commit to user
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada ruas jalan kota di wilayah Kabupaten Cilacap dan Laboratorium PT Hutama Prima selaku podusen slurry seal di Kabupaten Cilacap.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan memperhatikan bahwa penanganan pemeliharaan jalan di Kabupten Cilacap telah banyak menggunakan slurry seal, namun selama ini
belum terlihat jelas yang mengarah kepada manfaat, keuntungan ataupun kerugian yang berkaitan dengan sifat karakteristik bahan untuk perawatan permukaan jalan yang
berhubungan dengan tahanan kekesatan skid resistance permukaan sebagai pencegah selip ban pada jalan raya.
Selain itu pemilihan lokasi di Kabupaten Cilacap didasari oleh keinginan penulis sebagai putra daerah untuk memberikan sumbangsih kepada Pemerintah Kabupaten
Cilacap khususnya Dinas Pekerjaan Umum sehubungan dengan teknik rehabilitasi dan pemeliharaan jalan di Kabupaten Cilacap.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
3.2.1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan dengan cara melaksanakan survei langsung di lapangan dengan perhitungan, pertimbangan data berdasarkan data
sekunder. Data primer yang diperoleh yaitu meliputi data aplikasi slurry seal pada ruas jalan kota kabupaten cilacap dan daerah sekitarnya yang mendukung, data uji
laboratorium, data uji lapangan serta data survey kondisi perawatan permukaan perkerasan.
31
commit to user
32
Pengumpulan data primer dilakukan pada ruas jalan yang dipilih berdasarkan tahun, jenis dan pola penanganan. Jenis penanganan dikelompokkan atas perawatan
permukaan perkerasan surface treatment yang menggunakan slurry seal.
3.2.2. Data Sekunder
Data berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi berwenang yaitu
meliputi data pembangunan jalan dengan slurry seal, jobmix standart perawatan perkerasan jalan
dengan slury seal, lalu lintas harian rata-rata LHR. Pengumpulan data sekunder dilakukan di Seksi Pemeliharaan Jalan, Bidang Bina
Marga, Dinas Pekerjaan Umum yang selama ini bertanggung jawab dalam kegiatan pemeliharaan jalan di Kabupaten Cilacap, beserta dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap
yang bertanggung jawab memonitoring jumlah, jenis dan volume pergerakan lalu-lintas yang terjadi pada seluruh ruas jalan di Kabupaten Cilacap serta data komposisi
campuran Laboratorium dari PT Hutama Prima Cilacap. Data tersebut di rekap dan ditampilkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rekapitulasi Sumber Data dan Jenis Data Sekunder Berdasarkan Referensi
No. Jenis Data
Sumber Data Kegunaan Data
1. Data Spesifikasi
khusus slurry seal Anonim, 2008a;
2010a
a. Jobmix standart
persyaratan Direktorat Jenderal
Bina marga Kementrian Pekerjaan
Umum Persyaratan penggunaan jobmix
standart slurry seal sesuai spesifikasi Kuhus interimSKh.1-6.7
b. Job mix standart
aplikasi slurry Seal PT.Hutama Prima
Cilacap Mengetahui karakteristik serta
kandungan slurry seal dengan kekesatan yang dihasilkan.
c. Komposisi bahan
pembuat Slurry seal PT. Hutama Prima
Cilacap Identifikasi komposisi pembuat slurry
sebagai acuan pembuatan benda uji modifikasi.
2. Data Kondisi dan
Inventarisai Jalan Anonim, 2006; 2010
commit to user
33
Tabel 3.1. Rekapitulasi Sumber Data dan Jenis Data Sekunder Berdasarkan Referensi
lanjutan
No. Jenis Data
Sumber Data Kegunaan Data
2. a.
Data Kondisi Pembangunan jalan
dengan slurry seal Bidang Bina Marga
Dinas Pekerjaan Umum Kab. Cilacap
Identifikasi pembangunan slurry berdasarkan tahun
b. Data LHR ruas
perkotaan Bina Marga Propinsi
Jawa Tengah UPT Cilacap.
Analisis terhdap kekesatan dalam hubungannya dengan pergerakan
volume lalulintas
3.3. Teknik Analisis Data
Secara garis besar langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan berdasarkan jenis data yang ada adalah:
a. Berdasarkan data dari hasil uji kekesatan, baik yang dilakukan dilapangan maupun di laboratorium kemudian dilakukan penilaian dan dan analisis yang terakait dengan
hasil pengujian kondisi permukaan perkerasan jalan, b. Merumuskan daya ketahanan geser atau skid resistance terhadap slurry seal serta
factor-aktor yang berpengaruh terhadap perbedaan yang didapat pada nilai kekesatan pada masing ruas jalan.
Hasil analisis statistic, kenormalan data, nilai rentang, rata-rata dan deviasi standar disusun dalam tabel dan grafik kemudian dilakukan evaluasi dan
pembahasan untuk diambil kesimpulan.
3.4. Pengujian Laboratorium Dan Pengujian Lapangan
3.4.1. Alat Pengujian
Alat-alat yang akan dipergunakan dalam penelitian antara lain: a. Alat Penguji Kekesatan BPT British Pendulum Tester.
Alat diperoleh dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Jalan Dan Jembatan Kementrian Pekerjaan Umum, Laboratorium Bahan dan Perkerasan Jalan
Raya. British Pendulum Tester atau Portable Skid Resistance Tester telah diakui British Standard untuk pengukuran perlawanan slip atau ketahanan kekesatan Skid Resistance.
BPT telah terbukti dapat memberikan korelasi yang baik antara pembacaan pengukuran
commit to user
34
dan kelicinan jalan dalam hubungannya dengan insiden kecelakaan tergelincirnya sebuah kendaraan atau terjadinya selip pada kendaraan akibat kelicinan permukaan
jalanAnonim, 2005. b. Alat-alat pendukung lain yang dibutuhkan seperti :
1 Mistar tipis berskala untuk mengukur bidang kontak yang akan diuji antara 124 mm – 127 mm untuk permukaan uji datar,75 mm – 78 mm untuk benda uji
lengkung, sesuai persyaratan 2 Termometer permukaan dengan kapasitas 1°c - 60°c
3 Peralatan lainya seperti tempat air, termometer suhu, dan kuas
3.4.2. Benda uji
a. Di lapangan Benda uji berupa permukaan perkerasan slurry seal, serta yang akan diuji di
lapangan harus bebas dari butiran-butiran lepas dan disiram dengan air bersih. Peralatan untuk benda uji yang posisinya tidak mendatar atau tanjakan atau turunan, dapat
disiapkan sehingga mendatar dengan mengatur sekrup sehingga kepala bandul menyesuaikan kedudukannya dengan bebas di atas permukaan.
b. Di Laboratorium Panel uji harus bersih dan bebas dari butiran-butiran lepas serta cukup kokoh
sehingga tidak bergerak akibat beban bandul yang diayunkan. Contoh uji laboratorium harus mempunyai bidang permukaan uji paling sedikit berukuran 89 mm x 152 mm.
c. Jumlah Benda Uji Untuk mendapatkan hasil penelitian dibutuhkan benda uji kondisi existing
sebanyak 3 tiga buah.
3.4.3. Prosedur Pembuatan Benda Uji Di Laboratorium
Prosedur pembuatan benda uji mengikuti standart pembuatan benda uji yang telah disyaratkan dalam Pedoman Perencanaan Bubur Aspal Emulsi No.
026TBM1999, dan telah dipakai dalam pembuatan benda uji slurry seal untuk digunakan di Cilacap, dengan langkah-langkah yang terangkum dalam diagram alir pada
Gambar 3.1 dan 3.2
commit to user
35
3.4.4. Prosedur Pengujian
a. Posisi mendatar Letakkan alat uji perlahan-lahan di atas lokasi titik yang akan diuji dengan cara
mengatur posisi mendatar alat uji secara tepat atau memutar ketiga baut pengatur Gambar 3.1 Diagram Alir Persiapan
Pembuatan Benda Uji Gambar 3.2 Diagram Alir
Pelaksanaan Pembuatan Benda Uji
commit to user
36
mendatar Gambar 3.3, keterangan No. 7 dan No. 13, sampai posisi gelembung air pada alat ukur penyipat datar water pass berada di tengah-tengah.
b. Pengaturan angka nol 1 Tetapkan batang pendulum atau batang penguji pada posisi belum diturunkan.
2 Turunkan batang pendulum secara hati-hati dengan mengendorkan tombol pengunci naik-turun Gambar 3.3 keterangan No. 8 yang ada di belakang titik
pusat pendulum, dan putar baut pengatur naik-turun Gambar 3.1 keterangan No. 10, sehingga bila bandul diayunkan dapat meluncur bebas pada permukaan yang
akan diuji. 3 Biarkan peluncur karet menggantung bebas pada permukaan yang diuji.
4 Kencangkan tombol pengunci Gambar 3.3 keterangan No. 8. 5 Tempatkan batang pendulum pada posisi terkunci dan siap untuk diluncurkan,
dan putar jarum penunjuk skala ukur berlawanan arah jarum jam sampai menyentuh sekrup pembatas pada batang pendulum.
6 Tekan tombol pelepas bandul Gambar 3.3 keterangan No. 2 sehingga batang pendulum terayun bebas dan segera tangkap kembali saat berayun berbalik ke
arah yang berlawanan. Catat angka yang tertera pada skala ukur Gambar 3.3 keterangan No. 1 yang ditunjuk oleh jarum penunjuk.
7 Jika pembacaan belum menunjukkan angka nol, kendorkan tombol pengunci naik-turun. Gambar 3.3 keterangan No. 8 dan stel baut pengatur naik-turun
Gambar 3.3 keterangan No. 10, ke atas atau ke bawah. 8 Ulangi kembali Butir 5 sampai dengan Butir 7 di atas sehingga jarum
pembacaan menunjukkan angka nol pada skala ukur Gambar 3.3 keterangan No. 1.
9 Jika pada butir 8 sudah beberapa kali dilakukan namun belum dapat mencapai angka nol maka carilah nilai konstan yang sering muncul dan catatlah sebagai
koreksi pengurangan. c. Pengaturan panjang bidang kontak karet peluncur
1 Persiapan
commit to user
37
a Dalam keadaan posisi batang pendulum menggantung bebas, selipkan pelat pembatas spacer di bawah peluncur karet dengan cara mengangkat handel
alat. b Turunkan bandul peluncur sehingga tepi karet peluncur hanya menyentuh
permukaan yang akan diuji. c Kencangkan baut pengunci naik-turun Gambar 3.3 keterangan No. 8, angkat
handel alat dan singkirkan pelat pembatas. 2 Pengukuran panjang bidang kontak
a Angkat handel alat dan gerakan batang pendulum ke kanan, turunkan bandul peluncur dan gerakan batang pendulum pelan-pelan ke kiri sehingga karet
peluncur menyentuh permukaan uji. b Tempatkan mistar pengukur panjang bidang kontak di sebelah karet peluncur
sejajar arah gerakan bandul pendulum untuk memeriksa panjang bidang kontak.
c Angkat karet peluncur dengan mengangkat handel alat, dan gerakan ke kiri, kemudian turunkan pelan-pelan sampai tepi karet peluncur berhenti pada
permukaan uji. d Jika panjang bidang kontak belum mencapai antara 124 mm dan 127 mm
untuk pengujian permukaan yang datar, atau antara 75 mm dan 78 mm untuk benda uji lengkung, atur baut pengatur datar bagian depan Gambar 3.3
keterangan No. 7. Panjang bidang kontak dapat pula diatur dengan meninggikan atau merendahkan batang pendulum dengan mengatur baut
pengatur naik-turun Gambar 3.3 keterangan No. 10. e Jika kedudukan alat uji bergeser dan tidak mendatar akibat pengaturan
tersebut di atas, maka ulangi sesuai dengan Butir 8.1 dan 8.2. f Angkat batang pendulum pada posisi siap diluncurkan, putar jarum penunjuk
pada posisi menyentuh sekrup pembatas batang pendulum, dan alat siap untuk digunakan.
Bagian-bagian pada alat British Pendulum Tester yang dipaparkan diatas akan ditampilkan pada gambar 3.3.
commit to user
38
3 ..
Pemasangan Per Klip a Selama peluncuran bandul harus dilakukan dengan hati-hati, sehingga
peluncuran sejajar dengan permukaan yang diuji dan tidak miring agar karet peluncur tidak hanya menyentuh salah satu sisi bidang kontak. Bila terpasang
miring, maka data yang diperoleh memberikan indikasi pembacaan BPN yang keliru. Untuk mengurangi masalah ini dapat dilakukan dengan cara menyelipkan
per klip kecil pada slot sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3.4. Per klip tersebut akan tetap diam pada pelat punggung peluncur.
Keterangan gambar: Gambar 3.3 Bagian-Bagian Peralatan Pada
British Pendulum Tester BPT
1 Piringan skala ukur 2 Tombol pelepas bandul
3 Lingkaran skala kekesatan 4 Pengunci bandul
5 Baut diameter 0,95 cm 6 Pegangan penangkap
8 Baut pengunci naik-turun 9 Pegangan untuk pengangkat alat
10 Baut pengatur naik-turun 11 Pengunci sepatu peluncur
12 Karet peluncur untuk koefisien kekesatan
commit to user
39
3.5 Bagan Alir Penelitian
Secara umum proses penelitian yang akan dilakukan direncanakan dengan memperhatikan dasar-dasar teori serta refensi yang digunakan sebagi acuan, didesain
sedemikian rupa dengan mengikuti bagan alir flowchart seperti ditunjukkan pada gambar 3.3 di bawah ini.
Gambar 3.4. Per klip dan per untuk mengatur peluncur karet
commit to user
40
Gambar 3.5. Bagan Alir Penelitian Mulai
Analisa hasil Uji Kekesatan
Modifikasi komposisi Job mix Slurry Seal
Pemilihan Lokasi Penelitian
Uji Kekesatan Hasil Uji
Laboratorium SS
Hasil Uji Lapangan
- Data LHR - Data Pembangunan
Jalan Studi Referensi
Daftar Pustaka
Komposisi bahan Pembentuk
SlurryJMF
Sample Uji Lapangan
Slurry Seal dengan Skid Resistance Tinggi
55 BPN
Selesai Sample Uji
Laboratorium Standar Dan Modifikasi
Tidak
Ya
commit to user
41
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Penggunaan Slurry Seal
Penggunaan slurry seal sebagai lapis penutup permukaan, pada perkerasan jalan di Kota Cilacap sudah dimulai sejak tahun 2003, hampir seluruh ruas permukaan
jalan kota sudah terlapisi dengan slurry seal, hal tersebut dikarenakan struktur jalan perkotaan rata-rata sudah cukup stabil, kuat, kondisi baik dengan sedikit kerusakan,
sehingga perkerasan hanya membutuhkan perawatan permukaan saja. Dalam umur pelayanan slurry seal mampu bertahan hingga 3 tahun.
Penulisan ini akan menganalisis mengenai kekesatan Slurry seal yang di bangun dari mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. Ruas jalan yang dilapisi menggunakan
slurry seal di Kabupaten Cilacap ditampilkan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pemakaian Slurry seal diKabupaten Cilacap.
No. Nama Ruas
Tahun Pembangunan
Panjang Ruas dibangun Slurry seal
1. Jalan Perintis Kemerdekaan
2007 ± 2250 m
2. Jalan S.Parman
2007 ± 1100 m
3. Jalan Suprapto
2007 ± 1200 m
4. Jalan Katamso
2007 ± 1000 m
5. Jalan Sudirman
2007 ± 2550 m
6. Jalan Ahmad Yani
2008 ± 2000 m
7. Jalan Sutoyo
2008 ± 750 m
8. Jalan Tidar
2008 ± 900 m
9. Jalan RE Martadinata
2009 ± 1850 m
10. Jalan Sugiyono
2009 ± 1450 m
11. Jalan Kauman
2009 ± 1000 m
12. Jalan P.Tendean
2009 ± 750 m
13. Jalan Juanda
2010 ± 1350 m
14. Jalan Gatot Subroto
2010 ± 4100 m
Sumber : Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Cilacap
41