70
ku krejoken demi keluargaku deket dukak –dukakku boi sikola deket boi ki raih kade ni cita – citakenna boi giam lebih baik dari pada
orangtuana. Kade pe ku krejoken asalmo dukakku boi sikola”. Sebenarnya sangat berat ku rasakan menjalankan 2 pekerjaan
sekaligus, menyelesaikan rumah tangga dan menyiapkan anak –anak sekolah dan menyiapkan makan siang saya yang sya bawa ke kerjaan,
semua kerjaan itu ku lakukan untuk keluargaku dan anak – anakku bisa sekolah agar mereka bisa meraih cita – citanya dan bisa lebih baik
dari orangtuanya. Apapun ku kerjakan asalkan anakku bisa sekolah. . . . .
6. Ibu Rasidah
Informan ini adalah seorang ibu tunggal yang memiliki 6 orang anak di antaranya 3 orang anak perempuan dan 3 orang anak laki – laki dan 1 orang sudah menikah. Lima orang
anak lainnya yang harus ditangung ibu Rasidah, dimana diantara mereka ada yang sudah bekerja dan penganguran. Selain itu ada juga yang masih mengecam pendidikan. Ibu Rasidah
menjadi ibu tunggal sejak 16 tahun yang lalu karena disebabkan suami meninggal dunia, ibu Rasidah bekerja sejak suami meninggal dunia. Pekerjaan pertama kali pada saat itu adalah
sebagai penyapu dan memberihkan Puskesmas yang ada di desa Tanjung meriah. Gajinya dari hasil menyapu tersebut tidak mencukupi membuat ibu Rasidah memilih berhenti dan
memilih bekerja sebagai buruh tani yang bisa mendapatkan gaji stiap seminggu sekali walaupun penghasilan yang ia dapatkan masih jauh dari kata cukup tetapi ibu Rasidah tetap
senang bekerja sebagai buruh karena memiliki teman untuk berinteraksi di tempat kerja bersama pekerja yang senasib dengan. Ibu memilih pekerjaan ini karena tidak memiliki
pekerjaan lain yang lebih baik untuk seorang ibu tunggal yang tidak berpendidikan. Penghasilan ibu Rasidah sebesar Rp 45.000 rupiah atau jika perminggungnya sekitar Rp
270.000 ribu. Dengan penghasilan tersebut, ia gunakan untuk keperluan dapur dan biaya pendidikan
anak – anak, penghasilan masih kurang cukup dan harus di manfaatkan sebaik mungkin agar keluarganya tidak menghalami kekurangan. Pekerjaan yang lain yang di kerjaan ibu Rasidah
Universitas Sumatera Utara
71
yaitu mengelola lahan yang di tinggal suami. Profesi sebagai buruh tani ibu Rasidah merasa semangat walupun terkadang lelah tetapi harus tetap dijalankan memenuhi kebutuhan anak-
anaknya ia rasakan. Bagi ibu Rasidah pendidikan sangat penting bagi anak – anaknya. Meskipun sebagian anaknya tidak mau bersekolah karena malas dan milih bekerja sebagai
buruh tani. karena pemikiran anaknya, menurut anaknya meskipun seorang sudah mempunyai pendidkan yang tinggi. Tetapi belum tentu menjadi orang sukses, sebab penggangguran
masih banyak ia jumpai. Selain itu, bersekolah juga dapat menghabiskan uang kerna mahalnya biaya pendidikan itu.
Ibu rasidah tidak memasalahkan anaknya yang berkerja sebagai buruh tani, meskipun pendidikan anaknya lebih tinggal dari pada orangtuanya. Karena Ibu Rasidah pekerjaan itu
sangat susah di cari, apalagi hanya tamatan SMA Sekolah Menengah Atas. Harapan ibu Rasidah, agar anak – ananya lebih baik kehidupannya dari pada sekarang yang serba
kekurangan. Jika nanti dia Rasidah sudah wafat anak – anaknya sudah dapat mandiri untuk menjalani kehidupannya.
Seperti ungkapan ibu Rasidah : “kade pe nina we kepeng ma ngo menetukan karina kerna sekola pe dukak we mala lako kerja
susah ma ngo we, apalagi oda lot deking pasti oda dapet krejon kerna bagendari kidah pakek deking ngo we asa boi dapet krejon sesuai.
Tapi i sisi lain aku tetap ki sekolanken dukakku mala oda pe dapet krejon menetap lot giam ilmuna mudah – mudahan boi ianan sukses.”
apapun katanya semua yang menetukan semuanya karena sekolah pun anak itu kalau kerja susah juganya, apalagi oda lot kepengna we
pasti tetapnya tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Tetapi di sisi lain aku tetap menyekolahkan anakku walaupun kerjaannya belum
jelas atau menetap yang penting ada ilmunya mudah – mudahan dia nanti sukses.....
7. Ibu Herti