tersebut dikarenakan dalam penerapan penanaman, petani lebih berorientasi pada hasil panen yang diperoleh daripada lamanya pengalaman yang telah dijalani,
sebab bagi petani jika dalam melakukan penerapan penanaman baik dan sesuai dengan anjuran, selain itu juga diimbangi dengan perawatan yang baik dan intensif
maka akan berdampak pada hasil panen yang baik. Jika hasil panen pepaya memuaskan maka petani akan lebih cenderung melakukan cara penanaman yang
sama dari tahun ke tahun dengan tujuan agar hasil panen tetap optimal.
4. Hubungan Antara Faktor-faktor Intern Petani X dengan Tingkat Adopsi Pemeliharaan Y
4
Tabel 20. Hubungan antara faktor-faktor intern petani X dengan tingkat adopsi dalam pemeliharaan Y
4
No. Faktor Intern Petani
Tingkat Adopsi Pemeliharaan Y
4
Keterangan Nilai rs
1. Pendidikan formal X
1
0,056 NS 2.
Pendidikan non formal X
2
0,393 S 3. Tingkat
pendapatan X
3
0,425 SS 4. Luas
kepemilikan lahan
X
4
0,413 SS 5.
Pengalaman berusahatani X
5
0,045 NS Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008
Berdasarkan tabel 20, diketahui terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan formal dengan tingkat adopsi dalam pemeliharaan pada taraf
signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,056. Hubungan yang tidak signifikan tersebut dikarenakan tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki petani pepaya tidak
mempengaruhi petani dalam melakukan penerapan pemeliharaan tanaman pepaya, sebab tidak semua responden mampu menerapkan inovasi dalam melakukan
pemeliharaan, seperti halnya dalam penggunaan dosis pemupukan dan frekuensi pemupukan. Namun dalam penerapan pemeliharaan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi petani, dimana jika petani mempunyai pendapatan yang tinggi maka dalam pemeliharaan tanaman pepaya akan lebih diperhatikan untuk diterapkan ke
lahan tegal mereka masing-masing.
Berdasarkan tabel 20, diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal dengan tingkat adopsi dalam pemeliharaan pada taraf
signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,393. Hal ini dikarenakan sebagian besar petani dalam penerapan pemeliharaan tergolong tinggi, dimana petani telah dapat
melakukan dan menerapkan pemeliharaan pepaya sesuai dengan rekomendasi. Penyuluhan yang tidak rutin dilakukan oleh penyuluh tidak mempengaruhi petani
dalam melakukan pemeliharaan pepaya dengan baik, sebab petani menyadari bahwa dalam melakukan pemeliharaan pepaya tergolong mudah, tanaman pepaya
jarang terkena hama dan penyakit yang dapat berakibat fatal, namun harus dilakukan dengan pemeliharaan yang intensif yaitu dengan memperhatikan asupan
unsur hara sebagai nutrisi tanaman pepaya agar hasil panennya tinggi dan baik. Berdasarkan tabel 20, diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pendapatan dengan tingkat adopsi dalam pemeliharaan pada taraf signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,425. Hal ini berarti ada perbedaan dalam
tingkat pendapatan petani dengan tingkat penerapan pemeliharaan tanaman pepaya. Sebagian besar tingkat pendapatan yang diperoleh petani dari berusahatani pepaya
tergolong sedang yaitu antara Rp. 8.000.000,00-Rp 20.000.000,00 selama satu tahun, dimana dengan pendapatan tersebut petani lebih dapat menerapkan pada
pemeliharaan tanaman pepaya, sebab dalam pemeliharaan tanaman pepaya memerlukan biaya yang besar, seperti untuk biaya penggunaan pupuk kandang
maupun pupuk buatan, agar hasil pepaya baik maka pemeliharaannya juga harus baik pula.
Berdasarkan tabel 20, diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara luas kepemilikan lahan dengan tingkat adopsi dalam pemeliharaan pada taraf
signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,413. Hal ini dikarenakan luas kepemilikan lahan petani pepaya akan mempengaruhi petani pepaya untuk melakukan
penerapan pemeliharaan tanaman pepaya yang lebih baik. Semakin luas kepemilikan lahan yang dimiliki petani pepaya maka dalam melakukan penerapan
pemeliharaan tanaman pepaya akan lebih intensif dan hati-hati agar terhindar dari kegagalan untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi.
Berdasarkan tabel 20, diketahui terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman berusahatani dengan tingkat adopsi dalam pemeliharaan pada
taraf signifikansi 95, dengan nilai Rs 0,045. Hubungan yang tidak signifikan tersebut dikarenakan pengalaman yang diperoleh petani selama melakukan
budidaya pepaya tidak berpengaruh terhadap penerapan pemeliharaan tanaman pepaya. Sebagian besar responden pengalaman berusahatani pepaya yaitu antara
10-20 tahun, namun lamanya pengalaman tersebut tidak mempengaruhi petani dalam melakukan pemeliharaan pepaya, sebab petani pepaya dalam melakukan
pemeliharaan lebih dipengaruhi oleh keadaan tanaman pepaya di lahan tegal, dimana kenyataan yang dilihat di lahan tegal akan membuat petani pepaya untuk
mempertimbangkan menerapkan pemeliharaan tanaman yang baik.
5. Hubungan Antara Faktor-faktor Intern Petani X dengan Tingkat Adopsi dalam Panen Y