65
3. Ibu Armi
Ibu Armi adalah seorang ibu tunggal yang memiliki anak 4 orang anak di antaranya 2 orang sudah menikah dan bekerja sebagai buruh dan 2 orang masih mengecam pendidikan di
salah satu universitas negeri di medan. Ibu Armi sudah menjadi janda sejak tahun 1996 yaitu sekitar 19 tahun yang lalu dia ditinggalkan sang suami merantau ke luar kota yang tidak
pernah pulang selama 19 tahun dengan alasan mencari pekerjaan. Ibu Armi bekerja sejak suaminya pergi, pekerjaan yang di dilakukan ibu Armi adalah
bekerja sebagai buruh tani dan mengelola lahan pertanian yang sepeninggalan orangntuanya atau bisa disebut hasil dari warisan yang di tinggal orangtuanya. Menyebabkan Ibu Armi
bekerja sebagai buruh karena tidak memiliki keahlian lain. Sehingga harus melakukan pekerjaannya karena banyaknya kebutuhan keluarga yang harus ia penuhi dan ibu Armi tidak
pernah menyerah untuk bekerja sebagai buruh tani demi keluarga. Ibu Armi berpenghasilan Rp 50.000 perharinya dan penghasilan tersebut belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Seperti kebutuhan dapur dan harus menyimpan uang untuk biaya listrik dan anak setiap perbulannya di rantau orang yang yang masih
mengecap pendidikan. Pada saat ia belum cukup penghasilan yang didapatkan ibu Armi maka ia akan meminjam uang kepada tetangga untuk di kirimkan kepada anaknya. Karena
pendidikan sangat penting bagi ibu Armi dan untuk anak – anaknya sehingga ia harus berusaha memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya. Ibu Armi menyempatkan
mengambil hasil tanaman seperti buah pinang dan mengolahnya setelah pulang kerja hingga malam hari. Kemudian akan di jual untuk menambahi kebutuhan keluarganya. Walaupun
pekerjaan itu sangat sulit tetapi ibu Armi tetap semangat dalam memenuhi kebutuhan keluarga, perlakuan yang di terima ibu Amri sangat baik dan mendapatkan upah sesuai
dengan pekerjaanya.
Universitas Sumatera Utara
66
Seperti Ungkapan ibu Armi : kerja kade pe krejoin i kubahan asal mo dukkakku sekola beli pe aku gaji- gajin i juma deba, kerna
aku nggo menyesal makin oda i aku sekola. Mala masalah krejon barang kade pe krejon dukaku i ku terima asal mo giam mo sesuai
dengan pendidikanna mala jadi buruh pe ia tong ku dukung asalken boi giam ia lot krejon karna aku pe sadar bagendari tamat SMA oda
jadi kade apalagi oda sekola. Harapenku mendahi dukakku mudah – mudahen boi giam mengubah kenggeluhen kami mi lebih bagak
deket membanggaken keluarga, deket iamalken ilmu ni pelajarina selama en i sekola. apapun kerjaan itu akan ku lakukan demi
anakku sekolah, sekalipun kerja harus jadi buruh di ladang orang, aku juga sudah menyesal karena dulu tidak sekolah, kalau masalah
kerjaan tidak masalah apapun kerjaan anakku aku akan terima yang penting sesuai dengan pendidikan walaupun harus buruh itu pun
harus ku dukung asalkan lah ada kerjaannya karena aku juga sadar sekarang tamatan SMA juga tidak jadi apa – apa apalagi tidak
sekolah, harapanku kepada anakku mudah – mudahan dia bisa mengubah kehidupan kami ke hal yang lebih baik dan juga bisa
membanggakan keluarga dan diamalkan pendidikannya . . . . .
Dari penjelasan di atas bahwa perjuangan ibu sangat lah besar untuk anak – anak demi kesuksesan masa depan mereka. Walaupun harus bekerja sebagai buruh tani, karena setiap
ibu sadar jika tidak memiliki pendidikan maka mereka akan sama seperti ibunya, meskipun pada kenyata bahwa pendidikan SMA Sekolah Menengah Atas saja tidak mampu untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak tetapi mereka sadar tidak memiliki biaya yang cukup untuk memberikan pendidikan yang lebih layak ke pada semua anak – anaknya, tetapi mereka
tetap besyukur karena sudah meberikan pendidikan yang lebih tinggi dari pada dirinya sendiri ibu tunggal.
4.Ibu Netti
Informan adalah seorang ibu tunggal yang tinggal di Desa Tanjung Meriah yang memiliki 5 orang anak, 1 orang yang sudah bekerja 4 orang masih mengecam pendidikan.
Ibu Netti sudah menjadi orang tua tunggal sejak tahun 2009 atau sekitar 6 tahun lalu di akibatkan karena suaminya meninggal dunia. Ibu Netti sudah bekerja sejak menikah ikut
serta dalam membantu perekonomian keluarga bersama dengan suaminya. Sebelumnya ibu dari 5 orang anak ini berjualan sayuran, tetapi sekarang sudah mejadi buruh tani sekaligus
Universitas Sumatera Utara
67
berjualan kopi dan Jajanan di rumah sediri yang di buka setiap hari rabu dimana didekat rumah ibu ini dekat dengan pajak mingguan jadi di manfaatkan untuk berjualan kopi. Ibu
Netti memilih bekerja sebagai buruh tani karena tidak mempunyai pekerjaan lain yang bisa mendapatkan penghasilan dalam seminggu atau setiap hari harus bekerja sebagai buruh
karena banyaknya kebutuhan keluarga. Penghasilan atau gaji yang di dapatkan ibu Netti sebesar Rp 50.000, karena sering
lembur sampai pukul 17:30 WIB agar mendapatkan gaji tambahan, meskipun begitu tetap saja tidak cukup untuk biaya kebutuhan keluarga dan keperluan pendidikan anak – anaknya.
Ibu Netti tidak memiliki pekerjaan lain, dan lahan pertanian yang di tinggal suaminya juga tidak ada lagi, dia lebih menimalisir kebutuhan keluarga dan mendahulukan kebutuhan
pokok. Ibu Netti tidak pernah merasa lelah dalam bekerja karena demi kebutuhan anak – anak terpenuhi walaupun hal hasil belum cukup, ibu Netti tetap semangat karena masih ada
pekerjaan yang dapat di kerjakan. Ibu Netti tidak pernah merasa pasrah untuk bekerja tetap semangat demi memenuhi kebutuhan - kebutuhan anaknya. Pemilik lahan yang peduli
terhadap mereka yang bekerja di lahanya dan memberikan gaji tepat waktu, dan pendidikan sangat penting bagi ibu Netti dan anak – anak walaupun hanya tamatan SMA Sekolah
Menengah Atas sudah bersyukur. Seperti ungkapan ibu Netti : mala oda aku kerja we deket
pasrah bakune dukak –dukak deket karina kebutuhanna, mangan sambing pe kateku oda boi kami apalagi sekola dukak we pasti oda lot
we. Aku tong bersyukur we barang bagen pe kerjaku we yang pinting oda minta – minta bana kalak mala boi den ngo ku usahaken deket
kerja mudah – mudahan lot ngo karina na i jalan ni. Kerna dukakku pe ngerti ma bakune keadaan orangtuana ue ma ia membantu
menucci piring deket ki beresken sapo jadi lumayan bangga we bana dukak – dukakku kerna boi mandiri. Kalau saya tidak kerja dan
pasrah gimana anak – anak sama kebutuhan mereka, makan saja pun belum tentu kami makan apalagi sekolah anak pasti tidak ada. Aku
tetap bersyukur walaupun begini kerjaanku yang penting aku tidak minta – minta sama orang jika aku masih bisa berusaha mudah –
mudahan nanti ada jalannya itu semua dan anakku juga mengerti bagaimana keadaan orangtuanya mau juga mereka mebantu menyuci
Universitas Sumatera Utara
68
piring dan membereskan rumah dan aku bangga dengan anak – anakku yang mau mandiri.....
Ibu Netti tetap berusaha akan memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya dengan usaha dan bekerja keras agar anaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
nantinya. Ibu Netti juga senang karena anak juga mengerti terhadap keadaan orangtuanya yang dapat dikatakan miskin dan tidak banyak permintaan selalu giat belajar untuk
membahagiaan ibunya. Pandangan ibu Netti tentang anaknya yang bekerja sebagai buruh tani menurutnya tidak menjadi masalah karena hal ini diakibatkan karena lapangan kerja yang
kurang. Ibu Netti tetap bersyukur karena anaknya dapat bekerja walaupun hanya sebagai buruh tani, mudah – mudahan anaknya yang lain dapat lebih baik pendidikan dari pada yang
kakaknya.
5. Ibu Jem Manik