Berdasarkan tabel 18, diketahui terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman berusahatani dengan tingkat adopsi dalam penyiapan lahan pada
taraf signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,237. Hubungan yang tidak signifikan tersebut dikarenakan lamanya petani dalam memperoleh pengalaman berusahatani
pepaya tentang penyiapan lahan dari tahun ke tahun tidak berubah, dimana dalam penyiapan lahan tegal, sebagian besar petani tetap menggunakan pupuk kandang
sebagai pupuk dasar dan menggunakan pupuk buatan untuk pupuk tambahan pada tanaman pepaya.
3. Hubungan Antara Faktor-faktor Intern Petani X dengan Tingkat Adopsi dalam Penanaman Y
3
Tabel 19. Hubungan antara faktor-faktor intern petani X dengan tingkat adopsi dalam penanaman Y
3
No. Faktor Intern Petani
Tingkat Adopsi Penanaman Y
3
Keterangan Nilai rs
1. Pendidikan formal X
1
0,136 NS 2.
Pendidikan non formal X
2
0,214 NS 3. Tingkat
pendapatan X
3
0,465 SS 4. Luas
kepemilikan lahan
X
4
0,834 SS 5.
Pengalaman berusahatani X
5
0,012 NS Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008
Berdasarkan tabel 19, diketahui terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan formal dengan tingkat adopsi dalam penanaman pada taraf
signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,136. Hubungan yang tidak signifikan tersebut dikarenakan sebagian responden tingkat pendidikan formal adalah lulusan SLTP-
SMU, walaupun rata-rata responden telah mengeyam pendidikan sembilan tahun, dan mempunyai pengetahuan dan wawasan dari ilmu yang diperoleh dari bangku
sekolah, namun tidak semua responden mampu dan mau menerapkan inovasi dalam melakukan penanaman, seperti halnya dalam penggunaan jarak tanam pada
tanaman pepaya, ada yang menggunakan jarak tanam sesuai rekomendasi yaitu 3x3 meter namun ada juga yang tidak menggunakan jarak tanam tersebut yaitu 2x2,5
meter. Sebab setiap petani mempunyai pertimbangan dalam menerapkan hal baru untuk diterapkan ke lahan tegal mereka masing-masing.
Berdasarkan tabel 19, diketahui terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan non formal dengan tingkat adopsi dalam penanaman pada taraf
signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,214. Hubungan yang tidak signifikan tersebut dikarenakan sebagian besar tingkat pendidikan non formal tergolong rendah,
namun dalam tingkat adopsi dalam penanaman tergolong tinggi sesuai dengan rekomendasi baik waktu penanaman dan jarak tanam yang digunakan. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan penanaman yang sesuai rekomendasi dan tepat yang dilakukan oleh petani tidak hanya diperoleh dari mengikuti kegiatan
penyuluhan, namun karena pengalaman yang diperoleh selama berusahatani pepaya.
Berdasarkan tabel 19, diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan tingkat adopsi dalam penanaman pada taraf signifikansi
95, dengan nilai Rs 0,465. Hal ini dikarenakan tingkat pendapatan yang diperoleh petani dalam melakukan budidaya pepaya akan berpengaruh dengan
tingkat penerapan dalam penanaman. Petani yang berpendapatan rendah adalah petani yang lambat dalam difusi inovasi Soekartawi, 1988. Dalam hal ini petani
dalam melakukan penerapan penanaman tergantung pada tinggi rendahnya pendapatan yang diperoleh dalam budidaya pepaya.
Berdasarkan tabel 19, diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara luas kepemilikan lahan dengan tingkat penerapan dalam penanaman pada taraf
signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,834. Hal ini dikarenakan sebagian besar luas kepemilikan lahan tergolong sedang, sedangkan tingkat adopsi dalam
penanaman tergolong tinggi. Meskipun petani telah menerapkan penanaman dengan tepat dan sesuai dengan rekomendasi, namun harus memperhatikan luas
lahan yang dimiliki untuk budidaya pepaya, agar mendapatkan hasil panen yang baik.
Berdasarkan tabel 19, diketahui terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman berusahatani dengan tingkat penerapan dalam penanaman pada
taraf signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,012. Hubungan yang tidak signifikan
tersebut dikarenakan dalam penerapan penanaman, petani lebih berorientasi pada hasil panen yang diperoleh daripada lamanya pengalaman yang telah dijalani,
sebab bagi petani jika dalam melakukan penerapan penanaman baik dan sesuai dengan anjuran, selain itu juga diimbangi dengan perawatan yang baik dan intensif
maka akan berdampak pada hasil panen yang baik. Jika hasil panen pepaya memuaskan maka petani akan lebih cenderung melakukan cara penanaman yang
sama dari tahun ke tahun dengan tujuan agar hasil panen tetap optimal.
4. Hubungan Antara Faktor-faktor Intern Petani X dengan Tingkat Adopsi Pemeliharaan Y