Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Agama Islam
Islam Kristen Protestan
Suku Batak
Jawa Batak
Pekerjaan Pedagang
Mekanik Bengkel
Pengawas Parkir
Jumlah anak 3 orang
- 3 orang
Usia anak Anak 1 : 10
tahun Anak 2 : 8
tahun Anak 3 : 6
tahun Anak 1 : 15
tahun Anak 2 : 10
tahun Anak 3 : 7 tahun
A. Analisa Data
1. Responden I
a. Hasil Observasi
1 Wawancara
Perkenalan Iman dan peneliti sudah berlangsung sekitar dua bulan. Peneliti mengenal Iman melalui saudara sepupu yang berprofesi sebagai
dokter. Iman merupakan pasiennya yang sering mengeluh tentang keadaan rumah tangganya semenjak istrinya sakit. Pada saat berkenalan peneliti
menyampaikan tujuan peneliti, Iman merespon dengan sangat senang dan ia bersedia membantu peneliti.
Wawancara pertama dilakukan di ruang tamu tempat tinggal Iman. Iman adalah seorang pria yang berprofesi sebagai seorang pedagang pakaian
anak-anak di sebuah pusat perbelanjaan. Iman berkulit sawo matang dengan tinggi 180 cm dan berat sekitar 80 kg. Iman dan keluarganya tinggal di
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
sebuah kompleks rumah susun di kota Medan. Jalan menuju tempat tinggal Iman melalui sebuah jalan besar, sedangkan rumah Iman masuk kedalam
salah satu jalan kecil gang yang terdapat di sebelah kanan jalan besar tersebut. Tempat tinggal Iman terletak 500 meter dari jalan besar, jalan
menuju rumahnya tidak banyak dilalui kendaraan karena merupakan jalan buntu. Rumah Iman merupakan rumah keempat dari deretan rumah susun
tersebut. Tempat tinggal Iman tidak memiliki pagar karena merupakan rumah
susun, hanya dibatasi dengan tembok untuk memisahkan dengan rumah tetangga. Rumah Iman memiliki teras berukuran 1x4 meter, dan terdapat
dua buah kursi dan satu meja diantaranya. Bagian dalam tempat tinggal Iman terbagi menjadi dua buah kamar tidur, ruang makan yang menyatu
dengan dapur, sebuah ruang tamu, dan satu kamar mandi. Ruang tamu Iman merupakan tempat dilakukannya wawancara. Di
ruang tamu terdapat satu buah sofa berukuran besar dan dua sofa kecil, dihadapan sofa besar terdapat sebuah televisi yang ditempatkan di sebuah
rak kayu. Di sudut ruangan terdapat sebuah pot bunga yang cukup tinggi. Posisi peneliti dan responden saat dilakukan wawancara berhadap-
hadapan. Dimana responden duduk di sofa kecil dan peneliti di sofa besar. Iman menggunakan kaus berkerah berwarna hitam dan celana jeans, pada
saat itu Iman baru saja pulang dari tokonya. Wawancara dimulai, Iman duduk dengan posisi badan bersandar ke sofa,
apabila Iman tidak begitu jelas dengan maksud pertanyaan peneliti ia
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
memajukan badannya kedepan. Iman santai dan lancar ketika menjawab pertanyaan peneliti. Pada beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
perilaku-perilaku istri Iman yang menurutnya aneh ekspresi wajah Iman berubah dari biasa saja terlihat menjadi sedikit kesal. Nada suara Iman
tinggi saat menceritakan hal tersebut, sesekali ia memberikan gerakan tangan dalam menjawab pertanyaan.
Iman terlihat sangat sedih juga kesal ketika menceritakan semenjak istrinya sakit ia tidak bisa sering keluar rumah karena rasa curiga istrinya
yang sangat besar. Iman menunduk selama beberapa saat ketika menjawab pertanyaan tersebut, nada suaranya juga menjadi pelan, namun pada saat
peneliti menanyakan pertanyaan lain yang berhubungan dengan perilaku istri ia kembali bersemangat dalam menjawab pertanyaan. Wawancara
terhenti ketika Iman kedatangan tamu dan merupakan akhir dari wawancara pertama peneliti dengan responden.
2 Wawancara II
Wawancara kedua antara peneliti dan Iman kali ini dilakukan di rumah peneliti, sebab Iman membatalkan janji untuk bertemu pada siang hari. Pada
hari itu Iman memiliki waktu pada sore hari setelah ia selesai bekerja, kebetulan tempat kerja Iman tidak begitu jauh dari rumah peneliti, ketika
peneliti meminta Iman untuk datang kerumah peneliti, ia bersedia. Wawancara dilakukan sekitar pukul 17.30 WIB tepatnya di ruang tamu
peneliti. Di ruang tamu terdapat satu buah kursi panjang, dua buah kursi ukuran biasa, sebuah meja, satu pot bunga, dan hiasan kayu yang
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
menyerupai kereta dorong. Iman dan peneliti duduk di bangku panjang. Iman duduk di sebelah kanan peneliti.
Wawancara langsung dimulai karena Iman tidak memiliki banyak waktu. Iman menyandar pada kursi di awal wawancara, ia mendengarkan
pertanyaan peneliti dengan seksama. Sesekali Iman menggaruk hidung ketika menjawab pertanyaan. Iman sering menghadap jendela ketika
menceritakan pengalamannya yang sedih. Matanya berkaca-kaca ketika menceritakan mengenai pernyataan anak pertamanya tentang kondisi
ibunya. Ketika Iman sedang bercerita, kucing peneliti menghampiri Iman, ia langsung menghindar dan mengangkat kakinya, ternyata Iman alergi
terhadap bulu kucing. Wawancara kedua ini cukup lama, menjelang akhir wawancara Iman
meletakkan tangannya di bantalan kursi. Ia mulai terlihat tidak fokus dengan pertanyaan peneliti, ia menggoyang-goyangkan kakinya dan matanya sering
melihat sekeliling. Peneliti memutuskan untuk mengakhiri wawancara setelah melihat sikap Iman tersebut.
3 Wawancara III
Tempat wawancara kali ini adalah rumah Iman, suasana rumah terlihat sepi karena anak-anak Iman sedang bermain di luar rumah. Istri Iman
sedang tidur pada saat peneliti datang. Peneliti menanyakan bagaimana keadaan Iman pada hari itu dan Iman menyatakan bahwa kondisi fisiknya
sedang tidak sehat.
Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.
Iman duduk di kursi sofa sambil mengangkat salah satu kakinya, selama wawancara ia sering memegang kakinya. Sesekali Iman memegang dagu
dalam menjawab pertanyaan. Iman menjawab pertanyaan dengan suara yang jelas.
Wawancara dimulai yang diawali dengan cerita Iman mengenai pertengkaran Iman dan istrinya yang baru-baru ini terjadi. Nada suara Iman
sangat tinggi ketika menceritakan hal tersebut, ekspresi wajahnya terlihat marah dan kesal. Perlahan-lahan suara Iman mulai mengecil dan terdengar
seperti sedih ketika ia menjelaskan perasaannya. Iman mengerutkan keningnya apabila dalam pernyataannya ia menyebutkan bahwa ia tidak
mengerti mengenai perilaku istrinya karena selalu berubah-ubah.
b. Rangkuman hasil wawancara