Bahan untuk kostum badan Singa Utara adalah rami, nilon, dan benang. Material-material lain dijahit dan dilapiskan pada kain untuk memberikan kesan bulu dan
rambut singa, kemudian diwarnai dengan warna kuning. Warna kuning ini tidak hanya menggambarkan warna bulu singa saja, namun juga merupakan simbol warna Kekaisaran,
karena pada awal mula kemunculannya pertunjukan Singa Utara hanya ditampilkan di kalangan kerajaan. Bagian kepala Singa Utara awalnya terbuat dari kayu, namun
kemudian digantikan oleh bahan yang lebih ringan, yaitu bambu atau rotan kemudian dilapisi dengan kertas. Nantinya pertunjukan Singa Utara ini dapat dikenal oleh seluruh
dunia akibat jasa para pemain Tim Opera atau Tim Kesenian Akrobat Cina yang selalu mengikutsertakan pertunjukan Singa Utara dalam setiap pertunjukan mereka ketika
melakukan perjalanan keliling dunia.
2. Singa Selatan
Jenis yang kedua adalah jenis yang paling populer, yakni Singa Selatan. Dua singa yang terkenal dari jenis Singa Selatan ini adalah Singa Fat SanFo Shan 佛山 dan
Singa Hok SanHe Shan 鹤山, dinamakan demikian berdasarkan daerah keduanya diciptakan. Sebenarnya terdapat ada lagi jenis singa yang lain, namun dikarenakan
kebanyakan orang Tionghoa beremigrasi dari Provinsi Guangdong Kwangtung – 廣東
省 maka hanya kedua jenis ini lah yang dikenal di luar Cina. Kedua jenis singa ini biasa ditampilkan oleh tim kung-fu dan para praktisi kung-fu pada suatu ketika menyebut
pertunjukan Singa Selatan sebagai “tarian yang istimewa” karena berdasarkan fakta bahwa singa adalah simbol keagungan. Tiap wihara ataupun asosiasi yang memiliki
timnya sendiri akan memanggil seorang gurumaster Tari Barongsai untuk mengajar
Universitas Sumatera Utara
bibit-bibit muda dapat menampilkannya pada perayaan-perayaan hari besar ataupun kegiatan lainnya, sembari mengajar tentang gerakannya, tugas dari sang master ini adalah
mengajarkan tentang kebudayaan Tionghoa. Adapun bentuk singa selatan tidak menyerupai anjing pug, melainkan menyerupai
singa pada umumnya. Hanya saja dengan imajinasi masyarakat Tionghoa yang memberi berbagai warna cerah contohnya merah pada bentuk rupa singa selatan, ini dikarenakan
dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa warna merah
6
adalah warna keberuntungan bagi mereka.
Gambar 1.3 Singa Utara
Sumber: www.google.com
Gerakan-gerakan yang terdapat pada Singa Utara adalah gerakan-gerakan binatang. Ketika menirukan gerakan binatang, sebagian besar praktisi akan meniru gerakan kucing.
Bahkan ada beberapa pelatih yang mewajibkan murid-murid mereka untuk mempelajari
6
Warga Tionghoa identik dengan warna merah, terbukti setiap peringatan imlek selalu didominasi dengan warna merah. Mulai dari dekorasi rumah, lampion hingga kertas angpao semuanya serba merah. Warna merah atau yang dalam bahasa
Cina disebut dengan hong memang sudah menjadi pilihan utama masyarakat Cina sejak dahulu kala. Filosofi warna merah adalah menggambarkan keadaan yang terang dan ceria dalam kehidupan masyarakat Cina itu sendiri. Warna merah juga
melambangkan kemakmuran, semangat hidup dan keberuntungan. Dalam budaya Cina, merah berhubungan dengan lima elemen utama, arah dan empat musim. Merah dikaitkan dengan musim panas, api dan arah Selatan.
Sumber:www.google.com
Universitas Sumatera Utara
gerakan kucing terlebih dahulu sebelum mereka diajari gerakan tarian singa. Cara ini biasa dilakukan oleh mereka yang beraliran Singa Hok San. Pemilihan jenis singa apa
yang akan dipakai oleh sebuah sekolah atau asosiasi tergantung pada aliran Kung Fu apa yang mereka anut. Sebagai contoh, penganut aliran Kung Fu Hung Gar biasanya
meggunakan Singa Fat San, sementara penganut aliran Choy Li Fut dan Bangau Putih akan menggunakan Singa Hok San. Perlu dicatat bahwa ini adalah keputusan yang
general dan bukan sebuah keputusan baku yang harus selalu diikuti. Di negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Taiwan, jenis Singa Hok San lebih sering
ditampilkan, sementara di negara-negara seperti Hong Kong, Amerika Serikat, dan Kanada, jenis Singa Fat San lah yang sering ditampilkan.
5.1.2 Mitos Barongsai