Ibu Ratna Mobilitas Sosial Keluarga Ibu Tunggal (Single Mother) : Dari Buruh Tani Ke Buruh Tani di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe

63 keluarga ualng dak bage diri si miskin en, tujuan diri ki sekolaken duka asa boi giam dukak diri kerja pabrik pokokna kerja bagak karena bangendari kidah mala oda tamat SMA jadi kade poda boi jadi penggangguren karena izajah SMA poda lot. mala kerja biuruh pe kessa ia bakune nola mo ni bain iden pe kessa kerja pokokna lot ma giam izajahna leebbe mudah2an nan tah lot kerja lebih baik. Gimanalah mau dibuat nak haruslah terus kerja agar bisa makan dan menyekolahkan anak karena tidak ada lagi suami yang menafkahi kami, saya berniat agar anak bisa meembantu keluarga jangan lah kayak saya yang miskin ini, tujuan saya menyekolahkan anak agar bisa kerja pabrik yang peting kerja yang lebih bagus. karena sekarang kalau tidak tamat SMA jadi penggurenlah karena ijajah SMA pun tidak ada. Kalau pun anak harus kerja bangunan mau gmana lagi mgkin itu pekerjaan yang didapatkannya yang penting dia udah punya izajah dulu mudah- mudahan nanti ada kerjaannya lebih baik..... Setiap hari ibu Mayah harus bekerja agar dapat menafkahi keluarga dan anak - anaknya. Dengan tujuannnya agar anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari pada ibunya Mayah. Pada zaman sekarang sangat susah mencari pekerjaan, bagi seorang yang tidak memiliki pedidikan yang tinggi. Dengan memiliki minimal izajah Sekolah Menengah Atas SMA. Ibu Mayah berharap agar anaknya dapat pekerjaan yang layak. Para ibu tunggal mengharapkan anak – anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak. Sebagai buruh tani, ibu mayah dan anaknya harus dapat mengenalnya. Hal yang terpenting bagi mereka adalah dapat membantu prekonomian keluarga. Ibu Mayah berharap suatu saat nanti anaknya akan mendapatkan pekerjaan yang layak.

2. Ibu Ratna

Ibu Ratna adalah orangtua tunggal yang memiliki satu orang anak dan sekarang sudah bekerja sebagai buruh tani. Ibu ratna menjadi orangtua tunggal sejak 22 tahun yang lalu karena suami meninggal dunia. Sejak itu ibu Ratna memilih bekerja sebagai buruh tani. Untuk menghidupi keluarganya karena sudah menjadi tanggung jawabnya menghidupi anak dan ibunya yang sudah tua. Penghasilan yang didapatkan ibu Ratna Rp 50.000, perharinya. Penghasilan itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dikarenakan tidak setiap hari ada lahan yang harus di garab oleh buruh tani seperti ibu Ratna yang bekerja dilahan Universitas Sumatera Utara 64 pemilik laha. Perlakukan pemilik lahan sendiri sangat baik, dan tidak mmaksa kehendak kepadanya ketika bekerja, selain itu, ibu Ratna memiliki pekerjaan sampingan membuka kedai kopi atau jajanan anak – anak yang di buka setiap hari pekan atau biasa disebut dengan pajak mingguan. Seperti ungkapan Ibu Ratna : bakune mo ni bain we mala oda diri kerja ning mangan kade kami. kerna suami diri pe oda ne lot we, jadi aku terus mo krejo sampai dahari tahan. Tetapi mala nggo nan boi ibantu dukkakku aku pasti oda ne pe kerja aku bagen. Iasa aku berharap dukakku giam boi nggo kerja bagak asa oda ne pela aku kerja gajin letja nai ngo kuakap we. Ngurus sapo deng deket kerja bak ngurus omakku. mau gmana lagi buat nak kalau saya tidak bekerja apa yang kami makan, karena suami saya pun tidak ada lagi, jadi terus lah saya kerja sampai kapan bisa bertahan. Tetapi kalau anak saya nanti sudah bisa di bantu anakku aku tidak akan lagi bekerja sebagi buruh tani karena aku sudah capek nak, bukan hanya itu tetapi ngurus rumah dan ngurus ibuku . . . . . Semua pekerjaan ini dilakukan ibu Ratna semata – mata untuk keluarga dan pendidikan anaknya walaupun akhirnya anak semata wayangnya hanya tamatan SMA Sekolah Menengah Atas saja. Sekarang memilih bekerja sebagai buruh tani di Kabupaten Karo, hal ini di sebabkan karena biaya kuliah yang sangat modal dan ibu Ratna tidak cukup mampu untuk biaya perkuliahan untuk anaknya. Menurut ibu ratna tidak ada pengaruh adat istiadat yang menyebabkannya tidak memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya. Dengan alasan kekurangan ekonomi dan tidak adanya lahan pertanian yang dapat di kelola, seandainya ibu Ratna memiliki lahan pertanian yang dapat di kelola, ia tetap akan mendapatkan hambatan karena tidak memiliki modal yyang cukup untuk mengelolanya. Harapan ibu ratna untuk keluarganya adalah mudah – mudah mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan selalu berkumpul dengan keluarga dan anaknya mendapatkan pekerjaan yang layak agar bisa melanjutkan kehidupannya. Universitas Sumatera Utara 65

3. Ibu Armi

Dokumen yang terkait

Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

6 74 101

Etos Kerja dan Mobilitas Sosial Buruh Tani Etnis Jawa ( Study Kasus: Di Desa Raya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

3 81 123

Dinamika Sistem Hubungan Kerja Antara Pengguna Jasa Dengan Buruh Tani Harian di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

0 46 170

Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Rumah Tangga Wanita Buruh Tani di Kabupaten Karo (Studi Kasus : Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo)

0 42 95

Pola Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian(Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

31 143 163

Analisis Potensi Pengolahan Minyak Nilam Di Kabupaten Pakpak Bharat (Studi Kasus di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Kerajaan)

0 42 84

Prospek Pengembangan Nilam Di Desa Tanjung Meriah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat

5 80 81

Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas Buruh Tani di Desa Sidorejo Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember

0 9 6

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21