masalah terencana planful problem solving yaitu usaha menyembuhkan penyakit stroke Toni dengan diawali pengobatan alternatif, diikuti dengan pengobatan medis dan akhirnya melakukan terapi secara teratur. Hal ini juga dilakukan Toni dalam usaha penyembuhan istrinya, Toni membawa istrinya ke pengobatan alternatif namun tidak memperlihatkan perubahan, kemudian Toni membawa istrinya ke dokter spesialis jiwa. Tidak hanya sampai disitu Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. Toni memasukkan istrinya ke rumah sakit jiwa ketika ia sudah tidak bisa mengatasi perilaku istrinya yang mengganggu, setelah menunjukkan perubahan saat ini Toni secara teratur setiap sepuluh hari sekali menemani istrinya untuk kontrol ulang. Kebiasaan istrinya yang baru semenjak sakit yaitu meramal nasib dengan mengatakan hal yang tidak masuk akal diatasi Toni dengan penyelesaian masalah terencana planful problem solving juga, setelah melihat istrinya meramal ia tidak mengizinkan istrinya keluar rumah seperti biasa. Perilaku istri Toni yang semenjak sakit suka meletakkan barang tanpa bisa mengingat kembali dimana ia meletakkannya berusaha diselesaikan Toni dengan penyelesaian masalah terncana planful problem solving, Toni mengingatkan istrinya dimana ia meletakkan barang-barang. Metode ini juga digunakan Toni dalam membagi waktunya antara urusan perkerjaan dan keluarga. Ia menggunakan sebagian waktu kerjanya untuk mengurus keluarganya meskipun harus mencuri jam kerja. Seeking social support dimana individu berusaha mencari informasi dan kenyamanan secara emosi dari orang lainFolkman Lazarus, dalam Taylor, 2005. Toni melakukan hal tersebut dengan menghubungi adik iparnya untuk mengetahui apa yang harus dilakukannya melihat perilaku istrinya yang mengganggu. Menurut McFarlane, Dixon, Lukens, dan Lucksted dalam Chen Greenberg, 2004, ketika menghadapi masalah penyakit mental, anggota keluarga cenderung mencari dukungan dari Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. anggota keluarga lainnya, teman dekat, maupun individu yang memiliki pengalaman yang sama. Pada beberapa Situasi dimana Toni tidak menggunakan problem focused coping melainkan Emotion focused coping. Melihat istrinya yang mengusir Toni dan anak-anak ketika kondisi fisiknya tidak mendukung untuk berbuat banyak hal, istrinya yang tidak bisa tidur dan melakukan tindakan agresif menyebabkan Toni juga tidak bisa tidur, Toni mengalihkan perhatiannya dengan berkhayal atau berpikir dengan penuh harapan tentang situasi yang dihadapinya atau mengambil tindakan untuk menjauhi masalah yang dihadapinya escapeavoidance Folkman Lazarus dalam Taylor, 1995. Self control yaitu usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan perasaan ataupun tindakan dalam hubungannya dengan masalah Folkman Lazarus dalam Taylor, 1995, dilakukan Toni dalam beberapa situasi stres. Permintaan cerai yang diajukan oleh istri Toni dan menyuruh Toni mengurus anak-anak sendiri diselesaikan dengan cara self control dengan diam dan berusaha sabar menanggapi pernyataan istrinya. Pada beberapa situasi Toni melakukan problem focused coping dan emotion focused coping dalam waktu yang hampir bersamaan. Toni melakukannya setelah menganalisa bahwa salah satu usaha coping yang dilakukannya tidak berhasil. Ketika istrinya marah kepadanya ia pada awalnya memberikan perlawanan dengan berargumen, pada situasi ini Toni melakukan problem focused coping dengan metode confrontative coping dimana individu mengambil tindakan asertif yang sering melibatkan Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. kemarahan atau mengambil resiko untuk mengubah situasi Folkman Lazarus dalam Taylor, 1995. Melihat bahwa metode ini tidak berhasil bahkan menyebabkan pertengkaran semakin membesar Toni memilih melakukan emotion focusen coping yaitu self control. Ia mencoba menahan emosi dan bersabar agar menyesuaikan diri dengan perasaan dan masalah yang dihadapinya. Kedua fungsi coping ini juga digunakan Toni apabila istrinya memicu pertengkaran dengan menyatakan bahwa Toni berselingkuh. Mengatasi sumber stresnya yang berupa penambahan tugas karena harus mengurus pekerjaan rumah tangga Toni menggunakan Problem focused coping yaitu Planful problem solving dimana ia memutuskan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga ketika kondisi istrinya tidak sehat, walaupu n tidak dikerjakannya secara keseluruhan. Untuk mengatasi sumber stresnya pada saat yang bersamaan Toni menggunakan Emotion focused coping dengan metode Accepting responsibility, ia mengakui perannya dalam masalah dan sambil berusaha memperbaikinya Folkman Lazarus dalam Taylor, 1995. Toni mengetahui perannya sebagai kepala rumah tangga dan ketika istrinya sedang sakit maka ia menerima tanggung jawab untuk mengurus rumah dan anak-anak. Menurut Lazarus dan Folkman dalam Taylor, 1995, individu yang berada pada suatu episode stressful akan menggunakan kedua fungsi coping secara bersamaan. Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari jawaban-jawaban masalah penelitian. Kesimpulan di diskusikan berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah ada. Pada akhir bab dikemukakan saran praktis dan metodologis yang berguna untuk penelitian dengan tema coping stres suami yang memiliki istri skizofrenia di masa mendatang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan interpretasi, maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Sumber stres suami yang memiliki istri skizofrenia

Sumber stres suami yang memiliki istri skizofrenia pada penelitian ini berasal dari internal dan eksternal. Pada responden I dan II, sumber stres hanya berasal dari eksternal. Sementara itu pada responden III sumber stres berasal dari internal dan eksternal. Pada responden I sumber stres eksternal berasal dari keluarga yaitu semenjak istri responden di diagnosa menderita skizofrenia. Masalah- masalah yang muncul seperti perilaku istri yang berubah dan cenderung mengganggu seperti tidak beribadah dan menggunakan lambang agama lain, mengancam untuk meminta uang, curiga serta memicu pertengkaran. Penambahan tugas bagi responden seperti mengerjakan tugas yang biasa dikerjakan istri sebelum sakit, penambahan