Mobilitas Sosial Keluarga Ibu Tunggal (Single Mother) : Dari Buruh Tani Ke Buruh Tani di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

(1)

LAMPIRAN

Gambar 1 : Suasana Rumah Orangtua tunggal ibu Mayah Tambunan di Desa Maholida


(2)

Gambar 3 : Wawancara bersama Ibu Rasidah


(3)

Gambar 5 : Suasana saat wawancara dengan Ibu Jem Manik .

Gambar 6 : Wawancara Bersama bapak Camat Sabar Berutu di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe


(4)

Gambar 7 : Suasana saat wawancara dengan Ibu Armi yang sedang mengolah pinang di sela – sela waktu luangnya pada saat pulang kerja sebagai buruh tani.

Gambar : 8 suasana sebelum melaksanakan aktivitas ibu tunggal yang bekerja sebagai buruh tani


(5)

Gambar : 9 Suasana saat wawancara dengan ibu Fatimah


(6)

Gambar :11 Sarapan pagi sebelum bekerja


(7)

Gambar : 13 Ini adalah Abdul salah satu anak yang bekrja sebagai buruh tani


(8)

Gambar : 15 Aktivitas saat ibu tunggal yang bekerja sebagai buruh tani


(9)

Profil Informan Ibu Tunggal (Single Mother) : Yang Bekerja Sebagai Buruh Tani

1.Nama : Mayah Tinambunan Umur : 52 Tahun

Etnis : pakpak

Tamatan : SD (Sekolah Dasar) Jenis kelamin : Perempuan

2. Nama : Ratna Wati Umur : 47 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Pakpak

Pendidikan : SD (Sekolah Dasar)

3. Nama : Ibu Armi Umur : 51 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Pakpak

Pendidikan : tidak tamat SD (Sekolah Dasar)

4. Nama : Netti Br Boangmanalu Umur : 43 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Pakpak


(10)

5. Nama : Jem br Manik Umur : 64 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Pakpak

Pendidikan : tidak tamat SD (Sekolah Dasar)

6. Nama : Rasidah Umur : 49 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Etnis : Pakpak

Pendidikan terakhir : SD (Sekolah Dasar)

7. Nama : Ibu Herti (Nama Pangilan sehari – hari) Umur : 50 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Pakpak

Pendidikan terakhir : SD (Sekolah Dasar)

8. Nama : Ibu Bukhari (Nama Pangilan sehari – hari) Umur : 51 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Jawa

Pendidikan terakhir : SD (Sekolah Dasar)

9. Nama : Ibu Ani Umur : 55 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Pakpak


(11)

10. Nama : Ibu Gopal Umur : 55 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Etnis : Pakpak

Pendidikan terakhir : SD (Sekolah Dasar)

Informan Anak Dari Ibu Tunggal Yang Sudah Bekerja Sebagai Buruh Tani 11. Nama : Meri Cibro

Umur : 27 Tahun Etnis : Pakpak

Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan terakhir : S1

12. Nama : Miswan Berampu Umur : 32 Tahun

Etnis : Pakpak

Jenis Kelamin : Laki - laki

Pendidikan terakhir : SMA (Sekolah Menengah Atas)

13. Nama : Abdul Umur : 23 Tahun Etnis : Pakpak

Jenis Kelamin : Laki - laki


(12)

14. Nama : Ani Umur : 25 Tahun Etnis : Pakpak

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan terakhir : SMA (Sekolah Menengah Atas)

15. Nama : Jefri Umur : 23 Tahun Etnis : Pakpak

Jenis Kelamin : Laki - laki

Pendidikan terakhir : SMA (Sekolah Menengah Atas)

16. Nama : Sabar Berutu Umur : 57 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - laki Etnis : Pakpak


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Irwan, 1997. Sangkan peran gender.Yogyakarta : Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

Agustina Ikawai. 2009, Kekerasan Ibu Single Parent Terhadap Anak. Palembang Sumatera Selatan : Univesitas Sriwijaya.

Amber Carlson, How Parent Influence Deviant Behavior among Adolescents : And Analysis of their Family Life , their Community and their Peers.

Amadu Musah Abudu, Moses Naim Fauseini. 2013. ‘Influence Of Single On Pupils’ Academic Perpomence In Basic School In The Wa Municipality.

Andrew J.Hhautenville Karen Smith Conway. Parental Effort, School Resaurces and Student Achienvement.

Bain, H, Boesma, F.and Chaoman,J, (1983) . Academic achievement and lacus of control in father- absent elemtery school children. School Psycology International, 4, 69-78. Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif, Bandung : Kencana Pradana Media

Budiman, Kalvin S. “Calvin Dan Lima Pilar Institusi Sosial. Jurnal : teologi dan pelayan. Breman, Jan. 1992. “Kerja dan Kehidupan Buruh Tani di Pesisir Jawa” Dalam Prisma 21,3.

Jakarta. LP3ES

Casey B. Mulligan, “Galton versus the Human Capital Approach to Inheritance,” Journal of Political Economy 107, no. 6, pt. 2: “Symposium on the Economic Analysis of Social Behavior in Honor of Gary S. Becker” (1999): S184–224.

Daniels, S. (1986). Relationship ofemployment status to mental health and family variables in black men from single parent families. Journal of applied psycology, 71386-391. Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga.

Jakarta: Rineka Cipta.

Donney (1994). The school performance of children from single mother and single father families. Ecomic or interpersonal depprivation? Journal of family issues 15, 129-147.


(14)

Duvall dan Miller. 1985. Keluarga dengan Orang Tua Tunggal.. Diunduh tanggal 7 Mei 2016 pukul 20.35.

Eunike Apostelina, “Resiliensi Keluarga Pada Keluarga Yang Memiliki Anak Autis” Junal penelitian psikologi pada tahun 2010.

Faradina A.F. Fajrianthi, Vol 1 No. 08 Juni 2016, Konflik Pekerjaan Keluarga dan Coping Pada Single Mother. (Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi).

Fakih, Mansour. 2008. Analisi Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Galihjoko. (2009). Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Pola Asuh

Anak Dalam Masyarakat. Dari http//www.indoskripsi.com.

Graddol, David dan Swann, Joan. 2003. Telaah Kristis Relasi Bahasa-Jender. Pasuruan: Pedati.

Hemas, G.K. 1992. Wanita Indonesia Suatu Konsepsi dan Obsesi. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Husni, Lalu. 2006. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hunter, A., & chandler, G. (1999). Adolescent resilience. Image : Journal of Nursing Scholar-ship, 31,243-247.

Hurtes, K.,& Allen, L (2001). Measuring resiliency in youth: The Resiliency Attitudes and Skill Profile, Therapeutic Recreation Journal, 35,337-347.

Iriani, Sartika.2003. Dukungan Lingkungan Sosial Terhadap Aktifitas Peran Ganda Perempuan Kelas Menengah Etnis Sunda. (Online), Iriansantika.org/.../15.jurnal-perempuan.

Iin Monalisa. 2014, Strategi Single Parent Dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga. (Studi Kasus Parent di Nagara Balun Kecamatan Koto Parik Gadang di Aceh Kabupaten Solok Selatan).


(15)

Iriyanto, Setia.2009, peran reproduktif dan produkti ibu penjual sayur, (Online),

James S. Coleman, “Social Capital in the Creation of Human Capital,” American Journal of Sociology 94,supplement (1988): S95–120.

Khairuddin. Sosiologi Keluarga. Penerbit liberty Yogyakarta.

Klemen, Yoseph. (2005), Jurnal : Perceraian Dan Perant Single Parent Perempuan. Karsidi, Ravik, 1999. Kajian Keberhasilan Transformasi Pekerjaan dari Petani ke

Pengrajin Industri Kecil (Disertasi Doktor Institut Pertanian Bogor), tak diterbitkan.

Layliyah zahrotul, 2013 vol,3 No. 1. Perjuangan Hidup Single Parent, (Jurnal Sosiologi Islam).

Moleong, J. Lexy.1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mandara, J & murray, C. (2006). Father’s absence and African America adolescent drug use. Journal of Divorce & Ramarriage, 46 1-12.

Mark W. Fraser and Jeffry M. Jonson, A Risk and Resilier Framework For Child, Youth, and Family Policy, Journal of Family Process. 42 (1), 10 tahun 2003.

Mark si Barajas februari 2012, Academic Achienvement Of Chilidren In Single Parent Homes :A Critical Review.

Marlia Suriyani, Yusnita. (2010) Jurnal: Penyesuaian Diri Ibu Sebagai Kepala Keluarga. Meleong, Lexy J. 2006, Metode Penelitian Kualitatif . Bandung : Remaja Karya.

Maccoby & Mc Loby. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh. http://dr-suparyanto.blogspot.com. Diunduh tanggal 7 Juni 2016 pukul 20.15

M.H. Rochie Linda. 2009. Peran Isteri yang Bekerja Penunjang Perekonomian Keluarga (Studi Deskriptif Pada Buruh/Karyawan Wanita yang Telah Berkeluarga di


(16)

Perkebunan Sawit PT. Soefndo, Kebun Mata Pao, Kabupaten Serdang Bedagai) (S-1) Diterbitkan, Medan : Program Study Sosiologi Unversitas Sumatera Utara.

Milne, A. Myers,D., Rosenthal, A., &, Ginsburg, A (1986) Single Parent working mothers, and the educational achievement of school children. Sociology of educationt, 59, 125-139.

Nurhadi, Mufflich. 2009 Perubahan Peran Ibu Rumah Tangga Pengaruhnya Terhadap Harmonisasi Rumah Tangga, (Online) maret.ac.id/index.phd//ime. Diakses pada 26 juni 2016).

Nida Issabela dan Wiwin Hendraini yang berjudul “Resiliensi pada Keluarga yang Tinggal di Lingkungan Lokalisasi Dupak, Bungunsari” Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 2010 Rachman, Maman. 1999. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Pong S-L, Drinkers, J, & Hampden-Thompson, G (2003). Family policies and children’s school achievement in single-versus two-parent families. Journal of marriage and Family, 65, 681-699.

Prajipto, Veronica. (2007) jurnal: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Pengasuh Single Paren Mother.

Rachman, Maman. 1999. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Ravik Karsidi, Mobilitas Sosial Petani Di Sentral Industri Kecil, Kasus Di Surakarta. Rhapsodea Bianca. 2013/2014, Konstuksi Single Mother. di Surabaya .

Riski Utari and M. razif. Upaya Keluarga Orangtua Tunggal Dalam Mempertahan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Kota Lama Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. Pekanbaru : Universitas Riau.

Rutter, Michael. Macam-macam Tipe Orang Tua. http://deviewulandari. blogspot. com. Diunduh tanggal 10 Juni 2012 pikul 08.15.


(17)

Ritonga, A.H. 1996. Fungsi Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Sumatra Utara: Sartina Medan.

Sajogyo dan puedjawita sajogyo, Jilid 2. Sosiologi pedesaan. Gajahmada University press. Soejono Soekanto 2012, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta

Saifuddin azwar, 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Suhatini, Sri. 2010, Pergulatan Hidup Prempuan Pemecah Batu, (Online)

diakses 5

agustus 2016).

Susana pika.2009. Makna Hidup Perempuan Dewasa yang Berperan Ganda, (Online), Vol,7, No. 2 (http:/Suasana.org/. jurnal-makna-hidup-perempuan. Diakses pada 6 Agustus 2016).

Syukur, Yarmis, 2009. Pengaruh Konsep Diri Dan Kepuasan Peran Dengan Upaya Pemberdayaan Keluarga Kecamatan Padan Utara Kota Padang, (Online), Vol,9 No. 1 (http;//yarmissyukur.org/.. jurnal-pengaruh-konsep-diri, diakses pada 6 agustus 2016).

Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanderson, Stephen K. Makro Sosiologi; Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, (terj.) Farid Wajidi dan S. Menno, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. ke-4, 2003. Setiawan, Bambang. 2008. Peran Wanita Buruh Genteng sebagai Ibu Rumah Tangga di

Desa Jekis Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

Syafei, M. Sahlan. 2006. Bagaimana Anda Mendidik Anak. Bogor: Ghalia Indonesia.

Timothy J. Biblarz, Vern L. Bengston, and Alexander Bucur, “Social Mobility across Three Generations,” Journal of Marriage and the Family 58, no. 1 (1996): 188–200; DiPrete and Grusky, “Structure and Trend in the Process of Stratification” (see note 11); Michal Hout, “Status, Autonomy and Training in Occupational Mobility,” American


(18)

Journal of Sociology 89,no. 6 (1984): 1379–409; Hout, “More Universalism, Less Structural Mobility”

Tjondronegoro, Sediono MP, 1978. “Bawon dan Faktor-faktor Penentu Sosial Ekonominya”. Dalam Masyarakat Indonesia (v) No. 2.

Yunitasari, Winda.2010. Perubahan Fungsi Keluarga Tenaga Kerja Wanita Di Kecamatan Watulmo Kabupaten Tanggerek, (Online), .

Veronica, A. Kumur, 2009. Pengaruh Pembangunan Kota Terhadap Beban Kerja Peremuan Miskin Di Kota Jakarta, (Online), vol, 9 No. 2:29-43.

Widiastuti, Suci. (2011) jurnal : Faktor Determinan Produkitivitas Kerja Pada Pekerja Wanita.

Warner, W. L., Meeker, M., & Eells, K. (1949). Social class in America: A manual of procedure for the measurement of social status. Chicago: Science Research Associates, Inc.

Weber, M. (1947). The theory of social and economic organization (T. Parsons, Trans.). New York: Oxford University Press.

Weimer, D. L., & Vining, A. R. (1992). Policy analysis: Concepts and practice (2nd ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Western, B., Kleykamp, M., & Rosenfeld, J. (2004). Crime, punishment, and American inequality. In K. M. Neckerman (Ed.), Social inequality (pp. 771–796). New York: Russell Sage Foundation.

White, S. (2004). Multicultural MPA curriculum: Are we preparing culturally competent administrators. Journal of Public Affairs Education, 10(2), 111–123.

Wooldridge, B. (1998). Protecting equity while reinventing government: Strategies for achieving a fair distribution of the costs and benefits of the public sector. Journal of Public Management and Social Policy, 4(1), 6.

Wright, E. O. & Shin, K. Y. (1988). Temporality and class analysis. Sociological theory, 6, 58–84.


(19)

Wyatt-Nichol, H., & Antwi-Boasiako, K. B. (2008). Diversity across the curriculum: Perceptions and practices. Journal of Public Affairs Education, 14(1), 79–90

Yuwono, Ismantoro Dwi. 2011. Hak dan Kewajiban Hukum Tenaga Kerja Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Yusuf, Syamsul. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Siti Maryam “Sosiologi Keluarga; Tellah atas pemikiran Hasan AL Bana” jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan (No 1 Vol, 5 januari juni 2007).


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian kualitatif yang merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain - lain. Penggunaan dengan metode kualitatif sangat di tekankan pentingnya kedekatan dengan orang – orang dan memahami situasi dan lokasi penelitian agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan secara nyata (Patton dalam Poerwandari,1998 Tujuan dari penelitian ini mencoba mendeskripsikan mengenai masalah - masalah yang dihadapi pada buruh tani, cara menanggulangi masalah - masalah yang dihadapi serta hubungan yang terjalin antar buruh tani, oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bog dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).


(21)

Dalam Penelitian ini ada beberapa pertimbangan di antaranya sebagai berikut.

1. Menggunakan metode kualitatif ini lebih mudah karena berhadapan dengan realita hidup atau kenyataan hidup sebenarnya.

2. Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

3. Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang

dihadapi (Moleong, 2004:5).

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Hal ini untuk mengetahui bagaimana profil buruh tani yang ada di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, faktor yang melatar belakangi buruh tani dalam melaksanakan pekerjaannya menjadi buruh tani dan hambatan apa saja yang ditemui oleh buruh tani dalam melaksanakan pekerjaan sebagai buruh tani.

3.2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe yang terletak di Kabupaten Pakpak Bharat.


(22)

Table 2 : Peta Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

Tabel. 2 Jumlah Desa yang tersebar di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kab. Pakpak Bharat:

1. Desa Kaban Tengah 6. Desa Perolihen 2. Desa Bandar Baru 7. Desa Maholida 3. Desa Tanjung Meriah 8. Desa Perjaga 4. Desa Tanjung Mulia 9. Desa Malum

5. Desa Simberuna 10.Desa Binalun penduduk terbesar di kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe.

Alasan peneliti memilih penelitian di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe ialah karena masyarakat tersebut banyak yang bekerja sebagai buruh tani terkhusus ibu tunggal (single mother). Selain itu karena tempat yang akan di teliti salah satu Desa tempat tinggal peneliti. jadi akan lebih mudah mendapatkan informasi mengenai Ibu tunggal (single mother) yang bekerja sebagai buruh tani.


(23)

3.3. Fokus Penelitian

Moleong (2006:92) pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi peneliti. Terkait dengan hal ini subyek penelitiannya adalah wanita buruh tani di kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Informan adalah individu - individu tertentu yang diwawancarai untuk keperluan informasi atau orang-orang yang memberikan informasi atau keterangan data yang diperlukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan ialah wanita orang tua tunggal yang bekerja sebagai buruh tani dan memiliki anak yang sudah bekerja, dan anak dari orang tua tunggal ( single mother) yang bekerja sebagai buruh.

3.4.Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder : 3.4.1.Data Primer

Data primer adalah data yang di proleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan oleh peneliti. Pengumpulan data dengan terjun langsung ke lokasi. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara :

1.Observasi

Menurut Moleong (2003), observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun nonpartisipatif. Untuk menyempurnakan aktivitas pengamatan partisipatif ini, peneliti harus mengikuti kegiatan kesehariannya yang dilakukan informan dalam waktu tertentu, memperhatikan apa yang terjadi, mendengarkan apa yang


(24)

dikatakannya, mempertanyakan informasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang dimiliki.

Beberapa keunggulan teknik ini, sebagaimana diungkap oleh Guba dan Lincoln (1991), yaitu

a) Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.

b) Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

c) Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

d) Sering terjadi keraguan pada peneliti, jangan-jangan yang dijaringnya ada yang “melenceng” atau “bias” dan memerlukan pengamatan ulang.

e) Teknik pengamatan memungkinklan peneliti mengerti situasi-situasi rumit.

f) Dalam kasus-kasus tertentu, saat teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan, pengamatan

dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. dalam penelitian ini peneliti akan mengobservasi

kegiatan - kegiatan yang dilakukan orang tua tunggal yang bekerja sebagai buruh tani. 2.Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007:186).Wawancara dimulai dengan mengemukakan topik yang umum untuk membantu peneliti memahami perspektif makna yang diwawancarai. Hal ini sesuai dengan asumsi dasar penelitian kualitatif, bahwa jawaban yang diberikan harus dapat membeberkan perspektif yang diteliti bukan sebaliknya, yaitu perspektif dari peneliti sendiri (Sarwono, 2006:225).


(25)

Wawancara ini ditujukan kepada orang tua tunggal buruh tani Untuk mempermudah dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik wawancara terbuka. Wawancara terbuka adalah wawancara yang biasanya para subyeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud dari wawancara itu dilakukan (Moleong, 2002: 137). Adapun alasannya menggunakan teknik wawancara terbuka adalah:

a.Agar lebih mudah mendapatkan informasi sehingga jelas apa yang hendak menjadi tujuan wawancara.

b.Dalam penyusunan laporan hasil wawancara segara dapat dilakukan evaluasi.

c.Untuk menghilangkan kesan yang kurang baik karena sudah diketahui maksud dan tujuannya.

d. Menciptakan kerjasama dan membina hubungan baik pada masa mendatang.

Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek adalah orangtua tunggal buruh tani di Kec. Sitellu Tali Urang Jehe Kab. Pakpak Bharat. Dari beberapa subyek diharapkan dapat terungkap kata - kata atau tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama (Moleong, 2002: 112). Subjek penelitian yang penulis teliti berjumlah 10 orang diambil secara purposif. penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil beberapa orangtua tunggal yang dapat mewakili dari keseluruhan orangtua tunggal di Kec. Sitellu Tali Urang Jehe yang bekerja sebagai buruh tani. Para buruh ini kemudian di wawancarai satu persatu untuk mendapatkan data yang diinginkan oleh penulis.

Informan – informan adalah individu - individu tertentu yang diwawancarai untuk keperluan informasi atau orang - orang yang memberikan informasi atau keterangan data yang diperlukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti mencari data dari berbagai


(26)

sumber antara lain melakukan wawancara dan observasi pada orang tua tunggal yang bekerja sebagai buruh tani dan anak dari orangtua tunggal yang sudah bekerja. Selain itu, peneliti mencari sumber tertulis seperti sumber buku, arsip, jurnal atau artikel mengenai orang tua tunggal yang bekerja sebagai buruh tani. Peneliti juga menyertakan foto sebagai data deskriptif tentang kegiatan yang berlangsung di lahan pertanian tempat buruh bekerja.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dari catatan-catatan, buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum, maksudnya adalah mendapatkan data-data dengan cara studi kepustakaan dokumenter yaitu mengumpulkan, membaca dan mempelajarai bukubuku (literatur) yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang akan dibahas. (Suharsimi Arikunto1998: 236).

Metode dokumentasi digunakan dalam penelitian disebabkan karena adanya beberapa alasan,antara lain:

a. Dokumen merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong. b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian

c. Berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah.

d. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap yang diselidiki.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder berupa photo, Sumber Pustaka tertulis atau dokumentasi. Data sekunder yang digunakan tentunya sesuai dengan fokus penelitian yaitu perempuan yang


(27)

bekerja sebagai buruh Tani. Sumber Pustaka Tertulis dan dokumentasi Sumber pustaka tertulis ini digunakan untuk melengkapi sumber data informasi, sumber data tertulis ini meliputi laporan-laporan penelitian ilmiah, jurnal, skripsi, buku - buku yang sesuai dengan topik, dan lain - lain. Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui peninggalan tulisan berupa arsip-arsip, buku-buku, agenda, dan lain-lain sebagai bukti yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan penelitian mengenai orang tua tunggal yang bekerja sebagai buruh tani.

3.5. Unit Analisis dan Informan

2.5.1 Unit Analisis

Unit analis adalah satuan ketentuan yang digunakan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2006) ada sejumlah unit analisis yang lazim digunakan pada kebanyakan penelitian sosial yaitu individu, kelompok, dan sosial. Adapun menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah orang tua tunggal yang bekerja sebagai buruh tani dan anak orangtua tunggal dari buruh tani yang berada di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe.

2.5.2. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latang belakang penelitian (Meleong, 2000) informan merupakan orang yang benar – benar yang mengetahui permasalahan yang akan diteliti.


(28)

Tabel 3.1

Data Informan Orang Tua Single mother Ibu di Kecamatan Sitellu tali Urang Jehe

No Nama L/P Umur Lama Jadi Orangtua

Tunggal

Pendidikan

SD SMP SMA PT

1 Mayah T P 52 Tahun 11 Tahun V - - - 2 ratnawati P 47 Tahun 22 Tahun V - - - 3 Armi P 51 Tahun 19 Tahun V - - -

4 Netti P 41 Tahun 6 Tahun - V - - 5 Jem berutu P 54 Tahun 7 Tahun V - - - 6 Rasidah Manik P 49 Tahun 16 Tahun V - - - 7 Ibu Herti P 50 Tahun 4 Tahun V - - - 8 Ibu Bukhari P 51 Tahun 7 Tahun V - - - 9 Ibu Ani P 47 Tahun 5 Tahun V - - - 10 Gopal P 55 Tahun 5 Tahun V - - -

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Orang tua tunggal (single mother) yang bekerja sebagai buruh tani dan memiliki anak yang sudah bekerja, 2. Anak dari orang tua tunggal (single mother) yang sudah bekerja, 3. Kepala Desa di Desa Tanjung Meriah Kec. Sitellu Tali Urang Jehe,


(29)

Tabel Tabel 3.2

Data Informan Anak Orangtua Tunggal single mother yang sudah bekerja sebagai

Buruh di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

No Nama L/P Umur Lama Jadi Orangtua

Tunggal

Pendidikan

SD SMP SMA PT

1 Meri cibro P 22 Tahun 2 Tahun - - - V 2 Miswan Berampu L 32 Tahun 9 Tahun - - V -

3 Abdul L 23 Tahun 6 Tahun - - V - 4 Ani L 25 Tahun 6 Tahun - - V - 2 Jefri Berutu L 23 Tahun 5 Tahun - - V -

3.6. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan suatu tahap pengolaan data, setelah data dikumpulkan dalam catatan lapangan dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Maka akan dilakukan pengelolaan, analisis, dan penafsiran data yang di perlukan dari lapangan tadi berupa hasil observasi dari hasil wawancara. Kemudian penetian menyederhanakan dan mengedit agar lebih mudah di pahami. Data yang telah dikumpulkan kemudian akan disusun lagi sedemikian rupa, kemudian data tersebut akan di interpretasikan secara kualitatif.

Hal ini dilakukan agar peneliti agar jelas memproleh hasil yang telah mendalam dan meluas sesuai teori yang relepan. Pada akhirnya peneliti akan menyusun sebagai laporan


(30)

akhir penelitian ini. Proses ini sudah dilakukan sejak proposal penelitian dibuat, hingga akhir penelitian akan menjadi sebuah laporan penelitian yang memiliki ciri kualitatif.

3.7. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membaginya dalam 4 tahap yaitu tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan, analisa data dan penulisan laporan. Pada tahap pertama peneliti menyiapkan segala macam yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian yaitu.

1. Menyusun rancangan penelitian

2. Mempertimbangkan secara konseptual teknis serta praktis terhadap tempat yang digunakan dalam penelitian.

3. Membuat surat izin penelitian. Pengumpulan Data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan Penyajian Data.

4. Latar penelitian dan dinilai guna serta melihat sekaligus mengenal unsur - unsur sosial dan fisik, situasi pada penelitian.

5. Menentukan informasi yang akan membantu peneliti dengan syarat - syarat penelitian. 6. Mempersiapkan perlengkapan penelitian.

7. Dalam penelitian, peneliti harus bertindak sesuai dengan etika terutama berkaitan dengan tata cara peneliti berhubungan dengan lingkungan di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kab. Pakpak Bharat. Pada tahap kedua yaitu pekerjaan lapangan peneliti dengan sungguh- sungguh dengan kemampuan yang dimiliki berusaha untuk memahami latar penelitian. Dengan segala daya, usaha serta tenaga yang dimiliki oleh peneliti dipersiapkan benar-benar dalam menghadapi lapangan penelitian.


(31)

3.8. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti dalam melakuan penelitian ilmiah. Terutama dalam melakukan wawancara mendalam terhadap infoman . hal ini karena keterbatasan pengalam dan keterbatasan waktu yang dimiliki informan dalam proses wawancara dikarenakan kesibukan informan sehari hari. Terlepas dari permasalahan teknis penulisan dan penelitian, peneliti menyadari keterbatasan mengenai metode menyebabkan lambatnya proses penelitian dilakukan, dan masih ada keterbatasan bahan pendukung penelitian seperti kurang terbukanya narasumber dalam memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti. walaupun demikian peneliti berusaha melaksanakan penelitian semaksimal mungkin agar data besifat valid dan tujuan yang di inginkan dapat tercapai dengan maksimal.


(32)

BAB IV

Mobilitas Sosial Ibu Tunggal (Single Mother)

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak

Bharat

Kabupaten Pakpak Bharat adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten ini di bentuk pada tanggal 28 Juli 2003 pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, hasil dari pemekaran Kabupaten Dairi. Kabupaten Pakpak Bharat terletak di kaki pegunungan Bukit Barisan. Kegiatan perekonomian masyarakat terfokus pada bidang pertanian dan perkebunan. Hampir 90% penduduk di kawasan ini bersuku bangsa Pakpak, yang merupakan salah satu sebuah subsuku Batak. Kabupaten Pakpak Bharat memiliki beberapa Kecamatan seperti Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Tinada, Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Pagindar, dan salah satunya adalah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe.

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe adalah merupakan Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Salak Berdasarkan pada Undang - undang Nomor: 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor : 29 tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4272). Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe ini dulunya masih bergabung di Kecamatan Salak. Oleh tokoh – tokoh masyarakat, adat, agama, serta cerdik pandai yang ada di Sitellu Tali Urang Jehe dibawah Pimpinan H. Mhd.S. Berutu, yang merupakan anggota DPR (Dewan Perwakilan


(33)

Rakyat) Tapanuli Utara telah beberapa kali mengusulkan ke pemerintah pusat agar Sitellu Tali Urang Jehe dapat dijadikan Kecamatan. Perjalanan yang cukup panjang yang harus dilalui yakni sejak tahun 1871 sampai tahun 2001 telah beberapa kali mengirimkan surat permohonan kepada pemerintahan pusat agar Sitellu Tali Urang Jehe dijadikan Kecamatan. Setelah di keluarkannya UU No 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, maka masing – masing daerah berhak mengelola daerahnya sendiri. Maka, oleh tokoh masyarakat, adat, agama, cerdik pandai serta dukungan masyarakat mengajukan permohonan kepada Bupati Dairi Agar Sitellu Tali Urang Jehe diresmikan Kecamatan. Berdasarkan Perda No. 33 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Lae Parira, dan sesuai dengan Perda No. 33 Tahun 2001 pada tanggal 15 februari 2001 resmillah Sitellu Tali Urang Jehe menjadi Kecamatan yang berkedudukan di Sibande. Pada hari itu juga Irwansyah Pasi SH dilantik/ditetapkan menjadi Camat yang pertamauntuk memimpin Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe.

4.1.2 Kondisi Geografis Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe merupakan salah satu Kecamatan terbesar di Kabupaten Pakpak Bharat dengan luas wilayah 473, 62 km2 dan terletak di Lintang Utara (2,25 – 2,45) dan Bujur Timur 996 – 97). Jumlah penduduk Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe berjumlah 9,827 jiwa dengan Kepala Keluarga 2.156 dan dapat dirincikan jenis kelamin laki – laki berjumlah 4.930 dengan presentase 50,16 % sedangkan jumlah perempuan berjumlah 4.897 dengan presentase 49,84 % dengan total keseluruhan presentase adalah 100%.


(34)

Tabel 4.1

Jumlah rumah tangga menurut Desa di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe tahun 2013

No Desa Jumlah

Penduduk

Jumlah

Rumah Tangga

Rata – rata rumah Tangga

1 Kaban Tengah 1.734 261 7

2 Bandar Baru 1.491 318 5

3 Tanjung Meriah 1.501 345 4

4 Tanjung Mulia 948 271 4

5 Simbruna 548 127 4

6 Perolihen 818 180 5

7 Maholida 680 171 4

8 Perjaga 430 93 5

9 Malum 478 138 4

10 Mbinalum 1.199 250 5

Jumlah 9.827 2.156 5

Sumber : BPS Kabupaten Pakpak Bharat 2015

Dari data yang ada di 10 Desa di Kecamtan Sitellu Tali Urang Jehe, dengan jumlah rumah tangga rata – rata adalah lima orang.

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe berbatasan disebelah Utara dengan Kecamatan Silima Pungga – pungga, Kecamatan Lae Parira, dan Kecamatan Sidikalang. Disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Salak dan Kerajaan. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kerajaan. Sedangkan Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Subullusalam (Propinsi Nanggro Aceh Darusalam).

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe memiliki posisi yang sangat strategis, karena merupakan daerah lintasan dari jalan Negara yang menghubungkan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Propinsi Sumatera Utara. Sedangkan untuk jarak tempuh dari Kecamatan ke Ibu Kota Kabupaten Pakpak bharat berkisar 30 Km dan dapat di tempuh selama kurang lebih 1 jam untuk kendaraan beroda empat sedangkan untuk roda dua berkisar 40 menit.


(35)

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe memiliki topografi daerah yang berbukit-bukit, tanah yang sebagian besar curam dan sangat jarang didapati daerah yang datar. Daerahnya sebagian besar dikelilingi oleh bukit - bukit dan pengunungan Sibudun. Kecamatan ini berada pada ketinggian antara 650 s/d 950 m diatas permukaan laut. Keadaan Iklimnya umumnya beriklim tropis panas karena dipengaruhi oleh kondisi topografi.

Penduduk yang bermukim di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe bersifat homogen dan monokultur. Daerah ini didiami oleh mayoritas etnis Batak Pakpak yang terdiri dari beberapa marga hanya sedikit didiami oleh etnis lain. Adapun etnis lain yang turut mendiami daerah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe adalah etnis Batak Toba, Batak Simalungun dan Batak Mandailing sebagian kecil suku Jawa dll dan kebanyakan sudah memakai kultur suku Batak pakpak dalam bermasyarakat.

Gambar 1 : Panen padi di daerah perbukitan

Sebagian daerah Kecamatan ini di katergorikan subur dan memiliki kekayaan alam yang melimpah, daerah ini menghasilkan padi, kopi, jagung dan lainnya. umumnya sebagian


(36)

besar pendudukan di sana bermata pencaharian sebagai petani. Akan tetapi sektor pertanian di Kecamatan ini masih banyak memiliki kendala terutama bagi petani itu sendiri. Sebagai contoh banyaknya petani di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe yang belum mengerti bagaimana menggunaan lahan secara efisien dan masih belum bersaing dengan daerah lain selain itu modal masih kurang dan membuat petani yang memiliki lahan petani untuk lebih maju. Selain karena tanah yang subur dan juga cocok untuk di jadikan lahan pertanian.

Gambar 2 : Pembukaan perladangan yang akan di tanami tanaman padi

Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe sangat dekat dengan akses untuk menjual hasil pertanian mereka, sehingga ini dapat mendorong masyarakat untuk membuka perladangan di Kecamatan tersebut. Kecamatan ini sangat memiliki tanah yang subur sehingga menjadi mata pencaharian masyarakat yang paling utama di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe adalah


(37)

sebagai petani. Biasanya masyarakat yang memiliki lahan pertanian akan mempekerjaan buruh tani untuk mengolah lahan pertanian mereka.

4. 1. 3 Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendukung semua kegiatan yang dilakukan masyarakat. Dengan terpenuhi semua sarana dan prasarana dalam pokok seperti : pendidikan, kesehatan, ibadah, dan komunikasi informal pada masyarakat akan semakin mudah untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam masyarakat.

Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe sendiri tersedia sarana dan prasarana adalah sebagai berikut :

4.1.3.1 Sarana Pendidikan

Tabel 4.2

Sarana dan prasarana pendidikan di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe tahun 2013 sampai sekarang

No Desa PAUD

(Pendidikan Anak Usia Dini) SD (Sekolah Dasat) sekolah Menengah Pertama/ Sederajat sekolah Menengah Atas/ Sederajat Perguruan Tinggi Jumlah

1 Kaban Tengah 1 1 1 - - 3

2 Bandar Baru 1 1 - - - 2

3 Tanjung Meriah 2 3 2 3 - 8

4 Tanjung Mulia 1 1 - - - 2

5 Simbruna - 2 - - - 2

6 Perolihen 1 1 - - 2

7 Maholida 1 1 1 - - 3

8 Perjaga - 1 - - 1


(38)

10 Mbinalum 1 - - 1

Jumlah 7 13 4 3 0 25

Sumber : BPS di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, 2015

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik. Pendidikan yang baik haruslah di dukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe sudah disediakan mulai dari Taman Kanak – kanak sampai dengan Sekolah Menengah Atas. 4.1. 3.2 Sarana Kesehatan

Tabel 4.2

Sarana Kesehatan menurut Desa di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe tahun 2013 sampai sekarang

No Desa Puskesmas Pustu Polindes/ Poskesdes

Posyandu Jumlah

1 Kaban Tengah - 1 1 6 8

2 Bandar Baru - 1 1 2 4

3 Tanjung Meriah 1 - 1 3 5

4 Tanjung Mulia - 1 2 3 6

5 Simbruna - - 2 2 4

6 Perolihen - 1 1 2 4

7 Maholida - - 1 2 3

8 Perjaga - - 1 1 2

9 Malum - 1 - 1 2

10 Mbinalum - - 1 2 3

Jumlah 1 5 11 24 41


(39)

Selain pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting bagi Masyarakat. Dari data di atas menunjukkan bahwa setiap Desa sudah memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang disediakan Pemerintah untuk masyarakat di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe sudah cukup lengkap seperti Puskesmas (Pusat Kasehatan Masyarakat) satu unit, Pustu (Puskesmas Pembantu) lima unit, Polindes (Pondok Bersalin Desa) sebelas unit, dan Posyandu (Pos Layanan Terpadu) dua puluh empat unit. Sarana ini di sediakan agar Masyarakat lebih dekat menjakau untuk berobat.

4.1.3.3 Sarana Ibadah

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana Ibadah di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

No Desa Mesjid/mu

sholla

Gereja Pura Wihara Jumlah

1 Kaban Tengah 7 1 - - 8

2 Bandar Baru 2 4 - - 5

3 Tanjung Meriah 3 - - - 3

4 Tanjung Mulia 2 4 - - 6

5 Simbruna 3 1 - - 4

6 Perolihen 5 1 - - 6

7 Maholida 4 1 - - 5

8 Perjaga 1 - - - 1

9 Malum 2 2 - - 4

10 Mbinalum 2 - - - 2

Jumlah 32 14 - - 46

Sumber : BPS di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe 2015

Dari data di atas, terlihat bahwa sarana dan prasarana ibadah dari sepuluh Desa yang ada di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe hanya memiliki dua jenis sarana dan prasarana yaitu Mesjid dan Gereja. Mesjid yang ada di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe berjumlah


(40)

tiga puluh dua unit masjid yang tersebar di sepuluh Desa yang ada di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Sedangkan untuk gereja berjumlah empat belas unit.

4.1.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Yang di Anut

Tabel 4.8

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kab. Pakpak Bharat tahun 2013 sampai sekarang

No Desa Islam Katolik Protestan Hindu Budha Jumlah

1 Kaban Tengah 1098 - 32 - - 1130

2 Bandar Baru 711 - 580 - - 1291

3 Tanjung Meriah 1383 - 42 - - 1427

4 Tanjung Mulia 453 - 620 - - 1073

5 Simbruna 456 - 128 - - 584

6 Perolihen 457 - 246 - - 703

7 Maholida 474 - 138 - - 612

8 Perjaga 435 - 27 - - 462

9 Malum 360 - 204 - - 510

10 Mbinalum 716 - 163 - - 879

Jumlah 6491 - 2180 - - 8671

Sumber : BPS Kabupaten Pakpak Bharat 2015

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa penduduk Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe di dominasi oleh penduduk dengan latar belakang agama Islam yaitu dengan jumlah penduduk 6491 orang dan merupakan masyarakat yang memang asli yang berdomisi di Kecamatan tersebut. sedangkan untuk penduduk dengan latar belakang agama Kristen Protestan penduduk berjumlah 2180 orang yang pada umumnya adalah warga pendatang. Penduduk yang berlatar belakang Agama Katolik, Agama Budha dan Agama Hindu tidak di jumpai di Kecamatan tersebut.


(41)

4.1.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.6

Komposisi Penduduk menurut Desa di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe tahun 2013 sampai sekarang

No Desa Laki – laki Perempuan Jumlah

1 Kaban Tengah 853 881 1, 734

2 Bandar Baru 786 705 1, 491

3 Tanjung Meriah 752 749 1, 501

4 Tanjung Mulia 455 493 948

5 Simbruna 270 278 548

6 Perolihen 417 401 818

7 Maholida 328 352 680

8 Perjaga 216 214 430

9 Malum 253 225 478

10 Mbinalum 600 599 1, 199

Jumlah 4, 930 4, 897 9, 827

Sumber : BPS Kabupaten Pakpak Bharat 2015

Dari data di atas penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan ini di dominasi oleh laki – laki dengan jumlah 4,930 sedangkan perempuan berjumlah 4,897. Namun jika kita lihat Desa Kaban Tengan, Tanjung Mulia, Simberuna, dan Maholida masyarakatnya di dominasi oleh penduduk perempuan.


(42)

4.2 Gambaran Informan Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini terdiri dari single mother dan anak-anak dari keluarga orang tua tunggal di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kab. Pakpak Bharat. Daerah Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, merupakan kawasan pertanian yang di dominasi oleh pertanian seperti tanaman padi, kopi , jangung dan gambir. Mata pencaharian masyarakat Kecamatan ini mayoritas adalah sebagai petani dan buruh tani. Maka kawasan ini terdapat banyak orang tua terkhusus ibu tunggal bekerja sebagai buruh tani, selain itu juga beberapa ibu tunggal memiliki lahan pertanian. Selain itu, mereka tidak memiliki banyak waktu untuk mengelolah lah lahan pertanian mereka karena bekerja sebagai buruh tani.

Hal yang melatarbelakangi orang tua tunggal bekerja sebagai buruh tani karena tidak memiliki perekonomian yang cukup untuk memenuhui kebutuhan keluarga. Selain itu, orang tua tunggal tidak memiliki keahlian lain untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasilan tinggi. Rendahnya pendidikan para orang tua tunggal di Kecamatan ini juga menyebabkan, mereka harus menerima pekerjaan sebagai buruh tani. Kondisi tempat tinggal para orang tua tunggal di Kecamatan ini masih sederhana, sebahagian besar rumah yang mereka tempati adalah rumah yang berdindingkan papan dan berlantai semen. 13 orang tua tunggal memiliki rumah sendiri, dan 3 orang lainnya masih menyewa tempat tinggal.

Fasilitas yang ada dalam rumah orang tua tunggal yang bekerja sebagai buruh tani masih sangat sederhana, masih dijumpai tempat yang digunakan untuk memasak tergolong tradisional karena masih menggunkan kayu bakar untuk memasak. Dikarena para orang tua tunggal terkhusus buruh tani tidak dapat membeli perlengkapan dan peralatan seperti kompor minyak dan kompor gas. Informan dalam penelitian ini, sebahagian besar tidak memiliki televisi untuk mendapatkan hiburan. Biasanya mereka akan menumpang kepada para tetangga mereka yang memiliki televisi untuk menonton. Banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua tunggal untuk anaknya membuat mereka tidak dapat membeli


(43)

televisi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil responden/informan sebanyak 20 orang responden yang terdiri dari 15 orang single mother Ibu dan 5 anak dari single mother ibu yang sudah berkeluarga. Bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan keeluarga sehari - hari. 4.2.1 Temuan Data

4.2.1 Mobilitas Keluarga Orangtua Tunggal dan Anak Dari Orangtua Tunggal Yang

Sudah Bekerja di Kecamatan Sitellu Tali Uang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

Berdasarkan hasil penelitian keluarga orangtua tunggal (single mother) dari buruh tani ke buruh tani di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Peneliti mewawancari 10 orangtua tunggal yang sudah ditinggalkan suaminya baik dikarenakan cerai mati, cerai hidup ataupun karena seorang suaminya tidak pernah pulang sejak pergi keluar kota untuk mencari pekerjaan dengan waktu yang cukup lama. Responden yang pertama adalah :

1. Ibu Mayah (Nama panggilan sehari hari)

Ibu Mayah adalah seorang orangtua tunggal yang memiliki 7 orang anak dan di antaranya masih mengecap pendidikan dan sebagian sudah bekerja. ibu Mayah sudah menjanda selama 11 tahun ia harus bekerja untuk membiayai anak – anaknya yang masih sekolah dan mengurus anak – anaknya dengan cara bekerja ke ladang orang sebagai buruh tani. Banyak faktor yang menyebabkan ibu mayah bekerja sebagai buruh salah satunya adalah faktor ekonomi yang disebabkan oleh banyak kebutuhan keluarga yang harus di penuhi seperti kebutuhan anaknya yang masih sekolah dan kebutuhan mereka sehari hari . Ibu Mayah sudah bekerja sejak menikah ia rela bekerja agar dapat membantu ekonomi keluarganya.


(44)

Penghasilan ibu mayah sebagai pekerja buruh tani sebesar 40.000 perharinya dan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti belanja dapur, jajan anak – anaknya dan belum lagi cicilan seperti uang listrik dan penghasilan tersebut belum cukup, tetapi harus dipergunakan dengan sebaik mungkin. Dengan menimalisir kebutuhan keluarga dengan mendahulukan kebutuhan yang sangat diperlukan. Jika ibu Mayah tetap merasa kekurangan, biasanya akan meminta bantuan kepada tetangga agar memberikan pinjaman berupa uang.

Selain bekerja sebagai buruh ibu Mayah juga mengelola lahan pertanian mereka yang merupakan peninggalan suaminya untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang. Jika di tanya mengenai letih tidaknya bekerja sebagai buruh tani pasti sangat letih tetapi di sisi lain ibu Mayah tetap semangat. Masih ada pekerjaan yang dapat ia kerjakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Perlakukan pemilik lahan di tempat ibu Mayah bekerja sangat baik dan membayar sesuai kesepakatan. Semua yang dilakukan ibu mayah adalah untuk dapat menyekolahkan anak - anaknya karena pendidikan sangat lah penting untuk anak – anaknya agar memiliki masa depan yang baik dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Ibu Mayah selalu berusaha untuk memberikan pendidikan yang layak terhadap anaknya dan hasilnya adalah anak – anak ibu Mayah rata – rata seorang tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas) dan ibu Mayah sudah bersyukur bisa memberikan pendidikan kepada anak - anaknya ke tingkat yang lebih tinggi dari pada dia (Mayah). Tetapi ibu Mayah tidak bisa melanjutkan pendidikan anak - anaknya ketingkat yang lebih tinggi yaitu ke Perguruan Tinggi disebabkan karena kurangnya biaya. Selain itu anak dari ibu Mayah ada juga bekerja sebagai buruh di ladang orang dan ibu Mayah merasa bersyukur anaknya sudah bekerja walaupun hanya sebagai buruh tani, menurut ibu Mayah pekerjaan apapun itu asalkan anaknya ihklas menjalaninya.

Seperti ungkapan ibu Mayah : bakune nola mo ni bain we harus mo pukpuk kerja asa boi mangan deket Sekola dukak kerna oda ne lot suami diri ki nafkahi kami, niat diri duka diri giam boi ki bantu


(45)

keluarga ualng dak bage diri si miskin en, tujuan diri ki sekolaken duka asa boi giam dukak diri kerja pabrik pokokna kerja bagak karena bangendari kidah mala oda tamat SMA jadi kade poda boi jadi penggangguren karena izajah SMA poda lot. mala kerja biuruh pe kessa ia bakune nola mo ni bain iden pe kessa kerja pokokna lot ma giam izajahna leebbe mudah2an nan tah lot kerja lebih baik. (Gimanalah mau dibuat nak haruslah terus kerja agar bisa makan dan menyekolahkan anak karena tidak ada lagi suami yang menafkahi kami, saya berniat agar anak bisa meembantu keluarga jangan lah kayak saya yang miskin ini, tujuan saya menyekolahkan anak agar bisa kerja pabrik yang peting kerja yang lebih bagus. karena sekarang kalau tidak tamat SMA jadi penggurenlah karena ijajah SMA pun tidak ada. Kalau pun anak harus kerja bangunan mau gmana lagi mgkin itu pekerjaan yang didapatkannya yang penting dia udah punya izajah dulu mudah- mudahan nanti ada kerjaannya lebih baik)...

Setiap hari ibu Mayah harus bekerja agar dapat menafkahi keluarga dan anak - anaknya. Dengan tujuannnya agar anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari pada ibunya (Mayah). Pada zaman sekarang sangat susah mencari pekerjaan, bagi seorang yang tidak memiliki pedidikan yang tinggi. Dengan memiliki minimal izajah Sekolah Menengah Atas (SMA). Ibu Mayah berharap agar anaknya dapat pekerjaan yang layak. Para ibu tunggal mengharapkan anak – anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak. Sebagai buruh tani, ibu mayah dan anaknya harus dapat mengenalnya. Hal yang terpenting bagi mereka adalah dapat membantu prekonomian keluarga. Ibu Mayah berharap suatu saat nanti anaknya akan mendapatkan pekerjaan yang layak.

2. Ibu Ratna

Ibu Ratna adalah orangtua tunggal yang memiliki satu orang anak dan sekarang sudah bekerja sebagai buruh tani. Ibu ratna menjadi orangtua tunggal sejak 22 tahun yang lalu karena suami meninggal dunia. Sejak itu ibu Ratna memilih bekerja sebagai buruh tani. Untuk menghidupi keluarganya karena sudah menjadi tanggung jawabnya menghidupi anak dan ibunya yang sudah tua. Penghasilan yang didapatkan ibu Ratna Rp 50.000, perharinya. Penghasilan itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dikarenakan tidak setiap hari ada lahan yang harus di garab oleh buruh tani seperti ibu Ratna yang bekerja dilahan


(46)

pemilik laha. Perlakukan pemilik lahan sendiri sangat baik, dan tidak mmaksa kehendak kepadanya ketika bekerja, selain itu, ibu Ratna memiliki pekerjaan sampingan membuka kedai kopi atau jajanan anak – anak yang di buka setiap hari pekan atau biasa disebut dengan pajak mingguan.

Seperti ungkapan Ibu Ratna : bakune mo ni bain we mala oda diri kerja ning mangan kade kami. kerna suami diri pe oda ne lot we, jadi aku terus mo krejo sampai dahari tahan. Tetapi mala nggo nan boi ibantu dukkakku aku pasti oda ne pe kerja aku bagen. Iasa aku berharap dukakku giam boi nggo kerja bagak asa oda ne pela aku kerja gajin letja nai ngo kuakap we. Ngurus sapo deng deket kerja bak ngurus omakku.( mau gmana lagi buat nak kalau saya tidak bekerja apa yang kami makan, karena suami saya pun tidak ada lagi, jadi terus lah saya kerja sampai kapan bisa bertahan. Tetapi kalau anak saya nanti sudah bisa di bantu anakku aku tidak akan lagi bekerja sebagi buruh tani karena aku sudah capek nak, bukan hanya itu tetapi ngurus rumah dan ngurus ibuku) . . .

Semua pekerjaan ini dilakukan ibu Ratna semata – mata untuk keluarga dan pendidikan anaknya walaupun akhirnya anak semata wayangnya hanya tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas) saja. Sekarang memilih bekerja sebagai buruh tani di Kabupaten Karo, hal ini di sebabkan karena biaya kuliah yang sangat modal dan ibu Ratna tidak cukup mampu untuk biaya perkuliahan untuk anaknya. Menurut ibu ratna tidak ada pengaruh adat istiadat yang menyebabkannya tidak memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya. Dengan alasan kekurangan ekonomi dan tidak adanya lahan pertanian yang dapat di kelola, seandainya ibu Ratna memiliki lahan pertanian yang dapat di kelola, ia tetap akan mendapatkan hambatan karena tidak memiliki modal yyang cukup untuk mengelolanya. Harapan ibu ratna untuk keluarganya adalah mudah – mudah mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan selalu berkumpul dengan keluarga dan anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak agar bisa melanjutkan kehidupannya.


(47)

3. Ibu Armi

Ibu Armi adalah seorang ibu tunggal yang memiliki anak 4 orang anak di antaranya 2 orang sudah menikah dan bekerja sebagai buruh dan 2 orang masih mengecam pendidikan di salah satu universitas negeri di medan. Ibu Armi sudah menjadi janda sejak tahun 1996 yaitu sekitar 19 tahun yang lalu dia ditinggalkan sang suami merantau ke luar kota yang tidak pernah pulang selama 19 tahun dengan alasan mencari pekerjaan.

Ibu Armi bekerja sejak suaminya pergi, pekerjaan yang di dilakukan ibu Armi adalah bekerja sebagai buruh tani dan mengelola lahan pertanian yang sepeninggalan orangntuanya atau bisa disebut hasil dari warisan yang di tinggal orangtuanya. Menyebabkan Ibu Armi bekerja sebagai buruh karena tidak memiliki keahlian lain. Sehingga harus melakukan pekerjaannya karena banyaknya kebutuhan keluarga yang harus ia penuhi dan ibu Armi tidak pernah menyerah untuk bekerja sebagai buruh tani demi keluarga.

Ibu Armi berpenghasilan Rp 50.000 perharinya dan penghasilan tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Seperti kebutuhan dapur dan harus menyimpan uang untuk biaya listrik dan anak setiap perbulannya di rantau orang yang yang masih mengecap pendidikan. Pada saat ia belum cukup penghasilan yang didapatkan ibu Armi maka ia akan meminjam uang kepada tetangga untuk di kirimkan kepada anaknya. Karena pendidikan sangat penting bagi ibu Armi dan untuk anak – anaknya sehingga ia harus berusaha memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya. Ibu Armi menyempatkan mengambil hasil tanaman seperti buah pinang dan mengolahnya setelah pulang kerja hingga malam hari. Kemudian akan di jual untuk menambahi kebutuhan keluarganya. Walaupun pekerjaan itu sangat sulit tetapi ibu Armi tetap semangat dalam memenuhi kebutuhan keluarga, perlakuan yang di terima ibu Amri sangat baik dan mendapatkan upah sesuai dengan pekerjaanya.


(48)

Seperti Ungkapan ibu Armi : kerja kade pe krejoin i kubahan asal mo dukkakku sekola beli pe aku gaji- gajin i juma deba, kerna aku nggo menyesal makin oda i aku sekola. Mala masalah krejon barang kade pe krejon dukaku i ku terima asal mo giam mo sesuai dengan pendidikanna mala jadi buruh pe ia tong ku dukung asalken boi giam ia lot krejon karna aku pe sadar bagendari tamat SMA oda jadi kade apalagi oda sekola. Harapenku mendahi dukakku mudah – mudahen boi giam mengubah kenggeluhen kami mi lebih bagak deket membanggaken keluarga, deket iamalken ilmu ni pelajarina selama en i sekola. (apapun kerjaan itu akan ku lakukan demi anakku sekolah, sekalipun kerja harus jadi buruh di ladang orang, aku juga sudah menyesal karena dulu tidak sekolah, kalau masalah kerjaan tidak masalah apapun kerjaan anakku aku akan terima yang penting sesuai dengan pendidikan walaupun harus buruh itu pun harus ku dukung asalkan lah ada kerjaannya karena aku juga sadar sekarang tamatan SMA juga tidak jadi apa – apa apalagi tidak sekolah, harapanku kepada anakku mudah – mudahan dia bisa mengubah kehidupan kami ke hal yang lebih baik dan juga bisa membanggakan keluarga dan diamalkan pendidikannya) . . .

Dari penjelasan di atas bahwa perjuangan ibu sangat lah besar untuk anak – anak demi kesuksesan masa depan mereka. Walaupun harus bekerja sebagai buruh tani, karena setiap ibu sadar jika tidak memiliki pendidikan maka mereka akan sama seperti ibunya, meskipun pada kenyata bahwa pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) saja tidak mampu untuk mendapatkan pekerjaan yang layak tetapi mereka sadar tidak memiliki biaya yang cukup untuk memberikan pendidikan yang lebih layak ke pada semua anak – anaknya, tetapi mereka tetap besyukur karena sudah meberikan pendidikan yang lebih tinggi dari pada dirinya sendiri (ibu tunggal).

4.Ibu Netti

Informan adalah seorang ibu tunggal yang tinggal di Desa Tanjung Meriah yang memiliki 5 orang anak, 1 orang yang sudah bekerja 4 orang masih mengecam pendidikan. Ibu Netti sudah menjadi orang tua tunggal sejak tahun 2009 atau sekitar 6 tahun lalu di akibatkan karena suaminya meninggal dunia. Ibu Netti sudah bekerja sejak menikah ikut serta dalam membantu perekonomian keluarga bersama dengan suaminya. Sebelumnya ibu dari 5 orang anak ini berjualan sayuran, tetapi sekarang sudah mejadi buruh tani sekaligus


(49)

berjualan kopi dan Jajanan di rumah sediri yang di buka setiap hari rabu dimana didekat rumah ibu ini dekat dengan pajak mingguan jadi di manfaatkan untuk berjualan kopi. Ibu Netti memilih bekerja sebagai buruh tani karena tidak mempunyai pekerjaan lain yang bisa mendapatkan penghasilan dalam seminggu atau setiap hari harus bekerja sebagai buruh karena banyaknya kebutuhan keluarga.

Penghasilan atau gaji yang di dapatkan ibu Netti sebesar Rp 50.000, karena sering lembur sampai pukul 17:30 WIB agar mendapatkan gaji tambahan, meskipun begitu tetap saja tidak cukup untuk biaya kebutuhan keluarga dan keperluan pendidikan anak – anaknya. Ibu Netti tidak memiliki pekerjaan lain, dan lahan pertanian yang di tinggal suaminya juga tidak ada lagi, dia lebih menimalisir kebutuhan keluarga dan mendahulukan kebutuhan pokok. Ibu Netti tidak pernah merasa lelah dalam bekerja karena demi kebutuhan anak – anak terpenuhi walaupun hal hasil belum cukup, ibu Netti tetap semangat karena masih ada pekerjaan yang dapat di kerjakan. Ibu Netti tidak pernah merasa pasrah untuk bekerja tetap semangat demi memenuhi kebutuhan - kebutuhan anaknya. Pemilik lahan yang peduli terhadap mereka yang bekerja di lahanya dan memberikan gaji tepat waktu, dan pendidikan sangat penting bagi ibu Netti dan anak – anak walaupun hanya tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas) sudah bersyukur.

Seperti ungkapan ibu Netti : mala oda aku kerja we deket pasrah bakune dukak –dukak deket karina kebutuhanna, mangan sambing pe kateku oda boi kami apalagi sekola dukak we pasti oda lot we. Aku tong bersyukur we barang bagen pe kerjaku we yang pinting oda minta – minta bana kalak mala boi den ngo ku usahaken deket kerja mudah – mudahan lot ngo karina na i jalan ni. Kerna dukakku pe ngerti ma bakune keadaan orangtuana ue ma ia membantu menucci piring deket ki beresken sapo jadi lumayan bangga we bana dukak – dukakku kerna boi mandiri. (Kalau saya tidak kerja dan pasrah gimana anak – anak sama kebutuhan mereka, makan saja pun belum tentu kami makan apalagi sekolah anak pasti tidak ada. Aku tetap bersyukur walaupun begini kerjaanku yang penting aku tidak minta – minta sama orang jika aku masih bisa berusaha mudah – mudahan nanti ada jalannya itu semua dan anakku juga mengerti


(50)

piring dan membereskan rumah dan aku bangga dengan anak – anakku yang mau mandiri)...

Ibu Netti tetap berusaha akan memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya dengan usaha dan bekerja keras agar anaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik nantinya. Ibu Netti juga senang karena anak juga mengerti terhadap keadaan orangtuanya yang dapat dikatakan miskin dan tidak banyak permintaan selalu giat belajar untuk membahagiaan ibunya. Pandangan ibu Netti tentang anaknya yang bekerja sebagai buruh tani menurutnya tidak menjadi masalah karena hal ini diakibatkan karena lapangan kerja yang kurang. Ibu Netti tetap bersyukur karena anaknya dapat bekerja walaupun hanya sebagai buruh tani, mudah – mudahan anaknya yang lain dapat lebih baik pendidikan dari pada yang kakaknya.

5. Ibu Jem Manik

Informan ini adalah oang tua tunggal yang memiliki 7 orang anak, 5 orang diantaranya sudah menikah dan rata – rata bekerja sebagai petani dan buruh tani. Walaupun ada juga sebagai guru swasta, dan 2 orang masih sekolah diantaranya 1 orang yang masih mengecam pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) dan seorang lagi kuliah di salah satu kampus swasta di sidikalang. Ibu Jem sudah menjadi orang tua tunggal selama 7 tahun, dikarenakan suaminya meninggalkan dunia. Setelah suaminya meninggal dunia, ibu Jem memilih bekerja sebagai buruh tani di ladang orang untuk melanjutkan kehidupannya dan anak – anaknya yang masih sekolah. Faktor yang paling utama yang membuat ibu Jem bekerja sebagai buruh tani adalah karena faktor ekonomi yang kurang, di sisi lain sudah menjadi tanggung jawab ibu Jem bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Walapun diusianya yang sekarang sudah menua dan rentan terserang penyakit tetapi ibu Jem tetap memiliki kekuatan bekerja.


(51)

Menurut ibu Jem bukan faktor adat istiadat yang membuat orang tidak memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya tetapi karena kekurangan biaya. Penghasilan ibu Jem dalam perharinya adalah Rp 50.000 biasanya ia membawa bekal ke ladang orang tempat ia bekerja. Selain itu perlakuan pemilik lahan yang sering ia dapatkan yaitu amarah karena tidak sesuai terhadap pekerjaan yang dilakukan ibu Jem meskipun begitu gaji yang diberikan tetap utuh. penghasilan tersebut belum cukup karena banyaknya kebutuhan keluarga terutama kebutuhan dapur dan keperluan sekolah anak - anaknya dan jika masih kurang penghasilan yang ia dapatkan ibu Jem akan meminta pinjaman kepada tetangga. Selain itu juga ibu Jem menimasisir biaya kebutuhan keluarga dan mendahulukan kebutuhan yang penting. Ibu Jem mengelola lahan pertanian yang di tinggalkan suaminya untuk dijadikan lahan pertanian padi, dimana padi juga tersebut di pijam dari tetangga dan di ganti setelah panen. Ibu Jem selalu menyempatkan mengelolanya jika ia tidak bekerja sebagai buruh tani para anak- anaknya turut membantu jika sudah pulang sekolah atau setiap hari minggu agar hasilnya dapat bisa di manfaatkan untuk masa yang akan datang.

Ibu Jem sering merasa lelah ketika bekerja tetapi harus tetap semangat demi anak – anaknya yang masih sekolah. Pendidikan sangat penting bagi ibu Jem dan berusaha untuk memberikan pendidikan yang layak untuk anak – anaknya. Karena ibu Jem melihat pendidikan sangat mekhawatirkan jika tidak sekolah maka akan susah mendapatkan pekerjaan dan menjadi pengangguran makanya ibu Jem berusaha memberikan pendidikan yang layak meskipun harus banting tulang, dan jika anaknya harus bekerja buruh sekali pun ibu Jem tetap senang karena dapat membantu perekonomian keluarga. Harapan ibu Jem agar anaknya dapat menjadi lebih baik dari segi ekonominya dan mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Seperti ungkapan ibu Jem Manik : “ sebenarna toko ngo beratna aku mengerjaken 2 krejon langsung, kiselesaiken rumah tangga deket


(52)

ku krejoken demi keluargaku deket dukak –dukakku boi sikola deket boi ki raih kade ni cita – citakenna boi giam lebih baik dari pada orangtuana. Kade pe ku krejoken asalmo dukakku boi sikola”. (Sebenarnya sangat berat ku rasakan menjalankan 2 pekerjaan sekaligus, menyelesaikan rumah tangga dan menyiapkan anak –anak sekolah dan menyiapkan makan siang saya yang sya bawa ke kerjaan, semua kerjaan itu ku lakukan untuk keluargaku dan anak – anakku bisa sekolah agar mereka bisa meraih cita – citanya dan bisa lebih baik dari orangtuanya. Apapun ku kerjakan asalkan anakku bisa sekolah). . . . .

6. Ibu Rasidah

Informan ini adalah seorang ibu tunggal yang memiliki 6 orang anak di antaranya 3 orang anak perempuan dan 3 orang anak laki – laki dan 1 orang sudah menikah. Lima orang anak lainnya yang harus ditangung ibu Rasidah, dimana diantara mereka ada yang sudah bekerja dan penganguran. Selain itu ada juga yang masih mengecam pendidikan. Ibu Rasidah menjadi ibu tunggal sejak 16 tahun yang lalu karena disebabkan suami meninggal dunia, ibu Rasidah bekerja sejak suami meninggal dunia. Pekerjaan pertama kali pada saat itu adalah sebagai penyapu dan memberihkan Puskesmas yang ada di desa Tanjung meriah. Gajinya dari hasil menyapu tersebut tidak mencukupi membuat ibu Rasidah memilih berhenti dan memilih bekerja sebagai buruh tani yang bisa mendapatkan gaji stiap seminggu sekali walaupun penghasilan yang ia dapatkan masih jauh dari kata cukup tetapi ibu Rasidah tetap senang bekerja sebagai buruh karena memiliki teman untuk berinteraksi di tempat kerja bersama pekerja yang senasib dengan. Ibu memilih pekerjaan ini karena tidak memiliki pekerjaan lain yang lebih baik untuk seorang ibu tunggal yang tidak berpendidikan. Penghasilan ibu Rasidah sebesar Rp 45.000 rupiah atau jika perminggungnya sekitar Rp 270.000 ribu.

Dengan penghasilan tersebut, ia gunakan untuk keperluan dapur dan biaya pendidikan anak – anak, penghasilan masih kurang cukup dan harus di manfaatkan sebaik mungkin agar keluarganya tidak menghalami kekurangan. Pekerjaan yang lain yang di kerjaan ibu Rasidah


(53)

yaitu mengelola lahan yang di tinggal suami. Profesi sebagai buruh tani ibu Rasidah merasa semangat walupun terkadang lelah tetapi harus tetap dijalankan memenuhi kebutuhan anak- anaknya ia rasakan. Bagi ibu Rasidah pendidikan sangat penting bagi anak – anaknya. Meskipun sebagian anaknya tidak mau bersekolah karena malas dan milih bekerja sebagai buruh tani. karena pemikiran anaknya, menurut anaknya meskipun seorang sudah mempunyai pendidkan yang tinggi. Tetapi belum tentu menjadi orang sukses, sebab penggangguran masih banyak ia jumpai. Selain itu, bersekolah juga dapat menghabiskan uang kerna mahalnya biaya pendidikan itu.

Ibu rasidah tidak memasalahkan anaknya yang berkerja sebagai buruh tani, meskipun pendidikan anaknya lebih tinggal dari pada orangtuanya. Karena Ibu Rasidah pekerjaan itu sangat susah di cari, apalagi hanya tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas). Harapan ibu Rasidah, agar anak – ananya lebih baik kehidupannya dari pada sekarang yang serba kekurangan. Jika nanti dia (Rasidah) sudah wafat anak – anaknya sudah dapat mandiri untuk menjalani kehidupannya.

Seperti ungkapan ibu Rasidah : “kade pe nina we kepeng ma ngo menetukan karina kerna sekola pe dukak we mala lako kerja susah ma ngo we, apalagi oda lot deking pasti oda dapet krejon kerna bagendari kidah pakek deking ngo we asa boi dapet krejon sesuai. Tapi i sisi lain aku tetap ki sekolanken dukakku mala oda pe dapet krejon menetap lot giam ilmuna mudah – mudahan boi ianan sukses.” (apapun katanya semua yang menetukan semuanya karena sekolah pun anak itu kalau kerja susah juganya, apalagi oda lot kepengna we pasti tetapnya tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Tetapi di sisi lain aku tetap menyekolahkan anakku walaupun kerjaannya belum jelas atau menetap yang penting ada ilmunya mudah – mudahan dia nanti sukses)...

7. Ibu Herti

Informan adalah ibu tunggal yang sudah menjanda sejak empat tahun terakhir, ia menjadi orangtua tua tunggal disebabkan karena suaminya meninggal dunia. Ibu Herti


(54)

mempunyai 5 orang anak, 2 orang anak diantaranya sudah menikah dan 1 sudah bekerja sedangkan 2 lainnya masih mengecam pendidikan. Sejak menikah Ibu Herti sudah bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, karena ibu Herti sadar jika hanya mengandalkan suami saja yang bekerja maka kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Kebutuhan pangan dan lainya semakin hari akan semakin meningkat dan mahal. Tetapi sejak suaminya meninggal ibu Herti harus bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan anak - anaknya. Ketika pertama kali bekerja ibu Herti bekerja sebagai buruh tani, hak ini dilakoninya karena sebagai orangtua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan saat ini iasendiri yang bekerja untuk mencari nafkah untuk anak – anaknya.

Walaupun terkadang anaknya sudah bekerja sebagai buruh tani sudah perekonomi keluarganya. Penghasilan yang didapatkan ibu Herti dalam perharinya sebagai buruh tani adalah sebesar Rp 40.000 rupiah, dan hasil tersebut masih belum cukup untuk menutupi kebutuhan dapur dan kebutuhan anak – anak yang masih sekolah. Untuk menutupi Kekurangan tersebut ibu Herti membuka kedde kopi, hal ini dikarenakan rumah yang di tempati ibu Herti dekat dengan Pos Lalu Lintas. Meskipun tidak menjanjikan tetapi ia Herti tetap optimis agar dapat sedikit menutupi kukurangan ekonomi keluarganya. Karena tujuan ibu Herti yang paling utama adalah untuk anak – anaknya agar dapat pendidikan yang lebih baik dan seperti ibu Herti yang hanya tamatan SD (Sekolah Dasar) saja. Karena bagi ibu Herti pendidikan itu sangat penting pada jaman sekarang ini, karena beberapa yang ia dilihat di Telivisi jika anak tidak bersekolah maka hidup anak akan melarat.

Ibu Herti selalu berusaha agar anak – anaknya sukses dengan cara bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga terutama untuk pendidikan anak - anaknya. Ibu herti jika ia tidak memberikan pendidikan yang layak kepada anak di sebabkan karena budaya ataupun adat – isitiadat tetapi karena disebabkan perekonomi keluarganya yang lemah, dan tidak memiliki modal yang cukup untuk mengolah lahan pertanian yang ada. Harapan ibu Herti


(55)

hanyalah satu agar anak – anaknya bisa sukses di dalam pendidikannya, dan berusaha jika anak -anaknya memiliki pendidkan yang baik akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Karena jika anak bekerja sebagai buruh tani ibu Herti merasa kecewa karena pendidikan anaknya lebih tinggi dari orangtuanya tetapi di sisi lain tetap menerimanya karena anaknya bersedia bekerja sebagai buruh tani.

8. Ibu Bukhari

Informan adalah orangtua tunggal yang memiliki 5 orang anak 3 orang diantaranya sudah menikah dan bekerja dan 1 orang tidak memilki pekerjaan karena memiliki kelainan jiwa dan 1 orang masih mengecap pendidikan. Ibu Bukhari menjadi orangtua tunggal sejak di tinggal mati oleh suaminya sejak 7 tahun silam. Sejak itulah ibu Bukhari harus banting tulang untuk menafkahi keluarga dan anak – anaknya. Ibu Bukhari sadar bahwa ia hanya sendirian dalam menghidupi keluarganya. Pekerjaan utama ibu bukhari ialah bekerja sebagai buruh tani, pekerjaan ini diambil karena ibu Bukhari membutuhankan uang untuk keperluan sehari – hari keluarganya seperti memenuhi kebutuhan dapur, air dan lain sebagainya. Penghasilan ibu Bukhari dalam perharinya adalah Rp 40.000 rupiah dan penghasilan masih jauh dari kata cukup dibandingkan dengan pengeluaran untuk anak – anak dan lainnya.

Sedangkan untuk perlakukan yang diberikan pemilik lahan sangat lah baik dan memberikan gaji yang sesuai dengan apa yang mereka kerjakan sebagai buruh tani. Tetapi tidak itu saja pekerjaan ibu Bukhari lakoni sebagai penjual gorengan adalah pekerjaan sampingan yang dikerjakannya. Pekerjaan itu di lakukan setiap hari rabu saja dimana hari tersebut adalah hari pekan untuk daerah tersebut. Hal memiliki tanah tetapi ibbu Bukhari tidak memiliki modal untuk mengolahnya. Ibu Bukhari tidak pernah merasa pasrah dalam pekerjaan yang dilakukannya tersebut. Hal itu di lakukannya agar anak – anaknya terutama anaknya yang berkebutuhan khusus. Walaupun terkadang anaknya tidak pernah peduli


(56)

terhadap apa yang dikerjakan orangtuanya apalagi sejak suaminya meninggal. Anak dari ibu Bukhari lebih sedikit brutal karena 5 orang anak ibu Bukhari 4 orang diantarnya laki - laki.

Selain itu bagi ibu Bukhari pendidikan sangatlah penting dan selalu berusaha anak – anaknya mendapatkan pendidikan yang layak ia rela bekerja banting tulang agar anak - anaknya tidak sama seperti ibu Bukhari tetapi di sisi lain anaknya yang malas sekolah dan kurangnya biaya sedangkan kebutuhan keluarga semakin besar. Jikapun anaknya harus bekerja sebagai buruh tani ibu Bukhari tetap menerimanya dengan senang hati tapi ibu Bukhari tetap berharap agar anaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Meneurut ibu Bukahri bukan faktor adat istiadat yang menyebabkan orangtua tidak memberikan pendidikan yang layak tetapi karena ekonomi karena jika ekonomi baik maka orangtua pasti memberikan pendidikan yang layak terhadap anaknya.

Seperti ungkapan Ibu Bukhari : “ Kade ku krejoken en demi dukakku ngo kessa en ulang giam ia menyesalna nggo kessa kalak i dewasa bage diri en kerna oda kin sikolah, dket bersyukur giam kalak boi gima ki banggaken keluargana, mudah – mudahen sada niam menapit boi ki ubah kenggeluhen kami mala ndates sikolana, mala kerja buruh ngo kessa ia bakune nola mo ni bain mudah – mudahan bagi den pana kessa dapetna)”. (Apapun yang ku kerjakan ini semua karena anakku semata, agar mereka nantinya tidak menyesal seperti aku setelah mereka dewasa kayak saya yang dulu tidak sekolah, dan mereka bersyukur dan bisa membanggakan keluarganya, dan mudah – mudahan harapan saya adalah satu orang yang sukses agar bisa mengubah ke hidupan kami jika tinggi sekolahnya, jika hanya kerja buruhg pun mau gmana lagi di buat mungkin itu yang masih di daptkannya)...

9.Ibu Ani

Informan ini adalah orangtua tunggal yang memiliki 4 orang anak, dan 1 orang diantaranya sudah menikah, 1 orang sudah bekerja dan 2 orang diantaranya masih mengecam pendidikan. Ibu Ani menjadi orangtua tunggal sejak 5 tahun terakhir, ini dikarenakan


(57)

suaminya pergi dan menikah lagi sehingga ibu Ani memilih untuk berpisah. Ibu Ani bekerja sebagai buruh tani sejak suaminya meninggalkan dirinya, selain bekerja sebagai buruh tani ia juga mengolah pertanian yang di tinggal suaminya untuk anak - anaknya. Ia memilih bekerja sebagai buruh tani karena banyaknya kebutuhan keluarga. Penghasilan yang didapatkan ibu Ani perharinya adalah Rp 40.000 rupiah, uang tersebut digunakan untuk belanja dapur, kebutuhan anak – anak dan lainnya. Penghasilan tersebut sudah pasti belum cukup untuk kebutuahn keluarga ibu Ani, tetapi harus di dimimalisir dan mengutuamakan hal yang penting.

Seperti ungkapan ibu Ani : letja kalon ngo kuakap kerja buruh tani en tapi bakune mi ni bain mbue nai ngo kebutuhan keluarga deket duka si sekola iden, tapi tong mo kubahan asa boi giam mangan deket merre jajan dukak. Janah oda cukup bana 3000 sedari 2 kalak i 6 ribu mo sedari. ( Sebenarnya sangat capek kurasakan kerja buruh en tapi gimana mau dibuat mbue nai ngo kebutuhan keluarga dan anak yang masih sekolah, tetapi tetap lah kulakukan agar bisa makan dan memberi jajan anak, karena jajan anak tidak cukup 3000 perharinya)...

Pendidikan untuk anak – anak penting bagi ibu Ani dan ia selalu berusaha untuk memberikan pendidikan kepada anaknya. Ia selalu berusaha semangat ketika bekerja, agar nantinya anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak. Harapan ibu Ani, anaknya tidak sama seperti dia yang hanya bekerja sebagai buruh meskipun sudah ada anaknya yang bekerja sebagai buruh tani tetapi harapannya untuk anaknya yang masih mengecam pendidikan agar lebih baik lagi. Menurut ibu Ani tidak ada faktor adat – istiadat yang menyebabkan orangtua tidak memberikan pendidikan yang layak untuk anak tetapi ada dua hal yaitu karena faktor ekonomi yang lemah dan tidak memiliki modal utuk mengelola lahan mereka.


(58)

10. Ibu Gopal

Informan ini adalah orangtua tunggal yang punyai 5 orang anak, 3 orang diantaranya sudah menikah dan 1 orang sudah Bekerja sebagai buruh dan 1 lagi masih mengecam pendidikan. Ibu gopal menjadi orangtua tunggal di akibatkan karena karena suaminya meninggal dunia sekitar 5 tahun yang lalu. Sejak saat itulah, ibu Gopal harus bekerja dan mengurus anaknya yang masih mengecap pendidikan, pekerjaan yang pertama kali dilakoni ibu Gopal yaitu sebagai buruh tani dan mengelola pertanian yang di tinggalkan suaminya. Ibu Gopal memilih bekerja sebagai buruh karena tidak memiliki keahlian lain dan harus bekerja sebagai buruh dikarenakan banyaknya kebutuhan keluarga. Untuk penghasilan yang di dapatkan ibu Gopal dalam perharinya Rp 50.000 rupiah.

Jika di lihat dari jumlah uang yang di dapatkan ibu Gopal belum cukup untuk kebutuhan sehari – hari seperti kebutuhan - kebutuhan : belanja dapur, uang jajan anaknya, ongkos, dan uang listrik dan dll. Hal yang dilakukan ibu Gopal untuk menutupi kekurangan tersebut dengan cara meminjam uang kepada tetangga. Ibu Gopal merasa lelah bekerja sebagai buruh tani karena selain bekerja sebagai buruh tani ia harus mengurus rumah dan anak – anaknya. Tetapi ibu Gopal harus tetap semangat melakukan pekerjaan tersebut demi kehidupan yang lebih baik. Walaupun di sisi lain ibu Gopal menerima perlakukan yang baik, dan menerima upah yang layak dari pemilik lahan.

Menurut ibu Gopal pendidikan sangat penting unttuk anak – anaknya dan akan berusaha memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya. Dengan bekerja sebagai buruh tani agar anak – anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak nantinya, meskipun masih tetap merasa memiliki kekurangan biaya. Bagi ibu Gopal, jika anaknya harus bekerja sebagai buruh tidak masalah dan menerimanya dengan senang hati, tetapi ibu Gopal berharap anaknya mendapatkan pendidikan yang layak seperti yang di ingikankan anaknya. Ibu Gopal


(59)

bukan faktor adat istiadat yang menyebabkan orangtua tidak memberikan pendidikan yang layak tetapi karena faktor ekonomi karena jika ekonomi baik maka ibu Gopal tidak mau bekerja sebagai buruh tani. Selain itu karena tidak memiliki modal untuk mengelola lahan pertain yang ada. Harapan ibu Gopal ialah agar anak – anaknya mendapatkan pekerjaan layak dan bisa membanggakan keluarganya.

Seperti ungkapan ibu Gopal : “Lotin ma mo kerja we barang kerja buruh pe we dari pada oda mangan, dukak pe melarat mo, lagian rata – rata ngo karina janda – janda sen kerja buruh tani ngo jadi biasa nai ngo krejo bagen we piahen ma ngo oda mangan dari pada krejo, apalagi dukak den sekola mala oda ia sekola jadi kade mo nanni mala oda ma giam tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), kerna tah bagi pe oda ngo tong lot krejon. Pokokna uwe oda pupuk mo krejo mane ma giam dukka i boi sikola”.(Lebih baik juga lah kerja dari pada tidak kerja nak dari pada tidak makan, anak pun melarat, lagian rata – rata, janda – janda di sini kerja buruh taninya jadi biasa ajanya kerja begini, sakit pun kerja lebih sakit tidak makan, apalagi anak yang masih sekolah, kerna jika tidak sekolah jadi apa lah nanti mereka. Biar pun hanya tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) saja, mau tidak mau tetap lah kerja demi anak yang sekolah)...

4.2.2 Informan yang merupakan anak dari orangtua tunggal ibu di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat

1. Meri

Meri adalah anak dari ibu tunggal yang bekerja sebagai buruh tani yang sudah mengecam pendidikan S1, bagi Saudara Meri peran ibu sudah cukup untuk menggantikan ayah yang sudah lama memninggal. Meri merasa bangga karena ibunya sudah berjuang keras untuk memberikan kehidupan dan pendidikan yang baik kepadanya dan adik – adiknya. Meri bekerja sejak lulus serjana sekitar 3 tahun silam. Untuk membantu ekonomi keluarganya, ia rela bekerja sebagai buruh tani agar bisa membantu keluarganya terutama adik – adiknya yang masih mengecam pendidikan. Ia memilih bekerja sebagai buruh tani karena tidak ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan yang dia berharap, penghasilan saudara Meri dalam


(60)

perharinya Rp 50.000 rupiah, dan belum cukup untuk membantu keluarga dan kebutuhannya sendiri.

Seperti ungkapan Meri sebagai anak orangtua tunggal : mela ngo sebenarna aku we bekerja sebagai buruh apalagi ma aku nggo ma janah Serjana tetapi bakune mo we susah nai ngo bagendari pekerjaan. Padahal omakku nggo ngo memere aku pendidikan layak tapi bagi pe tong oda lot kerjaan, janah sebagai buruh pe oda ngo tetap pekerjaana mala lot ma ngo ki ajak diri krejo asa kejro diri, tapi lot ma ngo kerjaan tambahen ku buka ma kede ketek – ketek asa lot ma uang tambahku, tujuanku kesa asa boi membuat omakku bahagia deket nggeluh kami cukup bagi deket adek – adek diri kerna diri ma simbelgahnya jadi mencontohken mendahi adek – adek diri asa boi ma giam membanggaken keluargana. (Sebenarnya aku malu bekerja sebagai buruh tani apalagi aku sudah serjana tapi bagaimanalah sekarang susah sekali mencari pekerjaan. Padahal ibuku sudah memberikan pendidikan yang layak kepadaku tapi gimanalah tetap tidak ada pekerjaan, bakerja sebagai buruh tani tidaklah tetap pekerjaannya kalau ada orang mengajak kita untuk kerja baru kita kerja, tetapi aku juga punya kerja sambingan yaitu buka kede kecil – kecil agar dapat juga uang tambahan. Tujuanku hanya agar bisa mebuatku bahagia dan kehidupan kami cukup dan juga adek – adekku. Karena aku yang paling besar jadi mencontohkan kepada adik – adikku agar bisa membanggakan keluarganya). . .

Pendidikan adalah salah satu persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak terdahap kita, disisi lain banyak orang yang memiliki pendidikan tetapi tidak memiliki pekerjaan. Hal itu lah di rasakan Meri dia harus bekerja sebagai buruh tani karena sangat susah mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya sendiri. Tapi dia tetap berusaha untuk mencari pekerjaan yang layak, dan dan tidak berhenti bekerja sebagai buruh sebelum mencari pekerjaan yang layak, karena sebenarnya meri tidak mau bekerja sebagai buruh tetapi di sisi lain ia harus membantu ekonomi keluarganya.

2.Miswan Berampu

Informan ini adalah anak dari orangtua tunggal ibu Bukhari, Miswan bekerja sebagai buruh tani sejak 9 tahun terakhir ia memilih bekerja sebagai buruh tani karena tidak memiliki pekerjaan lain untuk melanjutkan kehidupan. Penghasilan saudara Miswan perharinya adalah


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahma-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan tepat waktu. Adaupun judul skripsi ini. Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan nasehat baik moril maupun materi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Muryanton Amin, S.sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si selaku ketua jurusan Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Rizabuana M.Phil. Ph.D selaku Dosen Pembimbing dan juga Dosen Pembimbing Akademik saya selama masa perkuliahan yang telah banyak membantu penulis dengan baik itu berupa saran dan kritik selama proses penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Romiani, M.Si selaku dosen penguji II saya.

5. Seluruh dosen FISIP USU terkhusus dosen-dosen Departemen Ilmu Sosiologi yang telah begitu baik dan sabar membimbing penulis hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan study tepat pada waktu.

6. Staff dan pegawai FISIP USU, yang telah membantu proses administrasi selama ini.

7. Saya sampaikan ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua Orang Tua tercinta Muin Boangmalu dan Nursittan Banurea atas kasih sayangnya, doa dan dukungannya baik berbentuk Moril maupun Materil yang


(2)

membesarkan, merawat dan mendidik saya yang tidak henti memberikan doa, dukungan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan juga menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Kepada saudara penulis yaitu, kakak Nurmiyanti Boangmanalu, kakak

Nursehat Boangmanalu, kakak Nurhaliza Boangmanalu, Abang Sabar Boangmanalu, abang Saipul Boangmanalu, abang Nalu Boangmanalu,

adik Nurhalini Boangmanalu, dan adik Ali Imran Efendi Boangmanalu yang tak pernah berhenti memberikan doa dan dukungan, untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10.Sahabat – sahabat yang selalu mendoakan dan mendukung penulis disaat senang maupun susah dalam menyelesaikan skripsi, yaitu Martika Sari Jambak yang menemani saat bimbingan, Ratna Uli H Siregar, Sri saputri (puput), Gino, Retno, Manatap Tua, Beni Iskandar, Nur Afni Berutu yang selalu mengerti dan mendoakan penulis dan selalu ada disaat penulis terpuruk.

11.Bapak Camat Kecamatan Sitellu tali Urang Jehe, Sabar Berutu, yang membantu memberikan informasi dan data yang berhubungan dengan skripsi. 12.Para informan baik ibu tunggal yang bekerja sebagai buruh tani dan anak dari ibu tunggal di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kab. Pakpak Bharat yang telah memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

13.Teman – teman Sosiologi Fisip USU Stambuk 2012 (Wanti Nur Jadidah, Zamri Madian, Monica Pratiwi, Bram H Simorangkir, Ridho Kurnia Adillah, Mei Wulandari, Intan Aminah dan teman – teman lainnya yang tidak dapat


(3)

saya sebutkan satu persatu) stambuk 2008 (bang Reza), stambuk 2011 ( kak Carlina, kak Ernita) .

Meskipun banyak usaha yang telah dilakukan dengan semaksimal mungkin, namun sebagai manusia penulis tidak luput dari kesalahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis sendiri. Terimakasih.

Medan 2016

Penulis


(4)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang...1

1.2Perumusan Masalah...5

1.3Tujuan Penelitian...5

1.4Manfaat Penelitian...6

1 .4 .1 Manfaat Teoritis...6

1.4.2 Manfaat Praktis...6

1.5 . Defenisi Konsep...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Single Mother...9

2.2 Teori Mobilitas Sosial...11

2.3 Faktor - Faktor Yang Pendorong Terjadinya Mobilitas Sosial... ...14

2.4 Dampak Mobilitas Sosial...16

2.5 Penelitian Terdahulu Tetang Mobilitas Sosial...18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...38

3.2 Lokasi Penelitian...40

3.3 Fokus Penelitian...41

3.4 Tehnik Pengumpulan Data...41

3.4.1 Data Primer...41

3.4.1 Data Sekunder...44

3.5 Unit Analisis dan Informan...45

3.5.1 Unit Analisis...45

3.5.2 Informan...46

3.6 Interpretasi Data...47


(5)

BAB IV MOBILITAS KELUARGA IBU TUNGGAL (SINGLE MOTHER) : DARI BURUH TANI KE BURUH TANI

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...50

4.1.1 Sejarah Singkat Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe...50

4.1.2 Kondisi Geografis Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kab. Pakpak Bharat...51

4.1.3 Sarana Prasarana...54

4.1.3.1 Sarana Pendidikan...54

4.1.3.2 Sarana Kesehatan...56

4.1.3.3 Sarana Ibadah...57

4.1.3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Yang di Anut...58

4.1.3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin...59

4.1.3.7 Gambaran Informan Subyek penelitian...60

4.2 Temuan Data...62

4.2.1 Ibu Tunggal Yang Bekerja Sebagai Buruh Tani di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe...62

4.2.2 Anak dari Orangtua Tunggal Yang Sudah Bekerja Sebagai buruh Tani...77

4.2.3 Informan Camat di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe... ...82

4.3 Interpretasi Data Penelitian...84

4.3.1 Keputusan Orangtua Tunggal Bekerja Sebagai Buruh...84

4.3.2 Tanggapan Anak Mengenai Beban Ganda Yang di Pikul Orangtuanya. ...87

4.3.3 Pengalokasian Penghasilan/Pendapatan Ibu Tunggal Yang Bekerja Sebagai Buruh Tani...89

4.3.3 Mobilitas Sosial Pada Keluarga Ibu Tunggal : dari Bekerja Sebagai Buruh Tani di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe ...92

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan...95


(6)

Daftar Pustaka...103 Lampiran...107


Dokumen yang terkait

Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 74 101

Etos Kerja dan Mobilitas Sosial Buruh Tani Etnis Jawa ( Study Kasus: Di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

3 81 123

Dinamika Sistem Hubungan Kerja Antara Pengguna Jasa Dengan Buruh Tani Harian di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

0 46 170

Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Rumah Tangga Wanita Buruh Tani di Kabupaten Karo (Studi Kasus : Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo)

0 42 95

Pola Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian(Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

31 143 163

Analisis Potensi Pengolahan Minyak Nilam Di Kabupaten Pakpak Bharat (Studi Kasus di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan)

0 42 84

Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

5 80 81

Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas Buruh Tani di Desa Sidorejo Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember

0 9 6

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21