pepaya lainnya. Jika memerlukan pestisida biasanya petani pepaya membeli di toko saprodi maupun dari hasil buatan sendiri, dengan menggunakan buah gadung yang
difermentasikan selama ± 3 bulan, kemudian disemprotkan ke bagian tanaman yang terserang.
4. Panen
Panen pepaya Thailand biasanya dilakukan pada tanaman berumur ± 12 bulan sejak bibit tanaman pepaya mulai ditanam di lahan tegalan. Biasanya pepaya
yang akan dipanen telah menunjukkan tanda-tanda seperti ada garis kemerah- merahan sleret di ujung buah sebanyak lima seperti berbentuk bintang. Petani
pepaya dalam melakukan pemanenan biasanya menggunakan tangan yaitu dengan cara memetik buah pepaya yang batangnya masih bisa dijangkau, untuk awal panen
biasanya pohon pepaya tidak begitu tinggi sehingga hanya dipetik menggunakan tangan saja. Namun jika batang pepaya sudah terlalu tinggi dan tidak bisa di
jangkau petani pepaya, maka cara memetiknya menggunakan alat bantu yang disebut sodo.
Alat bantu sodo terbuat dari bambu yang salah satu ujungnya dibelah dan dilapisi kain dengan tujuan agar buah pepaya tidak lecet waktu dipetik, karena jika
buah pepaya lecet maka akan mudah mengalami pembusukan dan tidak bisa dijual, sehingga digunakan untuk campuran makanan ternak sapi. Pemanenan pepaya
biasanya dipanen sendiri oleh petani pepaya maupun oleh tengkulak yang datang langsung ke tegalan, dimana petani pepaya sebagian besar sudah mempunyai
langganan tengkulak. Sebagian besar petani pepaya menjual satu buah pepaya Thailand ± Rp. 1.500,00. Pemasaran pepaya biasanya ditujukan di daerah lokal
maupun luar daerah seperti; Jakarta, Semarang, Purwodadi, Surakarta, dan Yogjakarta.
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor Intern Petani
Faktor intern petani dalam penelitian ini meliputi pendidikan formal, pendidikan non formal, tingkat pendapatan, luas kepemilikan lahan, dan pengalaman
berusahatani.
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan jenjang pendidikan formal tertinggi di bangku sekolah yang telah diselesaikan oleh petani. Tingkat pendidikan akan
mempengaruhi cara berfikir seseorang yaitu cara memandang permasalahan, cara menyelesaikan permasalahan dan cara berinteraksi dengan orang lain serta dapat
mempengaruhi petani dalam mempertimbangkan keputusan dalam penerapan budidaya pepaya.
Tabel 6. Distribusi Petani Menurut Pendidikan Formal No. Variabel
Kriteria Kategori Jumlah
Responden
1. Pendidikan formal
Diploma ke atas SLTP-SMU
Tidak sekolah-SD Tinggi
Sedang Rendah
8 17
15 20
42,5 37,5
Sumber : Analisis data primer tahun 2008 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan formal
petani terdapat pada kategori sedang yaitu lulusan SLTP-SMU sebanyak 17 responden 42,5. Hal tersebut dikarenakan responden tidak memiliki biaya yang
cukup untuk meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan sedang pada umumnya adalah mereka yang sudah memperhatikan
pentingnya pendidikan untuk kelangsungan hidup yang lebih baik. Hal ini terbukti bahwa terdapat 2 SLTP di Desa Kemiri yang dapat digunakan sebagai fasilitas
pendidikan ditingkat pertama. Pendidikan formal yang telah ditempuh petani akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan berfikir seorang petani.