Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

commit to user 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Skid resistance pada permukaan perkerasan jalan merupakan kondisi ketahanan antara permukaan jalan dengan ban sehingga kendaraan tidak tergelincir, pada saat permukaan basah maupun kering. Hasil pengukuran skid resistance pada permukaan jalan sudah pernah dilakukan dengan menggunakan Wessex Tester selip Wessex Skid Tester oleh Suwardo 2003. Analisis statistik dibuat untuk mengevaluasi tingkat ketahanan tergelincir pada perkerasan jalan dengan membandingkan tingkat ketahanan selip di antara tiga jenis struktur perkerasan jalan pada beberapa lokasi pengukuran. Tiga jenis pengukuran tersebut dilakukan di Yogyakarta, yaitu pengukuran pada aspal beton AC di Jalan Kaliurang, blok beton concrete block di Jalan Teknika Selatan sampai Jalan Kesehatan, dan pengukuran pada HRS Hot Roller Sheet di Jalan Yacaranda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketahanan selip aspal beton, blok beton dan HRS berturut-turut adalah 45,29 standar deviasi 3,55, 48,18 standar deviasi 3,57, dan 60,05 standar deviasi 6,66. Hal itu mengindikasikan bahwa jenis lapis perkerasan beton aspal AC mempunyai nilai kekesatan paling rendah dibandingkan blok beton concrete block dan HRS. Kekesatan perkerasan AC lebih rendah karena memiliki tekstur permukaan yang lebih halus dibandingkan perkerasan concrete block. Permukaan halus memiliki kenyamanan yang tinggi bagi kendaraan tetapi bila licin akan mudah menimbulkan selip bagi kendaraan yang permukaan bannya sudah halus. Permukaan concrete block memiliki tekstur lebih kasar sehingga kekesatan tinggi, akibatnya pola profil permukaan ban kendaraan lebih cepat aus dan kenyamanannya rendah bagi kendaraan, berbeda sebaliknya dengan perkerasan beton aspal, Secara umum lapis perkerasan lentur 6 commit to user 7 campuran beraspal memiliki permukaan lebih halus daripada perkerasan kaku beton semen, termasuk concrete block sehingga kekesatan perkerasan lentur lebih rendah daripada perkerasan kaku. Perkerasan HRS campuran beraspal bergradasi seragam pada Jalan Yacaranda memiliki kekesatan lebih tinggi daripada concrete block. Hal ini terjadi karena pada waktu dilakukan pengamatan dan pengukuran kondisi perkerasan di Jalan Yacaranda mengalami kerusakan ringan yang tersebar sepanjang ruas jalan serta banyak tambalan dan tidak rata sehingga akan berbeda pengukuran apabila jalan tersebut sudah dilakukan penambahan tebal lapis perkerasan overlay karena permukaan akan lebih rata dan halus. Pola distribusi besarnya suhu udara dan suhu permukaan sepanjang ruas pengukuran menunjukkan bahwa pada perkerasan lentur bila suhu udara dan suhu permukaan turun maka angka kekesatannya meningkat. Kekesatan perkerasan kaku beton semen, termasuk concrete block berbeda dengan perkerasan lentur dikarenakan sifat beton semen tidak secara langsung berubah sifat fisiknya akibat perubahan suhu. Permukaan beton semen yang kering dan bersih mempunyai kekesatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan beton semen yang basah, yang mudah berlumut dan bersifat licin Suwardo, 2003. Penelitian terhadap terhadap ketiga permukaan perkerasan yaitu, AC, HRS dan concrete block seperti yang telah dilakukan oleh suwardo belum memperhatikan usia permukaan perkerasan jalan atau lama pelayanan jalan, semenjak perkerasan tersebut selesai dibangun, kondisi pergerakan volume lalu-lintas serta perkiraan terhadap berat beban yang melintas pada ruas jalan tersebut. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dibeberapa Negara Bagian Ohio bahwa nilai kekesatan permukaan akan menurun seiring dengan meningkatnya suhu permukaan perkerasan Bazlamit, 2005. Skid resistance dipengaruhi oleh beberapa faktor disamping suhu permukaan perkerasan, kondisi permukaan perkerasan jalan, permukaan jalan yang licin saat hujan. Hilangnya skid resistance menjadi perhatian besar bagi otoritas keselamatan di jalan. Beberapa statistik menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan meningkat hingga dua kali lipat selama kondisi hujan, jalan dengan skid resistance rendah akan mempengaruhi kemampuan pengemudi untuk mengendalikan kendaraannya, disamping commit to user 8 memeperpanjang jarak pengereman, skid resistance yang lebih rendah mengurangi skid steering controllability, yang berarti bahwa pengemudi perlu mengubah kebiasaan mengemudi mereka ketika menghadapi kondisi berkendara basah. Skid resistance juga dipengaruhi oleh bahan konstruksi perkerasan, kekasaran perkerasan dan kondisi permukaan. Sejauh kondisi permukaan bagus, daya gelincir akan bekerja pada skid resistance permukaan perkerasan basah yang berhubungan dengan efek dari keberadaan air hujan sebagai pelumas antara roda dan permukaan. Faktor yang berpengaruh pada skid resistance akan berbeda pada setiap lokasi pengamatan pengujian. Kecepatan kendaraan, jenis kendaraan, kepadatan lalu lintas, lingkungan sekitarnya, pemeliharaan kendaraan dan lainya. Perihal lain yang juga berpengaruh, dimana pada suatu daerah terdapat curah hujan yang tinggi, angka kecelakaan akibat tergelincir atau selip juga akan tinggi, hal ini menunjukan bahwa dengan adanya keberadaan air pada permukaan jalan secara kontinyu akan menghilangkan skid resistance pada sebuah permukaan Tyfour, 2009. Polishing dari batuan sebagai bahan jalan merupakan faktor utama dalam mempertahankan Skid Resistance, karena alasan ini permukaan jalan memainkan peran penting dalam pemeliharaan keselamatan lalu lintas, pemeliharaan jalan serta pembangunan jalan. Informasi tentang kekasaran serta analisis kerusakan jalan sangat penting untuk mendiagnosis pada perencanaan pemeliharaan jalan yang tepat. Ban adalah elemen kontak antara mobil dan permukaan perkerasan jalan, gesekan antara perkerasan jalan dan permukaan ban menjadikan sesuatu yang penting untuk keamanan lalu lintas. Daerah gesekan antara ban dan permukaan jalan, dapat diperkuat oleh kekasaran permukaan jalan serta tapak geometri ban Liu,et all 2004 Kekasaran permukaan jalan seperti geometri permukaan jalan, puncak dan lembah dari profil permukaan adalah salah satu sifat permukaan perkerasan yang relevan, yang merupakan proyek dasar sebuah jalan. Tekstur permukaan jalan memiliki pengaruh yang relevan pada perilaku sambungan gesek permukaan ban dengan adanya transfer kekuatan melalui gesekan. Sambungan gesek yang baik mengarah ke peningkatan pengendalian kendaraan, dengan demikian meningkatkan keamanan lalu- lintas dengan memperpendek jarak pengereman. Pengaruh kekasaran permukaan commit to user 9 perkerasan dan material jalan di pegang antara karet dan jalan disebut pegangan grip. Dalam struktur jalan, pegangan perkerasan Pavement Grip mendefinisikan transmisi tenaga antara ban dan jalan basah Stimolo, 2003. Tahanan gelincir dalam desain perkerasan jalan aspal, adalah salah satu yang dijadikan dasar untuk pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa sebuah agregat memiliki ketahanan gesek dan ketahanan yang dibutuhkan untuk polishing roda kendaraan, serta untuk menentukan kedalaman minimum tekstur permukaan perkerasan, yang digunakan untuk menyediakan drainase permukaan perkerasan yang memadai, sehingga jalan aman untuk dilalui pada kondisi basah Fwa,et all 2003. Skid resistance memainkan peran penting dalam perancangan program desain permukaan perkerasan, Tanpa skid resistance cukup, gesekan antara permukaan ban kendaraan dan permukaan perkerasan basah tidak dapat di antisipasi lagi, sehingga menyebabkan hydroplaning. Ketika hydroplanes ban kendaraan tidak lagi di bawah kontrol pengemudi dan situasi seperti ini dapat mengakibatkan kecelakaan. Meskipun berbagai faktor, seperti kualitas ban dan keterampilan pengemudi juga dapat mempengaruhi potensi untuk kendaraan selip, responsibility dari suatu perencanaan untuk memastikan bahwa skid resistance dapat dipertahankan pada tingkat yang memadai selama umur rencana perkerasan jalan Thomas, 2001.

2.2. Landasan Teori