commit to user
41
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Penggunaan Slurry Seal
Penggunaan slurry seal sebagai lapis penutup permukaan, pada perkerasan jalan di Kota Cilacap sudah dimulai sejak tahun 2003, hampir seluruh ruas permukaan
jalan kota sudah terlapisi dengan slurry seal, hal tersebut dikarenakan struktur jalan perkotaan rata-rata sudah cukup stabil, kuat, kondisi baik dengan sedikit kerusakan,
sehingga perkerasan hanya membutuhkan perawatan permukaan saja. Dalam umur pelayanan slurry seal mampu bertahan hingga 3 tahun.
Penulisan ini akan menganalisis mengenai kekesatan Slurry seal yang di bangun dari mulai tahun 2007 hingga tahun 2010. Ruas jalan yang dilapisi menggunakan
slurry seal di Kabupaten Cilacap ditampilkan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pemakaian Slurry seal diKabupaten Cilacap.
No. Nama Ruas
Tahun Pembangunan
Panjang Ruas dibangun Slurry seal
1. Jalan Perintis Kemerdekaan
2007 ± 2250 m
2. Jalan S.Parman
2007 ± 1100 m
3. Jalan Suprapto
2007 ± 1200 m
4. Jalan Katamso
2007 ± 1000 m
5. Jalan Sudirman
2007 ± 2550 m
6. Jalan Ahmad Yani
2008 ± 2000 m
7. Jalan Sutoyo
2008 ± 750 m
8. Jalan Tidar
2008 ± 900 m
9. Jalan RE Martadinata
2009 ± 1850 m
10. Jalan Sugiyono
2009 ± 1450 m
11. Jalan Kauman
2009 ± 1000 m
12. Jalan P.Tendean
2009 ± 750 m
13. Jalan Juanda
2010 ± 1350 m
14. Jalan Gatot Subroto
2010 ± 4100 m
Sumber : Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Cilacap
41
commit to user
42
4.1.2 Data Beban Lalu Lintas
Kabupaten Cilacap adalah merupakan kota industri dengan beberapa kegiatan industri besar berskala nasional, seperti industri Semen Holcim, Pertamina, Pembangkit
Listrik Tenaga Uap dan lain-lain, sehingga rutinitas arus kendaraan yang melintas pada ruas jalan perkotaan cukup ramai. Arus pergerakan kendaraan didominasi oleh jenis
kendaraan bermotor roda dua yang digunakan oleh para karyawan serta buruh pabrik. Jenis kendaraan berat seperti bus besar dan truk sampai ke trailer hanya melintas pada
ruas-ruas jalan tertentu yang diperbolehkan. Penggunaan data LHR untuk menghitung beban lalu-lintas diperoleh dari Dinas
Bina Marga Propinsi Jawa Tengah adalah data survey LHR pada tahun 2006, untuk menentukan LHR pada tahun berikutnya dihitung menggunakan tingkat pertumbuhan
ekonomi pertahun, karena data pertumbuhan kendaraan pertahun di Kabupaten Cilacap tidak ditemukan, Pertumbuhan ekonomi cilacap pertahun sebesar 4 Juhrotul, 2010.
Sehingga diasumsikan untuk pertumbuhan kendaraan sebesar maksimal 4 pertahun. Volume lalu-lintas digunakan untuk mengukur beban gandar perhari, yang akan
dihubungkan dengan nilai kekesatan yang diperoleh. Perhitungan Faktor Ekivalen Beban Gandar Standar Komulatif adalah sebagai berikut:
Kendaraan ringan 2 ton 1 + 1 = 10 KN53KN + 0,0002 = 0,00015
Bus Besar 8 Ton 3+5 = 30 KN53KN + 0,134 = 0,237
Truck 2 as 13 Ton 5+8 = 50 KN53KN + 0,903 = 1,695
Truck 3 as 20 Ton 6+7.7 = 60 KN53KN + 0,693 = 2,335
Truck Trailer 40 Ton 6+7.7+2,335 = 60 KN53KN +0,693+2,335 = 4,868
Melalui data LHR didapatkan jenis-jenis kendaraan yang melintas pada sebuah ruas jalan, kemudian dari jenis kendaraan yang ada dijumlahkan menurut bebannya dan
kemudian dikalikan dengan faktor ekuivalen tersebut diatas sehingga didapatkan beban gandar standar untuk lajur rencana perhari W18 perhari. Data LHR ditampilkan dalam
format lampiran pada penulisan ini. Jumlah beban gandar yang melintas pada masing- masing ruas menurut data LHR adalah sebagai contoh berikut:
4 4
4 4
4
commit to user
43
Jalan Martadinata : Kendaraan ringan 2 ton dikelompokan dari Sedan, Station Wagon, mini bus, mikro bus
dan mobil hantaran pick Up Kendaraan ringan 2 ton 1 + 1x Jumlah
= 0,00015 x 2242 = 0.3363
Bus Besar 8 Ton 3+5x Jumlah = 0,237
x 12 = 2.884
Truck 2 as 13 Ton 5+8x Jumlah = 1,695
x 114 = 193.23
Truck 3 as 20 Ton 6+7.7x Jumlah = 2,335
x 172 = 401.62
Truck Trailer 40 Ton 6+7.7+2,335x Jumlah = 4,868
x 76 = 369.968
Jumlah Total Untuk W18 perhari = 971,025
Kemudian untuk mencari hasil perbulan 30 hari dikalikan dengan 30, sehingga didapatkan :
= 971,025 x 30 = 29.130,-
Karena LHR yang didapat adalah tahun 2006 maka dikalikan lagi dengan pertumbuhan laju kendaraan pertahun sebesar 4, dari hasil tersebut baru dikalikan dengan umur
layanan slury seal sehingga didapatkan hasil yang ditampilkan pada Table 4.2 Tabel 4.2 Beban Gandar Standar Pada Ruas Jalan Yang Dilapisi Slurry Seal
No. Nama Ruas jalan
Beban Gandar Standar sejak Umur Pelapisan
Slurry Seal esal 1
Jalan Martadinata 19 Bln
657.430 2
Jalan Sudirman 36 Bln
574.965 3
Jalan Ahmad Yani 30 Bln
556.586 4
Jalan Sutoyo 30 Bln
503.846 5
Jalan S.Parman 40 Bln
474.436 6
Jalan Tidar 25 Bln
458.235 7
Jalan Perintis Kemerdekaan 44 Bln
345.272 8
Jalan Sugiyono 19 Bln
339.159 9
Jalan Suprapto 36 Bln
295.159 10
Jalan Katamso 36 Bln
193.365 11
Jalan Juanda 6 Bln
182.662 12
Jalan Tendean 12 Bln
67.220 13
Jalan Kauman 12 Bln
66.459 14
Jalan Gatot Subroto 6 Bln
45.196
commit to user
44
4.1.3 Uji Normalitas Data