Sejarah Munculnya Gerakan Singa

Singa sebenarnya bukan hewan asli dari Cina. Keberadaannya di Cina diawali ketika singa dijadikan sebagai hadiah yang diberikan oleh pemimpin negeri lain kepada kaisar pada masa dinasti Han. Dalam Sebuah kitab pada masa dinasti Han akhir 25 SM – 220 M berjudul Kitab Han Akhir Hou Han Shu 侯漢暑 dikatakan bahwa pada tahun 87 M, sekelompok orang yang hidupnya di Asia Tengah yaitu menghadiahkan singa kepada kaisar Han begitu juga dengan Persia. Sejak itulah baru ada singa di Cina. Kabarnya kaisar pada masa itu sangat menyukai singa sehingga singa-singa itu kemudian dipelihara di kebun binatang kerajaan. Walaupun singa bukanlah asli Cina, namun singa sangat dihormati oleh masyarajat Cina. Singa dianggap sebagai hewan yang melambangkan keberuntungan, hewan pemberani yang disegani dan ditakuti oleh hewan-hewan jinak maupun hewan-hewan buas. Ada sebuah catatan di Loyang 咯扬 ibukota pada masa dinasti Han yang mengatakan: 群呀狮子,引导其前 Qun Ya Shizi, Yindao Qi Qian ” yang berarti “dari sekelompok setan, singa mengiring mereka di depan. Jadi pada masa dinasti Han pun singa sudah dikenal sebagai hewan yang berani. Sebagai lambang keberanian dan ketakutan, dahulu gambar singa disulamkan pada jubah-jubah para pejabat militer. Selain dianggap sebagai hewan yang berani, singa juga dianggap sebagai hewan yang suci. Hal ini dibuktikan dengan adanya lukisan atau gambar singa sedang ditunggangi oleh Buddha atau para pendeta Buddha.

5.2.1 Sejarah Munculnya Gerakan Singa

Pada waktu singa muncul pada dinasti Han, gerakan singa belum dikenal di Cina. Universitas Sumatera Utara Setelah masa kedinastiaan Han barulah dikenal gerakan singa di Cina. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan tentang asal mula gerakan singaa di Cina, antara lain: Ada yang mengatakan gerakan singa mulai pada masa dinasti-dinasti utara dan selatan, bahkan ada yang mengatakan bahwa gerakan singa baru ada di Cina pada masa dinasti Tang. Dari dua pendapat mengenai asal mula munculnya gerakan singa di atas. Penulis memilih pendapat pertama yang mengatakan bahwa gerakan singa telah ada di Cina sejak masa dinasti-dinasti utara dan selatan, karena masa dinasti-dinasti utara dan selatan lebih dulu ada daripada masa dinasti Tang. Berdasarkan catatan kitab Song Song Shu 暑 dinasti Song 420-479 pada periode dinasti-dinasti utara dan selatan yang berjumlah 76 gulungan, kaisar Song Wen 文 pada tahun ke 23 pemerintahannya tahun 446 M bulan kelima mengirimkan pasukannya ke negara Champa di bawah pimpinan Zong Que untuk menaklukan negeri itu. Ketika telah tiba di Champa yang mana negeri itu dipimpin oleh kaisar Lin Yi, Zong Que kemudian membagi pasukannya dalam beberapa regu dan menyuruh pasukannya untuk menyusup ke daerah lawan lalu menyerang mereka. Tentara lawan yang mendapat serangan tiba-tiba seperti itu tidak dapat berbuat apa-apa kemudian mundur. Walaupun tentaranya kalah, Lin Yi tidak mau menyerah dan ia ingin membuat pembalasan. Ia lalu mengumpulkan gajah-gajah yang ada di negaranya, setiap tentara menunggangi seekor gajah. Meraka kemudian menyerang Zong Que dan pasukannya. Karena terkejut Zong Que dan pasukannya tidak dapat memberikan perlawanan dan mereka pun lari menyembunyikan diri. Zong Que ingin membalas kekalahannya dan memikirkan cara agar dapat mengalahkan pasukan Lin Yi. Dia lalu teringat akan perkataan Universitas Sumatera Utara bahwa singa adalah hewan yang paling ditakuti oleh hewan-hewan lain dan ia pikir gajah pun mungkin juga akan taku pada singa. Dia lalu memerintahkan anak buahnya untuk membuat singa-singa palsu karena mereka tidak membawa singa. Beberapa malam mereka membuat singa-singa palsu dari kayu dalam jumlah yang besar. Singa-singa palsu itu mempunyai kepala, mulut, dan gigi yang besar serta tubuhynya terbuat dari kain yang diwarnai dengan lima atau enam warna. Setiap singa dipanggul oleh dua orang serdadu, satu di depan dan satu di belakang. Singa-singa dan paara serdadu didalamnya kemudian bersembunyi di dalam semak belukar. Selain membuat singa-singa palsu, Zong Que juga telah membuat jebakan-jebakan yang besar dan dalam di sekeliling daerah pertahanan pasukan Lin Yi. Setelah semua persiapan dirasa cukup, Zong Que dan sebagian pasukannya menyerang daerah pertahanan Lin Yi, ternyata pasukan Lin Yi telah siap sedia. Zong Que dan pasukannya mundur sehinnga pasukan gajah mengejar mereka. Ketika pasukan gajah sedang mengejar tiba-tiba dari dalam semak belukar bermunculan singa-singa palsu. Masing-masing singa dengan kepala dan mulutnya yang besar memperlihatkan gigi-giginya yang besar dan juga memainkan cakar-cakarnya sambil lompat-lompat layaknya singa asli. Gajah-gajah itu sangat terkejut dan ketakutan sehingga mereka lari tunggang-langgang. Para serdadu yang berada di atas gajah berjatuhan dan kemudian mereka ditangkap oleh pasukan singa-singa palsu yang dipimpin Zong Que. Gajah-gajah yang lari ketakutan itu lalu berjatuhan ke dalam perangkap yang telah dipersiapkan oaeh pasukan singa-singa palsu Zong Que. Akhirnya, baik serdadu maupun gajah, semuanya dapat tertangkap hidup-hidup dan Zong Que beserta pasukannya Universitas Sumatera Utara memperoleh kemenangan, sejak itulah gerakan singa di kenal. Gerakan singa yang semula dikenal hanya di bidang militer kemudian menyebar ke tengah-tengah masyarakat. Masyarakat makin yakin bahwa singa sungguh merupakan hewan pemberani dan pembawa keberuntungan. Ada pula cerita rakyat yang berkembang di antara masyarakat suku bangsa Miao yang tinggal di barat daya Cina mengenai asal mula ditarikannya gerakan singa ini pada waktu tahun baru. Di daerah ini terdapat sebuah mitos mengenai tahun baru. Konon, di daerah ini setiap akhir tahun selalu muncul seekor binatang buas yang mengganggu kesejahteraan masyarakat. Masyarakat tidak dapat melawannya sehingga merekan selalu ketakutan menjelang tahun baru. Kemudian datanglah Buddha debgab menunggangi seekor singa mengejar binatang itu. Begitu melihat singa yang ditunggangi Buddha, binatang buas itu langsung melarikan diri dan tidak pernah datang kedaerah itu lagi. Sejak itulah setiap tahun baru masyarakat suku ini membuat singa palsu dan menarikannya dengan maksud untuk menakut-nakuti binantang buas itu, agar tidak datang lagi. Selain itu juga untuk mengucapkan terima kasih atas berkat Buddha, di sana dibuat patung Buddha menunggangi singa sedang mengejar binatang buas yang telah mengganggu kesejahteraan rakyat.

5.2.2 Gerakan Singa