Dampak Mobilitas Sosial . Jefry

17

2.5. Dampak Mobilitas Sosial .

Setiap mobilitas sosial akan menimbulkan peluang terjadinya penyesuaian - penyesuaian atau sebaliknya akan menimbulkan konflik. Menurut Horton dan Hunt 1987, ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antaranya: 1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun. 2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat. 3. Keterangan hubungan antara anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah. Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut. • Dampak Positif : Pertama, mendorong seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain. Menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi. Kedua mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu di dukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan. Ketiga meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial. Misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai- Universitas Sumatera Utara 18 nilai dan norma - norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi sosial. • Dampak Negatif : Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut : Pertama konflik antar kelas. Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antar kelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. Kedua konflik antar kelompok sosial. Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang. Ketiga konflik antar generasi. Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai - nilai dengan nilai - nilai baru yang ingin mengadakan perubahan. Keempat berkurangnya solidaritas kelompok penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma -norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yang mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi - fungsinya. Kelima Timbulnya gangguan psikologis mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. : Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun. Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya. Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya. Universitas Sumatera Utara 19

2.6. Penelitian Terdahulu Tentang Mobilitas Sosial

Dokumen yang terkait

Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 74 101

Etos Kerja dan Mobilitas Sosial Buruh Tani Etnis Jawa ( Study Kasus: Di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

3 81 123

Dinamika Sistem Hubungan Kerja Antara Pengguna Jasa Dengan Buruh Tani Harian di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

0 46 170

Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Rumah Tangga Wanita Buruh Tani di Kabupaten Karo (Studi Kasus : Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo)

0 42 95

Pola Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian(Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

31 143 163

Analisis Potensi Pengolahan Minyak Nilam Di Kabupaten Pakpak Bharat (Studi Kasus di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan)

0 42 84

Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

5 80 81

Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas Buruh Tani di Desa Sidorejo Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember

0 9 6

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21