Teori Semiotik Teori Pertunjukkan

dinamika. Satu gerakan utama dari tarian barongsai adalah gerakan singa memakan amplop berisi uang yang disebut dengan istilah “Lay See”. Di atas amplop tersebut biasanya ditempeli dengan sayuran selada air yang melambangkan hadiah bagi sang singa. Proses memakan “Lay See” ini berlangsung sekitar separuh bagian dari seluruh tarian singa

2.3 Landasan Teori

Secara etimologi, teori berasal dari bahasa yunani Theoria yang berarti kebetulan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian. Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk mengkaji maupun menganalisis berbagai fenomena dan juga sebagai rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian di dalam ilmu pengetahuan .

2.3.1 Teori Semiotik

Secara etomologis istilah semiotika berasal dari kata yunani yaitu semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefenisikan sebagai suatu yang berdasarkan konvensi sosial yang terbangun sebelumnya yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai sesuatu hal yang menunjuk adanya hal lain Seto. 2011.8. Universitas Sumatera Utara Secara terminologis semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda Seto. 2011.8

2.3.2 Teori Pertunjukkan

Saat pertunjukan barongsai dimainkan, masyarakat Tionghoa sebagai pemilik kebudayaan sudah pasti akan berkumpul untuk menyaksikannya, mereka berkumpul untuk mengambil makna pertunjukan tersebut, yakni mengusir roh jahat dan kesialan, serta mengundang keberuntungan dan nasib baik. Masyarakat non-Tionghoa pun banyak yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan Barongsai, ini dikarenakan mereka ingin melihat pertunjukan yang sifatnya menghibur mereka. Richard Schechner dalam Sal Murgianto, 1995: 161 mengungkapkan bahwa pertunjukan adalah sebuah proses yang memerlukan waktu dan ruang. Sebuah pertunjukan memiliki bagian awal, tengah, dan akhir. Struktur dasar pertunjukan meliputi: 1 Persiapan bagi pemain maupun penonton, 2 Pementasan, 3 Aftermath, yakni apa-apa saja yang terjadi setelah pertunjukan selesai. Singer dalam Sal Murgianto, 1995:165 menjelaskan bahwa setiap pertunjukan memiliki: 1 Waktu pertunjukan yang terbatas. 2 Awal dan akhir, 3 Acara kegiatan yang terorganisir, 4 Sekelompok pemain, 5 Sekelompok penonton, 6 Tempat pertunjukan, 7 Kesempatan untuk mempertunjukkannya. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seni pertunjukkan barongsai memenuhi setiap syarat seperti yang telah diuraikan sebagai suatu pertunjukan bagi masyarakat Tionghoa.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian