Panen Gambaran Umum Tentang Budidaya Pepaya di Desa Kemiri 1. Pengolahan lahan

pepaya lainnya. Jika memerlukan pestisida biasanya petani pepaya membeli di toko saprodi maupun dari hasil buatan sendiri, dengan menggunakan buah gadung yang difermentasikan selama ± 3 bulan, kemudian disemprotkan ke bagian tanaman yang terserang.

4. Panen

Panen pepaya Thailand biasanya dilakukan pada tanaman berumur ± 12 bulan sejak bibit tanaman pepaya mulai ditanam di lahan tegalan. Biasanya pepaya yang akan dipanen telah menunjukkan tanda-tanda seperti ada garis kemerah- merahan sleret di ujung buah sebanyak lima seperti berbentuk bintang. Petani pepaya dalam melakukan pemanenan biasanya menggunakan tangan yaitu dengan cara memetik buah pepaya yang batangnya masih bisa dijangkau, untuk awal panen biasanya pohon pepaya tidak begitu tinggi sehingga hanya dipetik menggunakan tangan saja. Namun jika batang pepaya sudah terlalu tinggi dan tidak bisa di jangkau petani pepaya, maka cara memetiknya menggunakan alat bantu yang disebut sodo. Alat bantu sodo terbuat dari bambu yang salah satu ujungnya dibelah dan dilapisi kain dengan tujuan agar buah pepaya tidak lecet waktu dipetik, karena jika buah pepaya lecet maka akan mudah mengalami pembusukan dan tidak bisa dijual, sehingga digunakan untuk campuran makanan ternak sapi. Pemanenan pepaya biasanya dipanen sendiri oleh petani pepaya maupun oleh tengkulak yang datang langsung ke tegalan, dimana petani pepaya sebagian besar sudah mempunyai langganan tengkulak. Sebagian besar petani pepaya menjual satu buah pepaya Thailand ± Rp. 1.500,00. Pemasaran pepaya biasanya ditujukan di daerah lokal maupun luar daerah seperti; Jakarta, Semarang, Purwodadi, Surakarta, dan Yogjakarta.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor Intern Petani

Faktor intern petani dalam penelitian ini meliputi pendidikan formal, pendidikan non formal, tingkat pendapatan, luas kepemilikan lahan, dan pengalaman berusahatani.

1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan formal tertinggi di bangku sekolah yang telah diselesaikan oleh petani. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi cara berfikir seseorang yaitu cara memandang permasalahan, cara menyelesaikan permasalahan dan cara berinteraksi dengan orang lain serta dapat mempengaruhi petani dalam mempertimbangkan keputusan dalam penerapan budidaya pepaya. Tabel 6. Distribusi Petani Menurut Pendidikan Formal No. Variabel Kriteria Kategori Jumlah Responden 1. Pendidikan formal Diploma ke atas SLTP-SMU Tidak sekolah-SD Tinggi Sedang Rendah 8 17 15 20 42,5 37,5 Sumber : Analisis data primer tahun 2008 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan formal petani terdapat pada kategori sedang yaitu lulusan SLTP-SMU sebanyak 17 responden 42,5. Hal tersebut dikarenakan responden tidak memiliki biaya yang cukup untuk meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan sedang pada umumnya adalah mereka yang sudah memperhatikan pentingnya pendidikan untuk kelangsungan hidup yang lebih baik. Hal ini terbukti bahwa terdapat 2 SLTP di Desa Kemiri yang dapat digunakan sebagai fasilitas pendidikan ditingkat pertama. Pendidikan formal yang telah ditempuh petani akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan berfikir seorang petani.