Coping Stres Responden I

Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. R1.W3.b.1721-1725.h.41 “Kadang abang sikit aja dapat solusinya udah senang...” R1.W3.b.1792-1731.h.41

d. Coping Stres

Iman menyatakan bahwa ia mengalami stres semenjak istrinya menunjukkan berbagai perubahan perilaku. Sebagai seorang suami Iman harus menjadi kepala keluarga yang bisa mengatasi semua masalah-masalah yang dihadapinya. Iman melakukan berbagai usaha coping untuk mengatur keadaan emosinya dan mengatasi masalah yang sedang ia hadapi. Melihat perilaku yang tidak biasa yang ditunjukkan oleh istri Iman, Iman menyadari bahwa istrinya tidak dalam kondisi sehat. Maka Iman membawa istrinya untuk berobat ke dokter spesialis jiwa. Tidak hanya sampai disitu usaha yang dilakukan Iman, ia juga bertanya kepada keluarga istrinya apa yang menyebabkan istrinya sampai sakit. “...semenjak abang tau langsung apala, bawa berobat juga, nanya- nanya keluarga kayakmana dia kok bisa gitu.” R1.W2.b.0970-0973.h.24-25 “...dibawa juganya berobat, sekali sebulan berobat.” R1.W1.b.32-33.h.1 Melihat perubahan istrinya yang pada awalnya sehat menjadi sakit, berbagai macam perasaan dirasakan Iman. Perasaan lelah muncul meskipun ia selalu berusaha untuk mengobati istrinya. “Sekarang karena udah capek menghadapi yang kayak gitu didiamkan aja, tapi yang namanya berusaha jalan terus, terus menerus berobat perbulan. Kadang yah kayakmana, kadang ada capeknya, kadang udah diamkan aja.” R1.W2.b.0727-0733.h.17 Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. Perubahan perilaku yang terus terjadi pada awalnya membuat Iman terkejut, lama kelamaan Iman mulai memikirkan bagaimana keadaan keluarganya di masa yang akan datang sehingga ia terus terpacu untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya disertai dengan doa kepada Tuhan. “...Kalau dia lagi baik abang pun tenang berpikir, kalo lagi apa gitu yah buntula, suntuk. Kalo lagi aneh-aneh orang bilang tenangkan aja, gak juga, orang sakitnya pun di depan kita. Gimana ada tenangnya, tiap hari di depan kita setiap detik, setiap menit, tapi kalau harapan itu terus ada, kapan sembuhnya pokoknya Allah yang ngatur, yang penting kita terus berusaha dan berdoa, itu aja, gak ada ininya, gak ada capeknya berusaha...” R1.W2.b.0747-0760.h.17-18 Salah satu sumber stres Iman adalah melihat istrinya yang tidak mau beribadah lagi. Melihat kondisi tersebut Iman segera membawa istrinya ke pengobatan alternatif. Selain itu Iman juga berusaha menasehati istrinya agar tetap mau beribadah, jika istrinya tidak mau beribadah maka Iman akan menempuh cara lain yaitu dengan memarahi istrinya. “Disitula abang dulu langsung bawa berobat, kesana kemari, ke bawa ustadzla macam-macamla usahakan, itu aja...” R1.W1.b.99-103.h.3 “...kadang-kadang kubilang “gak malu kau, sholat, daripada mondar mandir, sholat kau nanti yang bikin aneh udah hilang itu, pikiran yang aneh-aneh udah ilang itu.” R1.W2.b.1197-1210.h.29-30 Pada saat istrinya menggunakan benda-benda yang berlambang agama yang bukan mereka anut iman segera membuangnya apabila melihat benda tersebut terletak sembarangan. Tidak jarang Iman meminta agar istrinya membuang benda tersebut. Sesekali istrinya mau menuruti permintaannya Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. walaupun berbohong, akan tetapi di lain waktu ia bisa menolaknya secara kasar. “Kadang teletak disitu abang ambil udah abang buang ke paret, dibuang tong sampah, digantinya lagi.” R1.W2.b.1161-1164.h.29 “...ngomong aja, yang abang lakukan asal nampak cincinnya dibuang, biar dia gak ingat lagi makenya kan.” R1.W2.1190-1193.h.29 “...asal mau pigi mau dipakenya kan abang bilang “hari itu janji kita berobat, pake itu bertentangan itu pake cincin itu sama yang dikasi ustadz” abang bilang gitu. “ia-ia”, terus dibukanya, bukanya pun kebelakang terus disimpan, nanti satu jam entah berapa menit lagi itu dipakenya lagi, udah abang diamkan dipakenya lagi, abang suruh lagi buka, mau juga dia bukanya, kadang dibilangnya “itu bukan urusanmu”.” R1.W2.b.1197-1210.h.29-30 Perilaku istri Iman yang lain yang menimbulkan stres bagi dirinya adalah meminta uang. Untuk menghadapi situasi ini, Iman membutuhkan kesabaran yang lebih, terkadang Iman ia memarahi istrinya tetapi suatu waktu ia tetap memberikan uang yang diminta istrinya selama tidak berlebihan. Walaupun menuruti permintaan istrinya Iman tetap memberikan nasehat serta mengingatkan bahwa mereka mempunyai anak yang membutuhkan banyak biaya sehingga sebaiknya istrinya bisa berhemat. “Pokoknya abang sabar ajalah, kadang-kadang kalo gak tahan emosi juga. Nampak abang anak-anak, punya anak tiga kayak manala. Namanya pun berkeluarga kalo udah punya anak sabar ajala udah...” R1.W1.b.0179-0186.h.4 “Hmm...abang lakukan, yah kadang kalo lagi apa abang kasi, yah kadang abang nasehati...abang nasehatila. Anaknya juga perlu sekolah udah besar, masak terus lagi minta-minta uang, kan kakak itu kalo minta uang gak mikir darimana datang, pokoknya minta aja, yang perlu berisi dompetnya, gak tau darimana isi dompetnya yang penting berisi. Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. Gak ngerti dia itu darimana anakku sekolah, berobatku udah berapa, gak ada itu, yang penting awak senang. Pikir gitu aja dia.” R1.W1.b.0252-0286.h.6 Apabila Iman sedang merasa lelah menghadapi istrinya yang selalu curiga, Iman lebih memilih untuk tidur ataupun menonton TV untuk menghindari istrinya. “...tapi kadang abang nasehatin, kalo abang capek abang diamkan aja. Atau nonton TVla, abang lari kesitu juga kadang.” R1.W1.b.0395-0399.h.9 “...mendingan ambil apa TV, nonton TV...” R1.W1.b.0424-0425.h.10 “Kadang-kadang abang diamkan aja, abang diamkan aja kadang” R1.W1.b.0361-0363.h.8 “Kadang abang diamkan aja, tidur abang.” R1.W1.b.0375-0376.h.9 Melihat istrinya yang suka merasa kehilangan akan barang-barangnya Iman selalu menasehati istrinya agar mencari terlebih dahulu dengan pikiran yang tenang sehingga ia tidak langsung menuduh orang lain. “Ya abang bilang cari dulu, jangan mau dipermainkan ini, udah. Kalo kita duduk aja, tenangkan pikiran, ingat-ingat dimana tempatnya, jangan asal nuduh, abang bilangla gitu.” R1.W1.b.0296-303.h.7 Pertengkaran yang terjadi didalam rumah terkadang diatasi Iman dengan membantah kata-kata istrinya atau menasehatinya. Pertengkaran yang terjadi di luar rumah tidak akan ditanggapi Iman dengan cara yang sama, ia lebih memilih diam. “...karena di depan umum abang diamkan aja, abang malu aja, namanya pun disitu, daripada berantam terus lebih baik abang diamkan.” R1.W2.b.0858-0862.h.20 Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. Rasa curiga berlebihan dari istrinya yang membuat Iman tidak bisa keluar rumah menyebabkan Iman hanya bisa bertukar pikiran dan berbagi cerita mengenai situasinya dengan orang yang diperkerjakannya. Iman memendam masalah yang dihadapinya sendiri karena ia tidak mau membawa masalah keluar rumah yang menurutnya hanya akan membawa masalah baru. “...bikin brantem abang diamkan aja, udah, itula cara abang penyelesaiannya, mau keluar pun abang gak bisa, liat kawan-kawan abang ada masalah keluar, pigi makan-makan dia entah jojing gitu, apa, abang mana bisa kayak gitu. Dipasar aja kawan abang banyak yang ngomong “kau kalo ada masalah kau diamkan aja dirumah”.” R1.W3.b.1400-1409.h.35 “Abang gak pala ini kalo dirumah gak pala ngomong sama orang, udah diamkan aja, gak suka tidur, paling sama kawan abang yang kerja di toko “sakit kali kepalaku tadi gini-gini” itu aja.” R1.W3.b.1411-1416.h35 Anak-anak Iman yang sudah mulai kritis menanggapi situasi ibunya mulai menunjukkan sikap seolah-olah tidak menghargai ibu mereka sebab mereka merasa ibunya sering mengatakan atau melakukan tindakan yang berbeda dari individu sehat. “...abang kasitaula yang namanya orang tua harus dihargai, sekarang kan lagi sakit, jadi ya maklum la..harus tetapla kalian hargain, gak usah dimasukkan dalam hati.” R1.W2.b.0891-0895.h.21 Berbagai nasehat selalu disampaikan Iman agar istrinya mau berubah baik dari cara berbicara maupun perilakunya. Hal ini dilakukan Iman karena memikirkan anak-anaknya yang sudah semakin dewasa dan tidak mau hidup mereka menjadi terganggu karena ejekan orang mengenai ibu mereka. Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. Pertengkaran juga bisa timbul karena usaha Iman untuk menasehati istrinya. Pertengkaran yang muncul diatasi Iman dengan mencoba mendiamkan atau membantah perkataan istrinya jika sudah dianggapnya melewati batas. “Abang bilang aja o...janganla kayak gitu udah, malula itu anaknya udah besar, nanti kata orang “oh mamakmu tu mondar-mandir tu” stres jugala. Yang pertamakan udah mau dewasa, nanti kata orang “mamakmu tu ada gila-gilanya, gak malu kau?” abang bilang gitu, dijawabnya “itu bukan urusan orang”.” R1.W1.b.0571-0581.h.13 “Kadang mau juga berantam gara-gara ngomong kayak gitu, abang diamkan aja. Hmm...kadang kalo udah kelewat batas dia ngomongnya sama abang, mau juga berantam...” R1.W2.b.0918-0924.h.23 “Suruh diam, “udah suaranya kecilkan dulu nanti kedengaran sama tetangga” gitu abang, abang terus menerus apa, gak ada capeknya, ngomong yang baek ajakan, biar dia sadar kalo aku ngomong kayak gini berarti salah.” R1.W2.b.0904-0910.h.23 Usaha yang dilakukan Iman dalam mengatasi berbagai perilaku istrinya tidak hanya sampai menasehati istri dan juga anaknya. Terlebih lagi istri Iman juga tidak mau memakan obat sesuai aturan dokter sehingga ia marah kepada istrinya yang dianggapnya bisa mengurangi tingkat stresnya. Berserah diri kepada Tuhan adalah cara yang paling efektif bagi Iman agar diberikan kesabaran untuk menghadapi perilaku istrinya tersebut. “...kan ngomong juga, “kau kalo amarahmu gak bisa dikendalikan ambil wudhu biarpun gak sholat wudhu itu gak papa, menenangkan pikiran itu...jadi pikiran kita jernih.” R1.W3.b.1829-1843.h.43 “...kadang abang marah juga, namanya emosi, kalo gak dilampiaskan apa juga, pening juga kepala. Kadang sabar sholat jadinya, berdoa. Namanya menghadapi kayak gitu harus sabar juga, banyak sabar...” R1.W1.b.0045-0052.h.2 Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. Sedangkan untuk mengatasi masalah penambahan biaya pengeluaran untuk pengobatan istrinya, Iman berusaha untuk bisa mendapatkan keuntungan yang banyak dari usahanya. “...ya...abangkan jualan, itula...usahala supaya bisa banyak laku...” R1.W3.b.1600-1602.h.39 Sebagai suami yang merawat istrinya yang sedang sakit Iman mengurus semua keperluan istrinya, ia mengatur waktunya antara pekerjaan dan urusan rumah tangga. Meskipun merasa kesulitan Iman tetap menjalani kehidupannya saat ini dengan selalu mengikuti keinginan istrinya yang ingin Iman lebih banyak di rumah. Iman menurutinya karena tidak ingin melihat istrinya marah yang pada akhirnya akan memicu pertengkaran. “Hm..kalau merawat dia ya kayak orang biasa, masalah makanan, ya terpaksala abang yang masak, kami gak ada pembantu, masak seadanya aja. Kalau abang kepasar kan kakak masi tidur, yah pengaruh obat itu, jadi lama-lama dia bangun. Jam sembilan abang ke pasar, tapi kubangunkan juga dia. Tapi yang lain yah kubuat biasa aja kayak orang waras. Kalo masalah obat ya dikasi tepat waktunya, obatnya tiga kali sehari, pagi di suruh minum obat, kadang-kadang ia, tapi kan abang kerjanya diluar, jadi ya lewat telpon aja. Gak tau betul atau enggak, tapi pas waktunya diingatkan, ya diperhatikanlah tiap hari.” R1.W2.b.0763-0781.h.18 “...memang abang jualan udah agak sepikan, ha...yang kerjala yang buka duluan, abang di rumah, jam 12 abis zuhur abang kesana, itu ajala.” R1.W3.b.1434-1438.h.35 “Kalo curiga dia sama orang yang kerja di toko pergi, jadi abang ngikutin arus dia aja, hmm...kadang-kadang mau ngikutin arus dia, kadang-kadang abang bantah juga, abang pun sebetulnya kalo masalah marah itu enggak pemarah, tapi kalo udah kelewat batas, daripada apa...tengkuk abang yang sakit, marah aja, keluarkan suara...” R1.W3.b.1450-1460.h.36 Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. Ketenangan dalam menghadapi semua sumber stresnya didapat Iman melalui beribadah. Ia selalu berdoa kepada Tuhan agar diberi kesembuhan bagi istrinya. “...tuhan ajalah yang ngapain, yang pokoknya abang terus berharap mana tau ada kesembuhan dikasi Tuhan menerangkan hatinya, bersihkan hatinya, itu aja pikiran abang, doa abangpun gitu juganya...” R1.W3 “Kadang abang berdoa juga, kalo emang gak ada perobahan kasi aja yang terbaik.” R1.W3.b.1703-1705.h.41 “Yang abang lakukan ya sholat aja...” R1.W3.b.1737.h.41 “...diam aja paling sholat. Udah berapa bulan ini abang ambil Al-Quran abang baca, itu aja.” R1.W1.b.415-418.h.10 Selain itu bekerja adalah salah satu cara Iman untuk mengalihkan pikirannya dari situasi stres yang disebabkan oleh penyakit istrinya. Bertemu dengan teman-teman sambil bersenda gurau mengurangi tingkat stres yang dirasakan Iman. “...jualan, udah sampe sana kawan ngomong yang enak bikin abang ketawa udah senang.” R1.W2.b.1038-1041.h.26 Iman juga menerima dukungan moril dari keluarga dan orangtuanya, dukungan tersebut membuat Iman menyadari bahwa dirinya merupakan individu yang beruntung dibandingkan individu lain yang mungkin saja menghadapi masalah yang lebih sulit daripada yang sedang ia hadapi. “...cukup satu orang yang terpercaya itu aja, kadang sama anggota abang yang jualan, diakan orangnya pendiam, mendengarkan aja kalo dia orangnya. Kalo sama kawan abang, abang cerita dia kasi Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. pandangan, nasehat “e anakmu udah besar-besar kasian jugala, udah sabar-sabar aja, nanti udah tua kau ada hikmahnya”.” R1.W3.b.1751-1760.h.42 “...kadang-kadang cerita sama kawan tapi gak pala semua orang la ya...yang tertentu, yang terpecaya, udah abang lampiaskan aja sekali- sekali, gini-ginikan, diakan kasi pandangan juga sama kita, jadi longgar pikiran kita. “udah o...berarti bukan aku aja yang ngerasai, masi banyak yang lain”, kitakan mandang kebawah aja, jangan keatas itu aja.” R1.W3.b.1773-1778.h.42 “Ya suruh sabar aja, orang tu maklum aja, cuman karena udah berkeluargaya bantu solusi ya gak, Cuma suruh sabar aja...” R1.W2.b.0891-0895.h.21 “...orang itu bilang gini, bersyukur ajala bang, sabar hadapin semuanya.” R1.W2.b.0916-0918.h.21 Usaha-usaha medis telah banyak dilakukan Iman untuk menyembuhkan istrinya. Iman membawa istrinya ke dokter spesialis jiwa serta sering menasehati istrinya jika menunjukkan perilaku yang tidak baik. Usaha Iman pun disertainya dengan doa kepada Tuhan agar istrinya diberi kesembuhan. “Ya abang bawa berobatla, bawa berobat ke dokter spesialis jiwa juga, ke ustadz-ustadz, ya nanya-nanya inila, suruh sholat, terus, itu aja...” R1.W2.0931-0935.h.24 “...bawa berobatkan, ke ustadz juga, kasi penerangan kayakmana, biar dia sadar penyakit dia kayak gini, a...biar penyakitnya a...aku gini gara- gara ini, biar tau dia, periksa diri sendirila dulu, asal-usul penyakitnya tu darimana, inila abang kasi juga penyuluhan...” R1.W3.1608-1615.h.39 “...pokoknya abang terus berharap mana tau ada kesembuhan dikasi Tuhan menerangkan hatinya, bersihkan hatinya...” R1.W3.b.1474-1478.h.36 “...namanya pun berobat kalo gak ada berusaha gak ada sembuhnya juga, berobat dulula baru berdoa.” R1.W2.b.0947-0950.h.24 Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.

2. Responden II